Share this post on:

Sebuah Kisah Akhir dari Akhir

CH 60.png

Penerjemah : DarkSoul

Setelah obrolan Subaru dengan Frederica berakhir, Subaru naik ke lantai tiga Mansion dan sekarang sedang berdiri di lorong di luar ruang belajar Roswaal. Rasa berat di kepalanya mungkin karena kelelahannya, atau berat dari masalah yang ada di kepalanya, menunggu untuk diselesaikan.

“Sekali lagi, aku harus memutarnya…..”, keluh Subaru

Menggaruk lehernya, Subaru mengerutkan dahi pada tangan menyedihkannya.

Meskipun Subaru mempunyai informasi lebih ketimbang hidupnya yang sebelumnya, semua masalahnya tidak serta merta berhubungan begitu saja.

Masih banyak bagian-bagian yang hilang, yang Subaru bisa lakukan hanya meraba-raba bagian ini dan itu tanpa melihat satu pun bagian yang berhubungan, hanya menyisakan ketidaknyamanan dari masa depan yang tidak jelas, di dalam dadanya.

“Subaru-sama. Apa yang kau lakukan?”, tanya Frederica

Melihat Subaru berdiri diam di lorong, Frederica, yang sedang berdiri diam di luar, memanggilnya. Setelah menyelesaikan obrolan mereka di ruang tamu, Frederica ikut serta menemaninya. Mendengar pertanyaannya, Subaru bergumam “Aah, ya”, mengangguk tidak jelas sebagai jawabannya.

“Frederica, setelah kau kembali ke Mansion, kau belum bertemu dengan Beatrice ya?”

“Tidak, aku belum bertemu dengannya. Dari awal pun dia jarang muncul, tapi aku sekali pun belum bertemu dengannya, sejak aku kembali, aku malu untuk mengatakannya”

“Sepertinya persembunyiannya dua kali lipat lebih kuat. Wajar saja Frederica tidak bisa menemukannya”, pikir Subaru

Faktanya jika Frederica benar-benar serius dalam mencari Beatrice, dia pasti sudah membuka pintu mana pun yang mungkin terhubung dengan Perpustakaan Terlarang. Akan mudah jika pintu itu hanya ada di Mansion, tapi ada juga pintu di desa Arlam dan Sanctuary juga,

“Jaraknya terlalu lebar, dan tidak ada acara untuk memperkecilnya. Kalau aku orang yang pesimis, aku sudah bilang mustahil untuk menemukannya”

“Lalu, apa yang ingin kau lakukan? Kau punya sesuatu yang harus dikatakan pada Beatrice-sama bukan, Subaru-sama?”
“Kalau dia benar-benar ingin tetap tersembunyi, tidak mungkin orang lain bisa menemukannya. Itu fakta”

Mendengarkan Subaru mengulangi perkataan yang baru dia katakan, Frederica mengerutkan alis matanya. Merasakan tatapan penyesalannya, Subaru menghibur Frederica dan mengacungkan jari,

“Tapi ini bagian yang sulitnya…..tak ada orang yang dapat menemukannya jika dia serius ingin tersembunyi, tapi jika dia tidak serius ingin tersembunyi, ceritanya berbeda”

“Jika beliau tidak serius?”, tanya Frederica

“Dia bukanlah seorang gadis yang bersembunyi agar tidak ada orang yang menemukannya. Semua orang yang memainkan petak umpet diam-diam berharap agar pada akhirnya mereka akan ditemukan. Jadi, jauh di lubuk hatinya yang terdalam, selalu ada Iblis kecil yang mengatakan ‘Kuharap mereka menemukanku’”, jawab Subaru

Setelah mengatakan hal itu, Subaru melangkah ke kiri dan tiba-tiba berbalik. Berdiri 90 derajat siku-siku di lorong lantai tiga, Subaru berhenti tepat di depan ruang belajar Rooswal – ruang arsip.  Sebuah ruangan penyimpanan kecil dimana seluruh kertas-kertas dokumen disimpan dengan rapi, hasil dari upaya kegilaan organisasi Otto.

