Share this post on:

Kue Kering Manis dan Cerita yang Tidak Manis

Penerjemah : DarkSoul

“…….Sepertinya kau kembali lebih awal dari yang aku perhitungkan.”

Berdiri di ambang pintu yang terbuka dengan mata yang tajam nan lebar, pelayan tinggi itu menyambut kembalinya Subaru dengan suara lirih.

“Ya, kami sedang dalam masalah jadi aku harus kembali. Hanya dua … tidak, tiga hari, kan? Maaf aku tidak bisa memberikanmu kabar bahwa aku akan kembali tak lama lagi, tapi bolehkah aku masuk sekarang?” pinta Subaru

Terengah-engah di punggung Patrasche, Subaru menjawab dengan punggungnya yang kelelahan diakibatkan perjalanan setengah hari tanpa berhenti. Melihat Subaru masih bercanda terlepas dari penampilan berantakannya, sang pelayan –- Frederica menggerakkan tangannya ke atas bibirnya untuk menutupi tampilan taring pada senyumnya,

“Tentu saja. Akan menjadi penghinaan terhadap kewajibanku sebagai Pelayan Master, jikalau aku gagal menyambut tamu dengan penuh keramahan. Aku akan menuntun Naga daratnya ke kandang kuda, Subaru-sama, silakan masuk. Petra akan memenuhi kebutuhanmu” jawab Frederica

TL N : Yang dimaksud Master disini tuh Roswald

“Oh, tidak perlu repot-repot……err, maksudku, terima kasih”, ucap Subaru

Turun dari Patrasche, lututnya tertekuk saat mendarat. Meskipun Subaru tidak jatuh dengan berpegangan pada tali kekang, tampaknya Subaru lebih lelah dari apa yang dia sangka.

Itu adalah hal yang wajar – setelah bergegas pergi dari Makam tanpa istirahat, setelah terjaga sepanjang malam, tidak kurang tidur sedikit pun.

Kendati Divine Protection of Wind Evasion dan rasa khawatir Patrasche tidak menambah beban pengendaranya, perjalanan enam jam melelahkan Subaru.

Menyadari bahwa tubuhnya sudah berhasil bertahan lebih dari yang dia sadari, langsung menerima tawaran Frederica. Menyerahkan tali kekang kepada Frederica, Subaru menepuk punggung Patrasche yang khawatir,

“Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja. Kaulah yang harus aku ucapkan terima kasih karena sampai saat ini masih menemaniku. Waktunya pergi ke kandang dan mandilah dengan baik oke?”, pinta Subaru

Tidak seperti kuda, tubuh Naga darat tidak dilapisi bulu, tapi mereka sepertinya masih menikmati sisik kaku mereka dibersihkan dengan sikat. Patrasche tidak terkecuali, dan dengan semangat menyikut Subaru dengan moncongnya sebagai janji. Diserang secara langsung seperti ini, Subaru berteriak “Uwa!” Dan mundur ke belakang.

“Aduh, aduh, kamu sangat bersemangat soal ini ya. Ikut denganku, Patrasche-chan. Aku akan membuatkanmu tempat tidur jerami baru”, kata Frederica

“Akan kuserahkan dia padamu, terus, –Hey Frederica”, panggil subaru

“Ya?”, jawab Frederica

Membimbing Patrasche dengan kekangnya, Frederica menuntunnya ke kandang ketika Subaru memanggil dari belakang. Menghentikan langkahnya, Frederica melihat ke belakang.

Dengan lambaian rambut panjang dan keemasannya, sosok wajahnya yang nampak ganas itu menandakan suatu kelembutan pada rambutnya. Subaru memiringkan lehernya dan,

“―― Apa kau berniat untuk pergi ke kabin gunung hari ini?”, tanya Subaru

“ ……? Tidak, aku tidak ada niatan pergi ke kabin, apa ada masalah?”, jawab Frederica

Mendengar pertanyaan tenang Subaru, Frederica menjawab dengan nada meragukan. Memperhatikan cara Frederica menjawab, perihal ekspresinya, dan tatapannya, Subaru menggelengkan kepalanya dengan “Tidak”,

“Kalau tidak, lupakan saja. Juga, maaf untuk menanyakan ini, tapi, setelah kau selesai mengurus Patrasche, bisakah kau kembali ke dalam sesegera mungkin? Ada beberapa hal tentang Sanctuary yang perlu aku bicarakan denganmu”

“Aku mengerti. Aku akan segera kembali”

Meninggalkan Subaru dengan bungkukan sempurna, Frederica menuntun Patrasche pergi.

