Share this post on:

Related image

Penerjemah: DarkSouls

Dalam perjalanan pulang.

Wushhhhh-

Wajah pengemudi mobil van itu diselimuti kekecewaan.

Hadeh……

Apakah itu karena kemampuan extraction target-nya lebih besar dari kekuatannya? Sayangnya, Jinwoo gagal melakukan Shadow Extraction pada Ice elf boss itu.

Sungguh sangat disayangkan, tapi aku bisa apa…

Tentu saja, kesempatan untuk mendapatkan high-level boss lain akan datang nanti. Hal pentingnya adalah tatkala kesempatan itu datang, dia harus menjadi kuat agar tidak gagal lagi.

Menaikkan Level.

Dia mahir menaikkan Level.

Tapi, Raid tidak bisa dianggap main-main. Dia menarik tangan kirinya dari roda kemudi, sebuah belati berukiran elok muncul.

Baruka Tanto1
Rarity: A

Type: Dagger

Attack Power +110

Agility +10

Merupakan tanto yang digunakan great warrior, Baruka. Magical enchantment membuat belati dan sang pengguna lebih tangkas.

Jinwoo tidak keluar dari Dungeon dengan tangan kosong. Karena salah satu dari belati ganda boss dihancurkan Knight Killer, dia memungut yang tidak rusak.

Baruka Tanto.

Baruka Tanto mempunyai attack power yang lebih tinggi dari semua belati yang dia temukan sejauh ini, terlebih lagi mempunyai efek yang mampu meningkatkan agility. Sangat jelas lebih hebat dari C-rank Casaka’s Poisoned Fang, bahkan B-rank Knight Killer yang dibeli dengan uang, keduanya tidak dapat dibandingkan. Sebuah A-rank dagger! Merupakan senjata sempurna untuk menggantikan Casaka’s Poisoned Fang, yang perlahan-lahan kehilangan keefektifannya dalam pertempuran.

Gagangnya juga lumayan.

Selagi dia menjalani event Red Gate, mobil van sampai di depan rumah Han Songyi.

Titttttt.

Seorang siswi, turun dari mobil, membungkuk pada Jinwoo.

“Nah, baik-baik ya.”

“Oke.”

Melihat gadis itu berjalan kembali kerumahnya dengan bahu lemas, Jinwoo merasa misinya telah selesai.

Semuanya jadi sedikit ribet, tapi tujuan utama adalah meyakinkan Han Songyi.

Nampaknya gadis itu tidak akan menjadi Hunter lagi. Yah, semua orang yang Dungeon pertamanya adalah Red Gate pasti langsung pensiun. Jinwoo baru saja ingin pergi dengan puas, namun pintu mobil terbuka.

“…?”

Dia menoleh dan mendapati Han Songyi membuka pintunya.

Ada apa dengan gadis ini?

Rasa penasaran Jingwoo hanya hidup selama beberapa saat. Cewek itu sekali lagi membungkuk.

“Makasih untuk hari ini, oppa.”

Kalau dipikir-pikir, panggilannya telah berubah dari ahjussi menjadi oppa.

“Oh ya, tak masalah.”

“Jadi…”

“Hmm?”

“Sampai jumpa besok-Maksudku, beberapa jam dari sekarang.”

“Beberapa jam dari sekarang?

Sebelum sempat bertanya maksud ucapannya, Han Songyi sudah masuk ke dalam rumah. Setelah menghilang, Jinwoo sadar.

Benar juga.

Hari sudah subuh, tapi Raid Yoo Jinho akan dilanjutkan hari ini. Karena Han Songyi masih anggota party Raid, mereka pasti akan bertemu lagi.

Itulah maksudnya.

Oh sial…Kalau Han Songyi pensiun dari semua yang berhubungan dengan Hunter. Tim Yoo Jinho akan kehilangan anggota, dan menunda rencana mereka. Untung saja, gadis itu paling tidak menyelesaikan Raid.