Tangan Subaru mengulurkan tangannya ke pintu, Subaru merasakan sensai berbeda dari JAWABAN YANG BENAR melalui gagang pintu.

“Luar biasanya, setiap kali aku membuka pintu…….atau maksudku, setiap kali aku ingin membuka pintu, aku tiba-tiba merasa bahwa, inilah ruangannya. Aku masih benar-benar tidak tahu bagaimana cara kerjanya”

“Subaru-sama……..”

“Dannnnnnnn, kita buka!”

Frederica tergagap ketika Subaru membuka pintunya dengan efek suara ‘Brak’. Dibelakangnya, ada sesuatu yang janggal dari ruangan yang seharusnya dijadikan ruang arsip – tidak salah lagi itu merupakan bau buku yang tersimpan selama berabad-abad, mengalir keluar dari ruangan itu.

Tidak seperti bau dokumen yang baru saja dirapikan, baunya hampir seperti aroma tinta yang tertimbun jauh di dalam halaman berjilid-jilid penuh rapat.

“Kurasa aku tidak akan sampai tengah malam, tapi, kalau sudah sangat gelap, jangan lupa bawa Petra ke desa”

Selagi tangan Subaru memegang gagang pintu, Subaru mengingatkan kembali Frederica, yang masih tertegun.

Frederica berkali-kali mengedipkan matanya, sebelum dia membungkuk sembari memegang rok pakaiannya.

“Kalau begitu aku menunggu kembalinya dirimu. Tolong jaga dirimu”

“Ooooh. Aku hampir merasa seolah-olah aku ini orang penting setelah mendegar itu”

Setelah mendengar salam perpisahan si pelayan, Subaru melangkahkan kakinya ke pintu dan masuk ke ruangan tersebut. Saat dia di dalam, pintunya tertutup sendiri di belakangnya, dan, dengan suara angin sepoi-sepoi, ruangannya melendur dan melebar. Jaraknya merenggang, dan Perpustakaan Terlarang sekali lagi muncul di hadapannya.
Kemudian,

“Kau akhirnya datang juga, kayaknya”, ucap Beatrice

Subaru mendengar suara remeh dan tidak ramah. Menahan cengiran yang ingin dia ekspresikan di wajahnya, Subaru melambai ‘Halo’

“Yo, Beako! Lama tidak berjumpa, kau masih kecil seperti biasanya”, ejek Subaru

“Gurauanmu adalah yang paling menyebalkan seumur hidupku tahu. Serius nih…..seharusnya aku menyerah saja”

Beatrice sedang duduk di tengah-tengah tangga kayu, memegang buku berjilid hitam di dadanya. Melihatnya di disana, Subaru membayangkan bahwa dia mungkin hanya pernah duduk disana. Perpustakaan Terlarang punya banyak meja dan kursi yang layak. Entah kenapa, hal itu mengganggu hatinya.

“Kau membuat wajah tanpa makna lagi. Itu tidak enak dipandang, kayaknya. Kau bebas merasa tersakiti dan putus asa semaumu, tapi tidak enak ketika kau melakukannya di depan Betty, jadi tolong hentikanlah”

“Angkuh seperti biasanya. Maaf, tapi tidak ada alasan aku harus mengikuti permintaanmu. Aku masih harus memastikan apakah kita mempunyai hubungan seperti itu atau tidak”

Subaru mencoba untuk mencari petunjuk tentang apa yang sudah Subaru pelajari darinya di kehidupan yang sebelumnya. Wajah Beatrice menggelap karena kata-kata Subaru, dan bergumam “Jadi begitu ya, sudah kuduga sih……” diam-diam,

“Baiklah. Sepertinya kita berdua punya kartu as, kayaknya, kata Beatrice

“Masih sangat dipertanyakan apakah kartuku ada efeknya atau tidak. Tapi biarkan imajinasi kita yang memikirkannya”

“Lakukan semaumu….karena dua-duanya sama saja….”

Tiba-tiba, Beatrice melepas ekspresi kakunya.

Keras kepalanya, wajah yang menyembunyikan kepribadiannya menghilang, mengungkapkan ketenangannya, senyum lembut dan kilauan-kilauan impian di matanya , Subaru terdiam sedangkan tenggorokannya membeku.