Mengawasinya dari tangga Mansion, Subaru meregangkan tubuhnya di tempat dan mengalihkan tatapannya—ke Mansion, dalam kemegahan tak berubahnya. Ini adalah kepulangan Subaru yang paling awal.

Yang paling belakangan adalah malam keenam, dan yang paling awal sebelumnya adalah yang keempat.

Bisa saja kemungkinan, bilah pedang yang menandai akhir akan datang.

Tapi sebelum itu–

“Sebelum akhir itu datang, akan kutemukan cara untuk menghentikannya”

Sudah terlalu banyak pengorbanan dalam lingkaran hidup mati ini.

Namun saat Subaru bersedih karena dunianya yang akan tersesat, Subaru harus berusaha mendapatkan sesuatu yang bernilai setara sebagai balasannya.

Soal jeritan Garfiel, dan demi kesedihan tak terlihat Emilia,

Natsuki Subaru telah diberikan tekad untuk melanjutkan pertarungan, dan menghempiskan rasa sakit.

“Waa! Kau kembali secepat ini!”, Petra terkejut

Kata-kata pertama yang menyambut Subaru saat memasuki Mansion adalah salam hangat nan manis Petra.

Meskipun secara harfiah arti dari kata-katanya kurang lebih sama dengan Frederica, namun jumlah kasih sayang yang terisi di dalam sapaannya ada di tingkat yang sangat berbeda dengan Frederica.

“Kau kelihatan lelah, apa kau baik-baik saja? Maksudku, apa kau merasa baik-baik saja? Aku bisa menyiapkan kamar mandinya sekarang, jika kau ingin …… ada apa?”, Petra khawatir

“Tidak tidak, aku merasa sangat-sangat sembuh ketika aku melihat Petra. Kalau dipikir-pikir, kaulah satu-satunya orang yang bisa aku beritahu apa pun yang kupikirkan tanpa perlu mengkhawatirkan semuanya”, kata Subaru

Dengan tingkah sopan dan sederhananya yang bercampur aduk, Petra dengan bersemangat melingkari Subaru.

Subaru mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk rambutnya yang berwarna cokelat kemerahan, dan Petra membuat decitan senang yang terlalu menggemaskan. Memang benar, itu adalah arti menyembuhkan yang sebenarnya.

Meski demikian, hampir secara bersamaan, peristiwa kunjungan terakhirnya ke Mansion terlintas di pikirannya, serta nasib mengerikan Petra sebagai akhirnya.

“Petra, ini sedikit mendadak, tapi …… bisakah kau mendengarkan permintaanku?”

“……? Mn. Baik. Aku akan melakukan apa pun yang diminta Subaru-sama dariku, apa pun”

“Hehehe, itu membuatku lega. Baiklah. Ini adalah sesuatu yang penting. Frederica juga akan segera kembali, jadi ayo bicara di ruang tunggu. Bisakah kau menyiapkan teh?”

“Kakak Frederica juga akan ikut?”, tanya Petra

“Ya. Mulai dari sini, akan menenatukan apa yang terjadi nantinya, dan itu juga tidak terkait dengan Petra. Jadi aku ingin kau di sana juga”, jawab Subaru

“Tidak ada hubungannya, denganku ……?”, Petra berkomentar

Menutupi bibirnya, Petra tampak seperti sedang memikirkan sesuatu dalam-dalam. Kemudian, seolah tiba-tiba menyadari sesuatu, wajahnya mendadak memerah.

“Jadi, ini soal sesuatu yang sangat penting, yang melibatkanku dan Subaru-sama?”, Petra penasaran

“Ummm, mungkin bisa juga seperti itu? Intinya sangat penting bagi Petra dan diriku. dengan kata lain, itu bukan sesuatu yang bisa kita putuskan hanya dengan kita berdua”, jawab Subaru

“Tapi, pendapat orang-orang yang terlibat sangat penting, kan?”, sanggah Petra

“Pendapat? Tentang Pendapat? Pendapat itu …… yah, juga sangat penting mungkin? Memang benar tidak akan berhasil jika semua  orang berbeda, jadi …… ya itu juga termasuk, kayaknya?”, Subaru bingung

Melihat Subaru mengangguk pada pertanyaan Petra, terbesitlah ide di kepala Petra saat dirinya sedang pusing memikirkan hal itu. Lalu, dia berlari di Mansion, caranya berlari hampir seperti menari.