Alhamdulillah…

Bersama Shadow Soldier, menyelesaikan C-rank Dungeon akan meningkatkan level lebih jauh lagi. Jinwoo yakin dia akan menyelesaikan sisa-sisa Dungeon melampaui rekor waktu sebelumnya. Jinwoo juga ingin tahu reaksi Yoo Jinho ketika anak muda itu melihat Shadow Soldier.

Orang itu, Yoon Gijoong, reaksinya jempolan.

Jinwoo menyeringai lebar sambil memutar kemudi.


 

Beberapa jam kemudian.

“Hoammm-“

Jinwoo sampai di lobi apartemen sembari menguap. Ketika membuka matanya setelah tidur sebentar, dia bangun tepat waktu.

“Selamat pagi, hyungnim!”

Suara familiar berisi energi menyambutnya. Yoo Jinho sudah menunggu Jinwoo.

“Aku make mobilnya. Bagaimana bisa kau pulang?”

Jinwoo meminjam mobil Guild Raid party, Bongo, setelah peristiwa kemarin malam. Mobil van parkir dekat TKP.

“Taxi, hyungnim.”

“Ah, taxi.” Imbuh Jinwoo.

Jinwoo ingin menukar posisi mereka sekali saja dan menjemput pria muda itu.

“Tidak apa-apa, hyungnim. Akulah yang dibantu. Semestinya aku yang memberikan sarana.

Kata Yoo Jinho sambil terkekeh. Setelah istrirahat beberapa jam, Percakapan pagi mereka berjalan normal.

“Huh?”

Yoo Jinho menemukan sesuatu. Jinwoo menggenggam sesuatu berbentuk silinder di tangannya. Pria muda itu bertanya.

“Hyungnim, itu apa?”

“Apa, ini?”

Jinwoo tersenyum.

“Akan aku gunakan untuk menyelesaikan Dungeon hari ini.”

Duh…Perut Yoo Jinho membuncah.

Apakah ini senjata yang cocok digunakan di Dungeon?

Hyungnim selalu memamerkan sesuatu yang absurd di Dungeon. Senjata macam apa lagi yang dia genggam? Yoo Jinho mulai merasa melang.

Gluk.

Yoo Jinho memberanikan diri dan mengangkat kepalanya.

“Hyungnim, ayo pergi.”

“Tunggu sebentar.”

 Jinwoo merogoh, kemudian mengambil hpnya.

“Kita akan menjemput seseorang dalam perjalanan.”

“Hah? Siapa ‘kah?”

Jinwoo mengabaikannya dan berbicara dengan telepon.

“Ya, Songyu, ini aku. Akan kujemput dan membawamu ke Gate.”

Songyi…Songyi itu? Ketika Jinwoo mematikan telepon, Yoo Jinho bertanya.

“Hyungnim, apakah orang yang kita jemput adalah murid SMA?”

Jinwoo mengangguk. Karena dia tinggal sangat dekat dengan rumahnya, akan lebih efisien jika dijemput sekalian sebelum meninggalkan daerah sini. Walau sudah pernah melakukannya, Yoo Jinho salah membaca niat Jinwoo.

Han Songyi.

Seorang gadis manis berambut pendek yang tingginya setelinga Jinho.

Bila hyungnim tahu nomornya dan berbincang-bincang sefamiliar itu…benarkah hubungan mereka…seperti itu?

Sebagaimana yang Yoo Jinho ketahui, hyungnim adalah pria yang luar biasa.

Terlebih lagi ketika kau melihatnya melawan giant magic beast hanya dengan satu belati…

Pria muda itu tahu betul hyungnim sama sekali tidak tertarik, tapi akan masuk akal mana kala seorang siswi jatuh cinta pada hyungnim. Yoo Jinho mengangguk-angguk sendiri. Apabila itu yang terjadi, ada sesuatu yang mesti dia pastikan.

“Hyungnim, haruskah aku memanggil Nona Han Songyi sebagai missus2 mulai dari sekarang?

Apaan sih goblok.

Itulah yang ditukas mata Jinwoo. Bahkan Yoo Jinho, yang tidak mahir menebak, mengetahui makna ekspresi pria itu.

“Anu…Kalian berdua enggak pacarana?”

“Dia sekedar teman adikku.”

“Oh. Ooooooooooh.”