Lalu,

“Masa yang lama ini, lama, lama, kontrak lama yang akan berakhir. -Pada akhir dari akhir dari akhir, kali ini, Betty akan dilepaskan dari kebekuan ini, kayaknya.”

Suaranya hampir sama kesepiannya saat dia bicara.

※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※

“Pada akhir dari akhir dari akhir…..ya. Sungguh ungkapan yang puitis”, terang Subaru

Menyaksikan bagaimana Beatrice yang tampaknya siap dengan apa yang akan terjadi, Subaru mengangkat bahu dan mengindahkan kepura-puraan itu. Menatapnya sekilas, tatapan Subaru tertuju pada buku berjilid hitam di tangannya – jika apa yang Roswaal katakan itu benar, ini pastinya merupakan salah satu dari dua “Kitab Sempurna” yang pernah ada.

Sebuah buku yang meramalkan masa depan. Meskipun ada unsur kenabi-nabian di dalamnya, Subaru merasa bahwa buku itu lebih mirip dengan “Sebuah buku yang memaparkan masa depan”.

Yakin akan makna Kitab itu, Petelgeuse dari Pemuja Penyihir telah mengikuti catatan tidak lengkapnya sampai-sampai menjadi fanatik. Dan karena versi yang tidak lengkap gagal untuk mencatat hasil akhirnya, orang gila itu dikalahkan oleh Subaru.

“Ekspresi ‘tahu akan segala halmu’ itu….apakah juga berkat buku itu?”

“Akulah yang seharusnya menanyaimu. Berapa banyak kau mengetahui buku ini sih, kayaknya”, tanya Beatrice

“Roswaal mengocehkan banyak hal tahu. Kupikir aku tahu dasarnya, kurang lebih……..buku itu mirip dengan buku yang dimiliki Pemuja Penyihir, tapi lebih bagus. Dua buku yang tersisa dibagikan untuk dirimu dan Roswaal”, jawab Subaru

“Dasar Roswaal mulut ember. Aku bisa membayangkan dirinya dengan senang mengejekmu saat kau berdalih ini-itu padanya, kayaknya”

Mendengarkan cibiran Beatrice pada perkataan barusan, alis Subaru mengerut.

Meskipun Beatrice seringkali mencela Roswaal dalam kehidupan sehari-hari mereka, Subaru hanya menganggap hal itu sebagai hubungan persahabatannya. Tapi perkataannya yang barusan tidak mengandung kasih saying sedikit pun.

Malahan, rasa jijik yang murni diucapkan Beatrice bukanlah candaan, tapi sungguh-sungguh dikatakannya.

“Aku masih tidak tahu hubungan macam apa yang kau punya dengan Roswaal. Tapi kalian berdua dibagikan dua Salinan Kitab satu-satunya di dunia, dan kau membuat kontrak dengan keturunan Roswaal sehingga memaksamu tinggal di dalam Mansionnya”, Subaru menjelaskan

“Apa pun yang ingin kau katakan, katakan saja”

“Kalau begitu langsung keintinya saja. Keadaanmu yang sekarang itu sangat suram”, ucap Subaru

Beatrice menyipitkan matanya. Aura mengancam yang tidak cocok dengan penampilan imutnya, terpancar dari tubuhnya, membuat Subaru seakan-akan disapu oleh angin ganas.

Saat mereka langsung membicarakan inti topiknya, aura di sekeliling Beatrice berubah dengan cepat.

“Maksudku, sedikit mengetahui dimana posisi Roswaal. Menjadi keturunan keluarga yang membuat kontrak dengan Penyihir Keserakahan, bersamaan dengan kontraknya, dia diberikan tanggung jawab. Mengurus Sanctuary hanya bagian alami dari kontrak itu, walaupun aku menebak alasannya mendukung Emilia pada seleksi Keluarga Kerajaan itu sedikit tidak jelas”, imbuh Subaru

“……..”, Beatrice

“Di sisi lain, aku tidak tahu apa hubunganmu dengan semua ini, Roswaal punya kontrak dengan Penyihir Keserakahan. Dengan kata lain, dia merupakan Apostle Keserakahan

TL N : ada yang bisa beritahu gua apa maksud dari Apostle ini?

Kenyataan bahwa Roswaal tidak mau memanggi Echidona “Penyihir Keserakahan” dan dengan keras kepala bersikeras memanggilnya “Echidona” hanya sebuah perjanjian dari kebaktiannya yang luar biasa pada Penyihir Keserakahan.

Posisinya jelas, dan tidak salah lagi dia merupakan Apostle Keserakahan, sama seperti Subaru. Meskipun, Echidona menjadikan Subaru seorang Apostle tanpa menanyai kebersediaannya, Roswaal sudah diwariskan dahulu sehubungan dengan posisinya sebagai kepala keluarga.

“Aku tidak yakin apakah Kitab tersebut…….yang digunakan oleh Pemuja Penyihir mempunyai asal muasal yang sama sepertimu milikmu. Tapi aku membayangkan Kitab-kitab itu dibuat oleh pembuat yang berbeda. Dan sementara aku tidak tahu siapa sebenarnya yang menciptakan Kitab Pemuja Penyihir, aku pikir aku tahu siapa pembuat dari kedua Kitab Sempurna itu”

“………Dan siapa dia, kayaknya.”

“——-Dia Echidna kan?”

Saat nama tersebut diucapkan oleh bibir Subaru, dia dapat merasakan nafasnya terengah-engah.

Baginya, nama yang baru saja dituturkan Subaru tentunya tidak mengandung makna yang sedikit.

Di dalam Benteng mimpi Echidona, Subaru telah melihat artifak “Kemahatahuan”, yang disebut dengan “Buku Kebijaksanaan”.

Meskipun kodrat dari Buku Kebijaksanaan berbeda dari Kitab, buku-buku itu ada kemiripannya, yaitu merupakan buku panduan magis yang berisi informasi di luar pengetahuan manusia. Dan ketika semua bagiannya dihubungkan dengan Sanctuary, seolah-olah semuanya menunjukkan jawabannya.

“Kitab milikmu dan Kitab milik Roswaal dibuat oleh Echidona, benar. Roswaal pastinya sudah menurunkannya generasi demi generasi. Tapi, bagaimana kau bisa mendapatkannya?”, tanya Subaru

“………….”

“Jadi sekarang aku punya pertanyaan untukmu….mengenai Door Crossing-mu.”

Mengancungkan satu jari, Subaru mengubah arah dan membicarakan topik yang sangat berbeda.

Beatrice berkedip pada perubahan topik Subaru, sebelum membenarkan dirinya lagi, menyiapkan kalimatnya yang berikutnya.

Melihat hal ini, Subaru menjelaskan pertanyaannya.

“Jarak efektif Door Crossing-mu seberapa jauh? Atau dalam hal ini, jarak destinasi yang bisa kau pilih?”

“Aku heran, apa yang bisa kau manfaatkan dari informasi ini”

“Jika jawabannya sama seperti yang kupikirkan, maka itu akan memastikan beberapa teoriku”

Menyilangkan tangannya, Subaru menepuk nepuk dadanya di depan Beatrice yang terdiam.

Untuk sesaat, Beatrice ragu-ragu sedangkan bibirnya bergetar. Lalu, seakan-akan menyerah, dia menutup matanya,

Door Crossing Betty bisa menghubungkan ruang di dalam bangunan yang sama. Atau tempat yang terdekat, atau tempat yang aku tahu. Soal jaraknya……….tidak bisa dihubungkan dengan tempat yang terlalu jauh”, kata Beatrice

“Masih ada syarat lain bukan?”

“Kau kira Betty mau memberitahumu?”

“Nah, bagaimana kalau kutebak saja sendiri? —–meskipun tempatnya jauh, kau masih bisa menghubungkannya jika tempat itu mempunyai hubungan yang dalam dengan keberadaanmu. Benarkan?”, tebak Subaru

“——-“, Beatrice terdiam

Sesak nafas, mata Beatrice melebar.

Melihat reaksinya, Subaru yakin dengan asumsinya.

“Contoh, jika kau perlu mengaktifkan Lintasan Pintu ketika konsentrasimu gagal, apa yang akan memutuskan pintu mana yang akan kau hubungkan?”

“………Hentikan”

“Dibawah tekanan, semua orang akan mengambil kata-kata dan tindakan yang tidak asing. Ketika diaplikasikan pada sesuatu seperti Lintasan Pintu, aku tidak akan terkejut jika satu-satunya tempat yang dipikirkan adalah tempat yang mempunyai hubungan nan kuat di dalam ingatanmu”

“………….Hentikan”, pinta Beatrice

“Menggabungkan dengan fakta bahwa kau mendapatkan Kitab Echidona, dan bahwa kau bisa menghubungkan Perpustakaan ke Sanctuary dengan Lintasan Pintu. —-Artinya…..”

“Sudah kubilang berhenti!”

Gadis itu berdiri dari anak tangga yang goyang-goyang, dan menatap Subaru seolah-olah sedang memohon. Beatrice menggigit bibirnya, dan matanya mulai berair.

Tidak salah lagi Subaru tanpa izin masuk ke alam yang Beatrice tidak ingin cemari.

Dadanya dilanda oleh sensasi meyesakkan, “Tidak”, Subaru menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak akan berhenti. Aku tahu bahwa Lintasan Pintu ini menghubungkan tempat ini ke suatu tempat di Sanctuary. Soal ‘kenapa’ terhubung, sangkalan gigihmu yang barusan telah memberikanku jawabannya”, imbuh Subaru

“……………”

“Beatrice. Kau mempunyai hubungan dengan Sanctuary bukan. Apa hubunganmu dengan Echidona?”, tanya Subaru

Meskipun Subaru tahu dia telah menginjak-injak hati seorang gadis, Subaru menahan keragu-raguannya dan menghancurkan Beatrice dengan pertanyaannya.

Dengan Lintasan Pintu, Beatrice telah mengirim Subaru ke  situs uji coba keabadian di Sanctuary.

Dalam keadaannya yang menderita, itu adalah tempat yang Beatrice pilih untuk mengirim Subaru, yang mengartikan bahwa tempat itu memiliki ingatan yang kuat dalam kepala Beatrice.

Bagaimana ya, sebagai seorang roh, ingatan terdalamnya terhubung dengan fasilitas yang memproduksi replika Lewes Meyer?? Dan mengingat bahwa Echidona memberikan Beatrice Kitabnya—

“Beatrice………siapa orang yang mengkontrakmu?”

“…………hH!”

“Aku pernah menanyai Puck soal itu. Bagaimana cara kerja kontrak roh. Tak akan kujelaskan secara rinci disini, tapi nampaknya kesepakatan dari kontrak haruslah setara antara sang pengontrak dan roh tersebut. Kau bilang kau terikat dengan kontrak “Penjaga Perpustakaan Terlarang”. Jadi, kau kontrak dengan siapa?”, tanya Subaru

“…………….itu”

“Selama ini, aku hanya berasumsi bahwa kontrakmu adalah dengan Roswaal. Mengingat bagaimana kau tinggal di dunia ini, mengurus Perpustakaannya, wajar saja aku berpikir seperti itu…….tapi sekarang, aku tidak begitu yakin”, timpa Subaru

Dihadapkan dengan pertanyaan bertubi-tubi Subaru, Beatrice tidak bisa bertahan, melainkan menghembuskan desahan lemah dari bibirnya yang gemetaran.

Tubuh mungilnya tampak lebih mungil, dan, seolah mencari tempat bergantung, dia mempererat dekapannya pada Kitab di dadanya. Bak menahan sesuatu yang tidak dapat ditahan, sosoknya tampak lunglai dan rapuh.

Subaru mengetahuinya. Tapi, meskipun Subaru mengetahuinya, dia tetap memilih untuk mengatakannya.

“—-Kau adalah seorang roh yang membuat kontrak dengan Echidona, bukan?”

—Dan dimulailah akhir dari akhir

※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※

Ketika Subaru menanyakan pertanyaan itu, Beatrice pingsan layaknya boneka yang kehilangan talinya.

“Bea—–!?”, teriak Subaru

Dengkul gadis itu jatuh terlutut di lantai, dan disertai suara kertas yang berhamburan, halaman Kitab di lengan Beatrice tersebar di lantai-lantai ruang Arsip.

Buku yang sering dia bawa, yang Beatrice buka berkali-kali dengan jari-jemarinya, dikarenakan dampak jatuhnya Beatrice, kertas-kertas itu telepas dari ikatannya seolah-olah kesatuannya telah hilang, bertebaran bagaikan hamparan putih di lantai.

“Kitab…….apa?”

Menyaksikan beberapa halaman yang mendarati di kakinya, Subaru membungkuk dan tanpa ragu mengambilnya. Subaru memikirkan Kitab Petelgeus dengan bayangan halaman-halamannya yang terkumpul dibawah coretan-coretan rapat kecil, seakan telah terinfeksi oleh kegilaan dari sang pemilik.

Itulah kesan Subaru sebelum dia mengambil halaman-halaman itu——tapi saat Subaru memeriksa halaman di hadapannya, kesan itu menghilang seperti sebuah kabut. Karena

“Apa………? Halamannya kosong…….?”, keluh Subaru

Membalikkannya ke depan dan ke belakang, tidak ada yang tertulis di dalam halaman yang Subaru pegang.

Dengan panik, Subaru mengambil halaman lain yang ada di kakinya, tapi tidak ada juga yang tertulis dalam halaman itu. Subaru mulai bertanya-tanya mungkinkah setengah bagian halaman kosong buku mendarat di dekatnya, tapi,

“Jadi, bagaimana bisa……..”

Meringkuk, Subaru memeriksa setiap halaman yang bertebaran disekeliling Beatrice, dan menyadarinya.

Setiap halaman yang menutupi lantai disekitar Beatrice, tidak ada satu pun kata yang tertulis di halaman itu.

Seratus dari seratus halaman yang terbang jatuh, kenapa halaman itu mendarat dengan sisi yang kosong tanpa tulisan apa pun?

“Ini kan Kitab……….kenapa tidak ada apa-apa dalam Kitab ini?”

Ketimbang mempercayai sebuah keajaiban dimana tiba-tiba muncul sebuah kalimat dalam sisi halaman yang kosong, akan lebih masuk akal jika menyimpulkan bahwa halamannya memang kosong dari awal.

Namun, mengikuti kesimpulan yang masuk akal itu, Subaru tersendat oleh kesimpulan lain, semuanya merupakan fakta yang tidak masuk akal.

“Kitab ini seharusnya merupakan salah satu dari dua Kitab Sempurna, kenapa tidak ada masa depan yang tertulis disini? Mungkinkah hanya sang pemilik yang dapat membacanya? Mungkin tidak seperti Petelgeuse?”

Mungkin itulah perbedaan dari Kitab Sempurna dan tidak Sempurna, tapi referensi Subaru adalah Kitab tidak Sempurna. Kalimat dalam buku tersebut dapat dilihat bahkan untuk orang yang bukan merupakan pemiliknya. Sudah disimpan Subaru semenjak Kitab itu kehilangan pemiliknya, dan untunglah, tidak ada catatan baru yang bermunculan.

Konsekuensinya, kesan Subaru adalah bahwa isi Gospel dapat dilihat oleh orang lain, terlepas dari siapa pemiliknya.

“Sudah………..sangat lama”, lirih Beatrice

“—–Hah?”

“Sudah berapa tahun ya……sejak Kitab itu berhenti menunjukkan Betty masa depan…..”

Roboh di lantai dengan wajahnya yang berada di bawah, Beatrice dengan tenang berbisik.

Itu maksudnya apa?”, Subaru hampir berhasil mengendalikan desakannya untuk bertanya selagi menunggu dengan gelisah kata-katanya berikutnya.

Beatrice mmebungkuk ke depan dan menekan tangannya ke halaman yang berhamburan, dan memegang kertas itu dengan erat sampai lecek. Jari jemarinya bergetar, dan suaranya disertai dengan isakan.

OTAKKU BERGETAR

“Peran yang diberikan pada Betty adalah menjaga Perpustakaan Pengetahuan. Sampai hari dimana kita bertemu lagi, aku akan menjaga tempat ini………kayaknya”

“Perpustakaan Pengetahuan, apa perpustakaan itu, disini?”

Subaru berdiri dan melihat rak buku tak terhitung yang mengisi ruangan. Semua buku tersimpan disini, ada beberapa yang sudah Subaru baca, Subaru selalu berasumsi bahwa buku-buku ini dimiliki oleh Keluarga Mathers, tapi,

TL N : Keluarga Roswaal

“Semua buku disini….milik Echidona?”, tanya Subaru

“Dia suka………mengumpulkan pengetahuan”, tutur Beatrice

“Sampai dia menyebut dirinya sendiri seorang Penyihir, ya”

Dia sangat keterlaluan sampai menyebut dirinya “Inkarnasi dari Kehausan akan Pengetahuan”. Hasrat akan semua pengetahuan di seluruh dunia, itulah orang yang menyandang nama “Keserakahan”. Berjilid-jilid buku yang dikoleksi di dalam rak buku ini pasti ulahnya. Dan Beatrice akan menjadi Pustakawan dari tempat perlindungan Perpustakaan Echidona.

“Dari cara bicaramu………..kau sudah pernah pergi ke makam, kayaknya”

“Ya, aku pergi ke makam. Aku diperlakukan dengan buruk dan mengalami pengalaman yang sangat menyakitkan…….tapi sekarang, aku bersyukur aku pergi. Menjadikan Echidona sebagai teman terpercayamu itu ada baik dan buruknya tahu”

Meskipun dialah orang satu-satunya yang bisa Subaru beritahu kekuatan “Return by Death”, tapi ketika Subaru memberitahunya, Subaru telah mengundang amarah dari Penyihir Kecemburuan. Karena melakukan itu berarti kematian lainnya, Subaru berniat untuk menghindarinya jika dia mampu. Meski Subaru harus mengulanginya terus.

“…….Barusan, kau bilang Kitabmu tidak menunjukkanmu masa depan?”
“Itulah, kebenarannya”

“Aku tidak meragukanmu. Tidak, maksudku, aku masih diriku, tapi. Karena, kau tahukan? Kalau tidak, ketika kau…….kalau tidak ada yang tertulis di dalam kitabnya….”

—Lalu waktu-waktu ketika dia menyelamatkan Subaru, dia telah memilih membantu Subaru.

Di kehidupan terakhirnya, sebelum mereka berpisah, Subaru sudah mempelajari keberadaan dari Kitabnya, dan itu sangat mengejutkannya.

Subaru selalu percaya bahwa setiap tindakan Beatrice dan setiap yang dipikirkannya sudah tertulis di dalam Kitab dan perasaannya tidak ada harganya dalam masalah ini.

Dan begitulah, kedengkian seorang gadis yang berada di hadapannya, pokoknya, Subaru jauh lebih lega mengetahui bahwa ada sesuatu yang berharga di dalam dirinya.

Mendapati bahwa perilaku Beatrice merupakan refleksi dari hatinya sendiri—meskipun Subaru tidak memahami alasannya, namun Subaru merasa lega.

Walau tidak mengetahui alasannya, selama ini, Subaru sudah merasakannya. Beatrice sudah baik pada Subaru tanpa alasan tersembunyi apa pun dan tulus membantunya, Subaru tidak tahu apa yang dia perbuat sampai membuat Beatrice merasa seperti ini.

“Kenapa……..kenapa kau membantuku? Itu tidak tertulis di Kitab kan? Kau bisa saja meninggalkanku disana”, tanya Subaru

Aku tahu bahwa itu tidak adil dan pertanyaannya tidak ada putusnya. Menempatkan beban menjawabnya pada Beatrice, Subaru tahu dia hanya peduli pada sesuatu yang dia inginkan. Subaru tahu, dan dia tetap saja menggunakan cara yang pengecut.