“Tidak lama! Aku akan segera kembali! Jangan kabur!”, teriak Petra

“Aku tidak akan lari kemana-mana … Petra, jika kau lari terlalu cepat, nanti kau jatuh”

Melihat Petra menaiki tangga, mengarah langsung ke kamar pelayan, Subaru tiba-tiba teringat sesuatu dan memanggilnya dari belakang, “Petra!”

“Petra, terima kasih atas saputangannya. mungkin caraku menggunakannya tidak sesuai dengan yang kau inginkan, tapi, itu benar-benar membantuku”, syukur Subaru

“Benarkah? Aku membantu Subaru?”

“Ya, itu, menyelamatkan nyawaku …… yahhh, tidak menyelamatkan juga sih, tapi mirip-miriplah”

Subaru mengeluarkan saputangan bersulam putih yang diberikan Petra sebagai hadiah.

Itu adalah senjata yang dia gunakan untuk membunuh dirinya sendiri di kehidupan yang sebelumnya, di akhir pertarungannya dengan Penyihir Iri Hati, beberapa saat sebelum dia ditelan. Fungsi khusus itu tidak diragukan lagi merupakan perbuatan Echidona, tapi itu masih disebabkan dengan perasaan Petra kepadanya.

Kalau dipikir-pikir, jika kehendak Echidona tetap berlaku, saputangan itu sampai sekarang mungkin masih menjadi senjata. Mungkin bisa diaktifkan ketika kondisi yang sama telah terpenuhi, ketika kehidupan Subaru dalam bahaya, atau ketika suatu mantra magis yang disuntikkan dengan mana. Memang sih, yang terakhir agak sulit bagi Subaru.

“Tetap saja, semuanya berkat dirimu. Entah bagaimana aku harus membayar kembali hadiah ini”

“Kalau begitu, satu hari! Satu hari!”

“Um, apa kau mendengar itu dari Emilia?”, tanya Subaru

Kencan pertama dengan Emilia di desa Arlam adalah hadiah Subaru karena sudah memadamkan Wolgarms di hutan.

Saat itu, para penduduk desa dan anak-anak, telah memutuskan untuk meninggalkan Subaru dan Emilia demi diri mereka sendiri, dan tampaknya Petra masih mengingatnya.

“Aku mengerti, kalau begitu izinkan aku menemanimu. Akan menjadi suatu kehormatan bagiku untuk menjadi pasangan kencan pertama Petra”, Subaru setuju

“Janji ya!”

“Ya, aku janji”

Dengan senang menggenggam tangannya dengan senyum lebar, Petra pergi ke lorong.

Menyaksikan punggung kecil Petra menghilang ke dalam lorong, pikiran Subaru terhanyut ke masa depan. Gadis cantik dengan masa depan yang cerah. Dalam waktu lima, tidak, tiga tahun, dia akan tumbuh menjadi gadis cantik.

Pada saat itu, dia mungkin akan melupakan perasaannya. Tapi fakta bahwa gadis seperti itu memilih Subaru sebagai pasangan kencan pertamanya, mulai membuat Subaru merasa penuh dosa. Jadi,

“Kan kupastikan untuk memenuhi jani itu, Petra”

Petra tidak akan mengingat janji yang mereka buat di dunia yang hancur ini.

Tapi Subaru akan selalu mengingat janjinya.

Ketika Subaru memilih masa depan yang tepat, dia akan membuat janji itu lagi pada Petra.

Dengan pikiran Subaru yang terus-menerus memikirkan senyum Petra di kepalanya, Subaru pergi ke ruang tunggu.

※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※ ※

Duduk di sofa di ruang tamu, Subaru memasang senyum mengejek pada Petra, yang duduk di hadapan Subaru dengan ekspresi cemberut penuh warna merah.

Mengayunkan kakinya dari tepi sofa, Petra tidak menutupi ke kesalannya karena salam sambutan barusan berakhir. Melihat Subaru tersenyum pada sikap gadis itu, pelayan lebih tua yang duduk di sampingnya tidak bisa melakukan apa-apa selain berkata sepatah dua patah kalimat,

“Mengapa wajahmu begitu Petra? Tidak sopan cemberut di depan Subaru-sama”

“T-t-tapi kak Petra….”

“Tidak ada tapi-tapian. Meskipun kau saling mengenal satu sama lain, tetap tidak boleh bersikap kasar begitu. Kalau pelajaran sehari-hari begitu saja tidak kau ingat, bagaimana kau mengingatnya pada acara-acara penting? Kau anak yang pintar, tapi kau harus lebih memperhatikan hal-hal seperti ini”, omel Frederica

“Uuuu ~~”

Petra dengan sedih menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya.

Agak tidak enak untuk menyaksikan gadis itu dimarahi, Subaru mencoba menenangkan keadaan sekarang dengan ‘tidak apa-apa, tidak apa-apa…….’ tapi langsung menyerah ketika Frederica menatap tajam Subaru.

Setelah Frederica yang baru saja kembali dari kandang bergabung dengan Subaru dan Petra, serta Petra yang baru selesai menyeduh teh, mereka bertiga duduk di kursi dan memulai percakapan penting.

Dan sekarang, Petra dongkol karena kata-kata Subaru barusan. Tidak jelas apa maksudnya.

“……Kenapa aku harus meninggalkan Mansion? Aku baru saja tinggal disini selama seminggu dan……”, keluh Petra

Melihat Petra berkaca-kaca seakan-akan ingin menangis, Subaru ditimpa rasa bersalah. Namun, mengingat malapetaka yang akan menimpa Mansion nanti, Subaru mengindahkan rasa bersalahnya.

Jadi Subaru menguatkan hatinya dan menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak bermaksud menyuruh kalian meninggalkan Mansion selamanya. Kami tidak mengusir kalian, kalian hanya harus tinggal di desa selama seminggu …… Kami hanya ingin kalian tinggal di sana sampai satu minggu”, Subaru menjelaskan

“Dan kau tidak bisa menjelaskan alasannya, benar begitu?”, timpa Frederica

“……..Tidak bisa kujelaskan lengkap-lengkap. Tapi, ada bahaya yang akan terjadi di Mansion, Frederica, kau tahu tentang serangan Pemuja Penyihir yang akhir-akhir ini baru terjadi kan?”

Pemuja Penyihir. Ekspresi Frederica menggelap ketika dia mendengar kata-kata itu.

Ketika dia pergi, Pemuja Penyihir yang dipimpin oleh Petelgeuse telah menyerang Mansion dan desa Arlam. Itu baru terjadi dua minggu yang lalu.

Dibesarkan di Sanctuary, Frederica pasti sangat menyadari sesuatu yang tidak mengenakkan kalau identitas Emilia sebagai setengah elf sangat menarik perhatian, dan bagaimana hal itu menyebabkan serangan ini.

Tepat seperti tebakan Subaru, ekspresi Frederica tampak bingung saat dia mengangguk.

“Kalau itu benar, maka keputusan Subaru-sama sangat tepat. Bagaimanapun, kau masih bisa melindungi dirimu sendiri Petra”

“Tidak apa-apa kok! Subaru akan melindungiku!”

“Meskipun aku agak ingin bilang “Serahkan padaku!” Layaknya seorang pria, aku sangat sadar betapa lemah dan tidak dapat diandalkannya diriku, jadi aku tidak akan mengatakan sesuatu seperti itu”

Bahkan ketika Petra hendak menolaknya, tolakan kekanak-kanakan Petra segera ditepis oleh akuan diri tidak berguna Subaru. Petra dengan sedih duduk kembali karena tanggapan Subaru, sementara Frederica dengan lembut menepuk kepala Petra seolah-olah untuk menghiburnya,

“Petra, jangan sedih. Tidak bisakah kau melihat betapa menyesalnya Subaru-sama karena ketidakberdayaannya sendiri?”, hibur Frederica

“……..Unnn, kak Frederica”

“Semua orang merasa minder pada ketidakmampuan diri mereka sendiri. Subaru-sama itu sama, dan kau juga. Meski mengakuinya, Subaru-sama tetap mencari cara untuk mengatasinya. Jadi bagaimana dengan Petra?”

“Uu ~”

Sembari terisak-isak, Petra mendongak ke arah Subaru,

“Apa, apa benar-benar……………tidak ada yang bisa kulakukan di Mansion?

“………Mn, maaf. Tidak ada yang bisa dilakukan Petra saat ini. Dan aku tidak cukup kuat untuk menjagamu. Maaf soal itu”

Melihat Subaru menundukkan kepalanya, Petra menutup matanya dan menggosoknya dengan lengan bajunya.

Ketika Petra membuka matanya lagi, tidak ada lagi bekas air di matanya. Hanya merah samar di sudut matanya, Petra menarik gaunnya dan membungkuk dengan hormat,

“Aku mengerti, Subaru-sama. Mulai malam ini dan seterusnya, Petra akan pegi. Setelah semuanya beres, tolong panggil aku”

“Ya, tentu saja. Ketika semuanya sudah beres.……”

Ketika semua orang di Mansion dan semua orang di Sanctuary aman, serta wajah mereka dihiasi dengan senyuman.

Petra menerima permintaan Subaru, dan dengan demikian menandai akhir dari fase pertama pembicaraan mereka.

――Mengambil cangkir kosong dan membetulkan pakaiannya demgam cepat, Petra pergi dari ruang tunggu, dan hanya Subaru dan Frederica seorang yang berada di kamar.

Dengan suara pintu tertutup, dan merasakan langkah Petra semakin jauh dan jauh di lorong, Subaru mengambil sepotong kue manis dan menggigit,

“Tidak apa kan jika aku menanyakan beberapa pertanyaan, Frederica?”

“Tergantung pertanyaannya”, Subaru-sama”

Mendengar cara menjawab masalah ini seolah-olah masalah biasa, Subaru tersenyum nakal. Biar pun begitu, Frederica mempertahankan ketenangannya, menunggu pertanyaan pertama Subaru.

Menarik nafas dalam-dalam, Subaru berpikir baik-baik apa yang harus dikatakan dahulu. Tapi hanya ada 1 pertanyaan yang Subaru ingin Frederica jawab.

“Apa yang Garfiel ingin capai di Sanctuary?”

“Apa sesuatu terjadi antara dirimu dan adik laki-laki tidak bergunaku itu?”, tanya Frederica

“Semuanya sih, yang sebenarnya terjadi. Mengenai apakah pertentangan kami bisa diselesaikan atau tidak, atau apakah pertentangan kami bisa diselesaikan dengan musyawarah…itulah yang sedang aku cari tahu”, jawab Subaru

Tergantung pada jawabannya, Subaru harus menyesuaikannya dengan rencananya.

Antara menetapkan Garfiel sebagai musuh yang harus dihancurkan, atau seorang kawan yang layak dijadikan sekutu.

“Karena kau tampak tidak terkejut, adikku pasti sudah memberitahumu hubungannya denganku?”

“Lewes-san juga tidak menyangkalnya. Kau kenal Lewes-san bukan?”

“Tentu saja. Ketika aku masih tinggal di dalam Sanctuary, dialah satu-satunya orang yang membesarkan kami bagaikan keluarganya sendiri……mengingat waktu yang kami habiskan bersama, dia itu seperti seorang ibu, atau nenek bagi kami”

“Jelas sudah mengapa Garfiel selalu memanggilnya Nenek

Subaru masih mendengarkan jeritan “Neneknya” ketika dia meninggalkannya.

Mungkin itulah panggilan yang biasa digunakan Garfiel tuk memanggil Lewes-san, sebelum Garfiel menggunakan nama panggilan tidak sopan yaitu “Nenek”. Kalau itu benar-benar apa yang dia rasakan,

“Apa Garfiel benar-benar nempel pada Nenek ketika dia masih kecil?”

“Jika maksudmu hubungan dengan nenek…..jawabannya iya. Terlepas dari tampang wajahnya, adikku itu orang yang sagat halus, dan aku sangat yakin dia sangat menyayangi neneknya…sebesar usaha untuk menyembunyikan rasa sayangnya”, perjelas Frederica

Di mata kakaknya, kasih saying Garfiel pada Lewes sudah terlihat jelas.