Jadi begitu. Yoo Jinho akhirnya memahami situasinya. Tidak disangka-sangka bocah itu hampir memanggil Han Songyi sebagai adik ipar hyungnim. Wajah pengemudi itu berubah merah karena malu.

Tak lama kemudian, Han Songyi turun dari apartemen. Dibandingkan pertemuan terakhir mereka, gadis itu tampaknya sedikit memperhatikan penampilannya. Jinho tersenyum.

Dia hanyalah seorang remaja yang ingin berpenampilan baik di depan oppa temannya.

Yoo Jinho hampir bertingkah seperti orang dewasa dan memuji pakaian gadis itu, namun berubah ketika Jinwoo menyambutnya.

“Apa kau tidur nyenyak?”

Wajah Yoo Jinho membeku.

“…”

Han Songyi tersenyum dan menggelengkan kepala.

“Aku tidak bisa tidur sesaat pun.”

“Kau pastinya lelah, tidurlah di mobil.”

Dari aliran perbincangan, kepala Yoo Jinho semakin berantakan.

Hah? Hahhhhh?

Han Songyi bertanya pada Jinwoo.

“Oppa, apa kau tidur?”

“Sebentar sih. Sudah jam 4 subuh ketika aku sampai di rumah.”

“Benar juga…”

Tidak bisa tidur? Pastinya lelah? Jam 4 Subuh? Kesalahpahaman Yoo Jinho malah menakutinya. Jinwoo berjalan ke Bongo dan tiba-tiba berbalik.

“Yoo Jinho, kau ikut, gak?”

“Anu…Hyungnim?”

“…?”

“Itu errr…Nona Han Songyi masih di bawah umur, hyungnim.”

Apaan sih tolol.

“Terus?”

“…Lupakan saja, hyungnim.”

Hebatnya, hyungnim adalah pria diantara pria. Yoo Jinho terperanjat terhadap kepribadian Jinwoo yang tidak mempedulikan norma social.

Dia sungguh bukan pria normal.

Yoo Jinho menyesali dirinya sendiri karena mengira Hyungnim menerapkan norma orang normal.

Pada jam yang sama.

Ruang Rapat Baekho Guild.

“-Dan kurang lebih segitu yang aku lihat.”

Park Heejin selesai menceritakan kronologi Red Gate. Sebelum dia memulai, Baek Yoonho bertanya apakah dia perlu istrirahat, tapi wanita itu bersikeras harus menyelesaikan penyelidikan. Inti dalam penjelasannya bahwa dia tidak terganggu, di sana.

“…”

“…”

Dua pimpinan kelas atas yang menemani interviu, Guildmaster Baek Yoonho dan Kepala Ahn Sangmin, tidak dapat berkata apa-apa. Orang yang bertanggung-jawab atas pelatihan, Hyun Gicheol, dikirim ke Asosiasi untuk memaparkan insiden tersebut. Karenanya, Cuma tiga orang yang berkumpul dalam ruang rapat. Ahn Sangmin memecah kesunyian.

“Benarkah semua itu?”

“Anda dapat menghubungi Go Myunghwan dan Yoon Gijoong. Mereka akan menjelaskan anda cerita yang sama.”

Dua c-rankers telah kembali ke rumah mereka, berkata ingin menemui keluarga-keluarga mereka. Park Heejin mengucap bahwa laporan mereka takkan jauh berbeda.

Yang aku jelaskan adalah menurut sudut pandang pribadi.

Soal hutan yang disusuri pria itu penuh raungan Ice bear, atau mengenai pria itu yang push-up saat semua orang sedang tidur. Dia tidak berani menyebutkan sudut pandang rekan-rekannya, hanya yang dia lihat saja.

“Hadeh…”

Ahn Sangmin mendesah tidak jelas. Merobohkan seorang A-rank Hunter sekali serang. Gamblangnya menggunakan spatial magic. Memanggil lusinan mahluk. Setiap hal itu mustahil untuk diyakini. Dan semua itu merupakan jawaban atas pertanyaan utama. Tetapi fakta yang paling mengejutkan adalah.