Subaru hanya ingin bertanya pada Beatrice, berterus terang dan bertanya biasa.

Apa kau menganggapku sebagai temanmu?

“Betty……membantu…….mu, karena……..” -Beatrice

“Ya. Kau berkali-kali membantuku. Kau menyembuhkanku ketika aku sedang sekarat, kau menyembuhkanku dari kutukan Wolgarm, ketika aku dikuasai oleh kutukan sampai-sampai aku ingin mati saja, kau memberitahuku kebenarannya”, ucap Subaru

Dan juga ada banyak, banyak banyak kesempatan lain. Pada kehidupan pertamaku di Mansion, ketika Rem dibunuh dan tidak ada orang di Mansion yang mempercayai Subaru, hanya Beatrice dan Emilia saja yang memilih untuk menolongnya.

Dikala Subaru tersiksa oleh kesepian dan ketakutan, Beatrice sendiri menepati janjinya pada Subaru. Itu adalah kebaikan dari dunia hilang sana yang hanya tersisa di dalam hati Subaru, kebaikan yang tidak bisa dilupakan Subaru.

Dan,

“Jika kau tidak melakukan itu demi Kitabmu, maka……”

“—–Pada akhirnya, aku diberitahu…….”

Mengesampingkan semua pertanyaannya, satu-satunya hal yang Subaru ingin tahu adalah apakah Beatrice menganggap Subaru sebagai temannya. Apakah Beatrice merupakan orang yang dapat Subaru percayai sepenuh hatinya—sekarang Rem sudah tiada, dan kelemahan Emilia ada di hadapannya, bsiakah Beatrice menggantikan posisi mereka?”

Kalau dipikir lagi, semua itu adalah permintaan yang egois.

Dan,

“……Suatu hari, ‘orang itu’ akan mengunjungi perpustakaan Betty. Dan sampai saat itu aku harus melindungi Perpustakaan”, jawab Beatrice

ilus CH 61.png

“………Orang itu?”

“Jadi aku diberitahu, kayaknya. Sampai ‘orang itu’ datang, Betty harus terus menjaga Perpustakaan. Apakah kau ‘orang itu’ atau bukan, Betty tidak yakin”

Mata Subaru berkobar semangat saat dia melihat Beatrice, tapi kata-kata sedih Beatrice seketika membuat semangat mereka padam, sedangkan alis Subaru mengerut tidak nyaman.

Subaru tidak mengerti apa yang Beatrice katakan. Mustahil untuk dimengerti, namun—Subaru punya firasat bahwa dia harus menghentikan apa yang ingin dikatakan Beatrice berikutnya.

“Betty tidak tahu….apakah kau ‘orang itu’ atau bukan…..tapi”

“Tunggu, Beatrice. Kita berdua sama-sama terlalu berlebihan. Tenanglah dulu dan…..”

“Apakah kau ‘orang itu atau bukan…….itu tidak masalah, kayaknya”

Beatrice mengangkat wajahnya yang menunduk.

Dua ikal rambutnya bergoyang-goyang mengikuti gerakannya. Seakan sedang bingung, seakan ragu-ragu, seolah hatinya tercermin di dalam diri Subaru.

Sebuah pertanda buruk semakin menyesakkan dada Subaru, mustahil untuk menyingkirkannya,

“Meskipun kau bukan ‘orang itu’, aku tidak peduli lagi. Jadi……”

“Bea—-”

“Tolong bunuh Betty, dan akhiri kontak ini untuk selamanya, kayaknya. Betty ingin dibebaskan”

Air mata berkumpul di mata Beatrice, dan senyum lemah muncul di bibirnya,

“Kau, akan menjadi ‘orang itu’——-“

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Zzz

“Apostle” tuh mungkin maksudnya utusan si Echidona, yang dikasih wewenang khusus sama dia, contohnya Subaru yang gara” minum teh Dona jadi Apostle-nya Echidona, Utusan Keserakahan

Fremy Chan

Semangat min translate re zero nya ≥///≤

anonym

Apostle=rasul=utusan

Assami

Merindwinggg