Tapi Subaru tidak mengerti apa yang salah sampai membuat orang yang mengaku-ngaku Penjaga wilayah Sanctuary menjadi sebrutal itu.

“Perilaku cenderungnya sudah jelas, soal dapatkah aku memaafkannya atau tidak kesampingkan saja…..”, pikir Subaru
“Subaru-sama?”, Frederica bingung

“Tidak ada apa-apa. Aku baru saja mengingat sesuatu yang membuat rasa bersalahku muncul. Walau aku mencoba tidak untuk membiarkan prasangkaku mempengaruhi keputusanku sebaik mungkin……”

Apa yang dipikirkan Garfiel sampai membantai satu desa penuh begitu? Bahkan sekarang, Subaru tidak bisa menerka-nerka apa yang sedang terjadi.

Tapi, sebagai hasil sampingan dari eksperimen keabadian Sanctuary, Wewenang Kekuasaan untuk mengendalikan Lewes Meyers dan pemeliharaan fasilitas tentunya ada di tangan Garfiel.

Tapi kenapa dia menghancurkan fasilitasnya? Dan sebelum itu, bagaimana dia dari awal bisa mendapatkan Wewenang Kekuasaan itu? Masih ada terlalu banyak hal yang tidak dimengerti Subaru—

“Frederica. Aku sudah tahu bahwa kau dulu merupakan penduduk Sanctuary. Dan, merupakan orang berdarah blasteran Sanctuary, kau bisa bolak-balik keluar masuk batas”

“Bagaimana kau……”, Frederica terkejut

Dan Garfiel juga sama. Tapi kendati dia bisa pergi, dia memilih tinggal. Nah, Frederica. Apa kau……tahu kenapa Sanctuary diciptakan?”

===

Sudah empat hari sejak Subaru meninggalkan Sanctuary. Jumlah informasi yang dia kumpulkan dalam waktu sesingkat itu sudah sangat mengejutkan, tapi mata Frederica bahkan makin melebar ketika dia mendengar pertanyaan Subaru.
“Tidak, aku tidak tahu rinciannya. Aku mengerti bahwa Sanctuary diciptakan oleh mendiang Penyihir Keserakahan untuk dijadikan semacam percobaan, tapi…….”
“Kau tidak tahu? Benarkah? Kau yakin tidak ingin mengubah jawabanmu?”, potong Subaru

“Aku tidak tahu kau berprasangka apa padaku, tapi jawabanku tidak akan berubah. Sanctuary merupakan tanah percoban dan Pembatas yang dibuat oleh sang Penyihir masih tetap ada, tak akan bisa dihilangkan sampai Ujiannya selesai. Hanya itu saja yang aku tahu”, imbuh Frederica

Sebagai penutup, Frederica dengan pelahan menggelengkan kepalanya. Subaru tidak bisa memastikan apakah dia mengatakan yang sebenarnya atau tidak, tapi Frederica sepertinya tidak berbohong.

Dengan kata lain, Frederica sepertinya tidak tahu tentang kebenaran eksperimen keabadian. Itu juga mengartikan bahwa dia juga tidak tahu tentang hasil sampingan dari eksperimen itu,

“Tunggu. Lalu Frederica……kau tidak tahu apa pun tentang Wewenang mengendalikan para replika?”, interupsi Subaru

“Repli……ka? Tidak, aku tidak pernah mendengar hal semacam itu”

DarkSoul

Nada sangkalannya sama seperti yang sebelumnya.

Mendengar jawabannya, Subaru kehabisan kata-kata dan dia merebahkan tubuhnya ke sofa.

“Maafkan aku. Sepertinya jawabanku tidak sesuai dengan ekspektasimu”, sesal Frederica

“Tidak, tidak apa-apa. Bukan salahmu……Frederica, sudah berapa lama kau meninggalkan Sanctuary? Kalau kau tidak keberatan menjawabnya?”

“Sudah tujuh tahun yang lalu semenjak aku meninggalkan Sanctuary demi menjadi pelayan di Mansion ini. Ram tiba sedikit lebih lama dariku, jadi kau bisa bilang aku adalah pelayan paling tua disini”

Nama Rem tidak ada di kata-kata Frederica barusan. Pengetahuannya tentang Sanctuary tidak berubah dari perulanganku yang sebelumnya.

TL N : yang dimaksud “perulangan” ini tuh, “kehidupan Subaru yang sebelum-sebelumnya, yang sebelum direnggut oleh ‘Return by Death’

Menghembuskan nafas, Subaru memutuskan bahwa kemungkinan Frederica menyembunyikan informasi darinya hampir nihil. Meskipun cara Subaru bertanya sudah berubah, jawaban Frederica tetap sama, yang mana itu mengartikan bahwa jawaban-jawaban yang diberikan Frederica benar.

Frederica tidak tahu menahu soal percobaan keabadian, dan mungkin tidak menyadari Replika Lewes juga. Tentang Lewes-lewes yang dapat dengan mulus menyembunyikan rotasi harian mereka, atau Frederica yang cermat hari ini menjadi lebih bodoh, sebodoh dia masih muda.

“Tapi meski demikian, bagaimana dengan Garfiel? Kapal orang itu menemukan kebenaran Makam……?”

Jika Garfiel memegang Wewenang Kekuasaan atas para replika, dia pasti mengetahui sesuatu tentang fasilitas. Bahkan kalau itu tidaklah benar, kemungkinan besar dialah orang yang menghancurkan fasilitas tersebut.

Tidak salah lagi Garfiel tahu tentang percobaan yang dilakukan pada Lewes Meyer. Jika dia tahu ini sedangkan kakaknya tidak tahu, maka Garfiel pasti mengetahuinya setelah kakaknya meninggalkan Sanctuary. Atau mungkin, karena dia tahu itu dia memilih untuk tetap tinggal?
“Ah”, Subaru tersadar

Kepikiran hal itu, Subaru tiba-tiba menyadari potongan-potongan berharga yang dia cari-cari. Saat Subaru menyadarinya, Subaru merasa betapa bodoh dirinya.

DarkNovel

“Kalau orang itu memegang Wewenang atas para replika, lalu bukankah itu berarti dia sedang dalam kondisi yang sama sepertiku? Dengan kata lain, orang itu juga dianggap sebagai Apostle Keserakahan bukan……..”

Begitu rupanya, tidak ada bukti yang lebih meyakinkan lagi bahwa Garfiel telah bertemu dengan Penyihir Keserakahan, Echidona.

Subaru memeluk kepalanya, menyesali fakta bahwa dia tidak menyadarinya lebih awal. Jika Garfiel telah bertemu dengan Echidona, itu menjelaskan kenapa dialah orang yang memegang Wewenang Kekuasaan. Soal anggapannya tentang Ujian atau simpatinya pada kekeliruan Emilia, itu menjelaskan semuanya.

“Frederica. —-Garfiel menantang Ujian itu sebelumnya bukan?”, kata Subaru

“Bagaimana kau-!”

“Hanya saja, semua petunjuk mengarah pada hal itu, alhasil aku dapat menduganya. Tentu saja aku menebak dia gagal……tapi apa yang sebenarnya terjadi?”

Frederica yang terkejut sama halnya dengan Subaru yang sedang mengepalkan tangannya pada inti potongan-potongan teka-teki. Menghembuskan nafas panjang akibat percakapan menegangkan Subaru, Frederica menutup matanya seolah sedang mengingat-ingat sesuatu dari dalam ingatannya.

“Aku bukanlah orang yang menginginkan Sanctuary dibebaskan. Ada waktu ketika adikku juga sangat berjuang agar Nenekku dan yang lainnya suatu hari bisa melihat dunia luar. Saat itu adikku masih muda, ketika dia menyusup ke dalam Makam untuk menantang Ujiannya. Dan aku ingat betapa iri aku pada kenekatannya”, -terang Frederica

“Frederica…..apa kau pernah kesana?”, tanya Subaru

“Aku sendiri tidak berani pergi ke sana. Walaupun aku tahu bahwa lulus dari Ujian berarti membebaskan Sanctuary, aku selalu diberi tahu bahwa aku tidak boleh pergi kesana. Itulah kenapa aku sangat iri pada adikku ketika dia lari ke dalam begitu saja”

Subaru hampir memahaminya.

Bahkan lebih nekat dari Garfiel yang sekarang, Garfiel muda dengan percaya diri masuk ke Makam hanya demi keinginan sederhana, yaitu membebaskan mereka yang Garfiel sayangi melihat sekilas Dunia luar. Tapi,

“Ketika adikku tidak keluar, aku sangat menyesal bahwa aku tidak menghentikannya, sampai aku mencari nenek…….dan meski nenek juga selama beberapa saat ragu-ragu, nenek memutuskan untuk masuk ke Makam mengejar Garfiel. Aku duduk di sana sembari berdoa, dan, setelah beberapa waktu, dia membawa adikku kembali padaku. Tapi…..”

-Jangan pernah masuk ke Makam lagi. Lupakan semua yang kau lihat hari ini dan jangan beritahu hal ini pada orang lain.

 

Itu pasti apa yang Lewes minta pada Frederica.

Mendegarkan cerita ini, Subaru mengingat kembali kontradiksi kata-kata Lewes yang sebelumnya. Ada Lewes yang mengaku bahwa dia pernah masuk ke dalam Makam, dan lewes yang mengaku dia tidak pernah masuk ke Makam. Itulah ketika Garfiel mempelajari keberadaan dari banyak Lewes, ditambah lagi dengan kendala bahwa Lewes-Lewes itu tidak bisa berbohong, kontradiksi ini selesai.

Dan, setelah percakapan inilah Subaru menyadarinya.

“Garfiel menantang Ujian. Dan dari sanalah, dia pasti bertemu dengan Penyihir Keserakahan. Semuanya perlahan-lahan mulai masuk akal….”

Kenapa Garfiel merasakan sesuatu yang sama dengan Subaru terhadap Ujiannya, dan kenapa Wewenang Kekuasaan ada di tangannya.
Pertanyaannya adalah apa yang Garfiel lihat di masa “lalu” nya, kenapa Garfiel ingin menghentikan Subaru membebaskan Sactuary, dan kenapa Echidona tak pernah memberitahu Subaru tentang Garfiel. Jawaban dari semua hal itu ada di dalam Makam.

“Aku perlu bertemu dengan Echidona setidaknya satu kali lagi…”, ujar Subaru

Dan membongkar semua rahasia mengenai Penyihir yang coba disembunyikan oleh Garfiel.

Subaru diam-diam menetapkan kehendaknya selagi Frederica memperhatikan Subaru.

Merasakan tatapannya, Subaru memutar lehernya dan berkata “Maap”

“Atas semua hal barusan. Dan karena menanyaimu pertanyaan yang tidak ingin kau jawab”, ucap Subaru

“Tidak apa-apa. Aku tahu itu penting. Aku juga mendapatkan perintah itu juga dari Master. Jika memberitahumu hal ini…….bisa membantu Emilia-sama membebaskan Sanctuary, maka aku sama sekali tidak keberatan”

“Sanctuary pasti akan dibebaskan. Ada alasan aku memastikan bahwa itu harus terjadi, dan akan kulakukan apa pun untuk mewujudkannya. Tapi mengenai berapa banyak ronde yang Garfiel alami untuk lulus dari sana, akan kutulis itu di urutan paling bawah”

“…………”, Frederica tanpa ekspresi

“Aku tidak tahu apa yang Garfiel pikirkan. Hal terburuknya, dia akan tidak setuju padaku, dalam setiap langkahku, tapi aku tak akan membuat kompromi apa pun. Aku akan minta maaf sebanyak mungkin, demi kebaikan bersama”, kata Subaru
Demi mencegah bencana yang menghampiri Mansion dan Sanctuary, Subaru harus menyingkirkan semua yang menghalangi jalannya.

Mendengarkan jawaban Subaru, Frederica sekali lagi menutup matanya rapat-rapat,

“Tolong jaga adik tidak bergunaku”, pinta Frederica

——Frederica menundukkan kepalanya sekaligus menanggapi.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
5 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Rakira

Terimakasih sudah mentranslate ke bahasa Indonesia…
Pasti banyak kendalanya dan menghabiskan tenaga hehe…
Agak lebih susah mencari part tertentu d LN maka dari itu klo d preview setiap bab bisa d berikan rangkuman/sinopsis…
Hehe… Semangat terus admin(s)

penyemangat

smangat minnnnn~~~~

Blee

Thank you!