“Dia mampu menyelesaikan high-level Dungeon sendirian.”

Imbuh Baek Yoonho setelah lama terdiam. Karena dia soerang S-ranker, masuk akal jika bisa melakukannya.

“Pencapaian yang sangat wahid.”

Kendati pria itu bertarung bersama mahluk-mahluk panggilan-nya, mahluk itu bukanlah rekan, melainkan skill Hunter Sung Jinwoo. Sama saja menyelesaikan seluruh Dungeon sendirian.

“Mau seberapa besar rank seseorang, sulit bagi seorang Hunter untuk menyelesaikan high-level Dungeon.”

Apalagi Red Gate.

Seandainya Baek sendiri berada di sana? Mampukah menyelesaikan B-rank Red Gate? Tidak mustahil bagi Hunter Sung Jinwoo, yang memiliki tidak hanya satu atau dua namun lusinan mahluk panggilan. Kata Ahn Sangmin dengan terkesima.

“Nah, sudah jelas dia seorang Awakened Being berkekuatan spesial.”

Baek Yoonho setuju.

“Di antara para Hunter, mereka yang dapat melakukan summoning adalah langka. Tidak kusangkan dia seorang Hunter yang mampu menahan beberapa mahluk summon…”

Bekerja sebagai S-rank Hunter, Baek Yoonho telah bertemu dan bercengkerama dengan banyak Hunter berbeda. Tidak satu pun dari mereka dapat mensummon sebanyak itu.

“Seorang Awakened Being berkekuatan spesial yang beda dunia dengan kekuatan spesial rata-rata…”

Baek Yoonho terkagum-kagum. Ahn Sangmin memikirkan sesuatu lalu bertanya.

“Bila kau menaruh harga pada kemampuan Sung Jinwo, seberapa besar harganya sekarang?”

“…”

Baek Yoonho tidak bisa menjawabnya dengan mudah. Tapi satu hal pasti, terlepas dari seberapa besar harga Sung Jinwoo sekarang, akan berkali-kali lipat lebih berguna bila diberi misi. B-rank Hunter. Kalau mereka tidak mampu memperoleh kekuatan Sung Jinwoo, kerugian mereka dari insiden ini akan jadi terlalu besar.

“Aku mempercayaimu, Ketua Ahn.”

Baek Yoonho mengirim tatapan keyakinan pada pria itu. Ahn Sangmin membalasnya dengan ekspresi penuh tekad. Tiba-tiba dua orang pria menghadap Park Heejin. Wanita itu sedang mengangkat tangan.

“Kau punya pertanyaan?”

Berhasil menarik perhatian dua orang pria itu, Park Heejin menundukkan kepalanya.

“Tolong biarkan aku membantu.”

“Membantu apa?”

“Raid Lead-Maksudku, perekrutan Hunter Sung Jinwoo-nim.”

Baek Yoonho dan Ahn Sangmin bertukar tatapan. Spesialis Rekruitmen, Ahn Sangmin, memiringkan kepala.

“Mengapa Hunter Park Heejin-nim ikut-ikutan…?”

“Dari anggota Guild kita, akulah orang yang paling menghabiskan banyak waktu bersama Hunter Sung Jinwoo-nim, aku yakin bisa sangat membantu.”

6 jam diluar Gate. Hampir satu minggu di dalam…Baek Yoonho serta Ahn Sangmin berpikir bahwa kata-kata Park Heejin dapat dicerna. Terlebih lagi, wanita itu cantik. Sosoknya tidak akan jadi masalah dapat usahanya untuk mendapatkan Sung Jinwoo. Menyadari saran wanita itu dipikirkan oleh Guildmaster dan Ketua, Park Heejin melanjutkan ucapan.

“Tapia da satu syarat.”

Baek Yoonho menjawab.

“Apa itu?”

“Saat Sung Jinwoo-nim bergabung Baekho, pastikan tempatkan aku dalam party Raid-nya.”

Catatan Kaki :

  1. Taton itu belati yang dipake Pemimpin Ice Elf di bab-bab sebelumnya
  2. Missus adalah nama panggilan istri saudara yang lebih tua.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments