Share this post on:

Bab 1: Laporan

Penerjemah: DA

Penyunting: Niznet

Proofreader: DarkSoul

Ada begitu banyak hal yang perlu ditanyakan pada penjelasan Christina yang meski menceritakan kembali semua rangkaian peristiwa sesederhana mungkin, masih menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit.

“Sekian dari saya.” Ucap Christina, menyelesaikan ringkasannya tentang semua kejadiannya.

“Hmm… merupakan kabar yang menggembirakan kalian berdua bisa selamat, sekaligus muncul masalah baru yang sangat serius. Tak diragukan lagi kekaisaran Proxia ikut andil dalam insiden tersebut … tapi tidak ada bukti kuat untuk mendukungnya.” Francois menghela nafas sembari mengerutkan keningnya.

“Ya, tentara bayaran yang muncul di kapal sihir kami, kemudian desa tempat kami berteleportasi dan kota pertahanan kerajaan Rubia yang kami datangi, semuanya ada kaitannya dengan kekaisaran Proxia.”

Setiap kali ada tugas kotor, tentara bayaran sekali pakai sering dipekerjakan untuk menyembunyikan identitas suatu negara yang terlibat. Ini merupakan taktik umum yang sering digunakan di mana-mana, menyebabkan sumber masalah yang membuat pihak target atau korbannya frustasi.

Duke Huguenot mengangkat tangannya setelah beberapa saat, “Ada satu perihal yang ingin saya laporkan.”

“Setelah Yang Mulia diculik, kapal sihir Anda sampai di Rodania dan menyebabkan kegemparan. Selama waktu itu ada seorang pria mirip Reiss, duta besar kekaisaran Proxia yang dikenal memiliki hubungan dengan Lucius muncul di kantor pusat Restorasi, Celia-lah yang melaporkan hal tersebut kepada saya.”

Mata Christina melebar heran, melirik Rio sebelum bertanya keadaannya, “Celia-sensei melakukan itu? Apa beliau baik-baik saja?”

Rio juga terlihat kaget dan khawatir dengan wajah tegang.

“Iya, tampaknya dia langsung menghilang saat Celia melihatnya.”

“Begitu, ya”, Christina, Flora dan Rio menghela nafas lega.

“Ada kemungkinan Celia salah lihat, tapi jika itu sungguh dirinya , dipastikan ada tujuan tertentu ia menyelinap masuk ke kantor pusat. Sayangnya, hanya sebatas itu saja yang saya tahu, tetapi hal itu mungkin ada keterkaitannya dengan kejadian ini.” Kata Duke Huguenot

Aku harus bertanya padanya tentang apa yang terjadi setelah aku pergi kembali ke Rodania, mungkin Aisha-lah yang melindunginya. Rio membayangkan situasi apa yang terjadi, dan memutuskan untuk kembali secepatnya.

“Bagaimanapun, kita tidak memiliki bukti konkret atas keterlibatan kekaisaran Proxia. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengenai tindakan kerajaan Rubia. Tindakan mereka telah melanggar perjanjian Aliansi yang tidak hanya kepada pihak Restorasi tapi juga Kerajaan kita – gerak-gerik mereka selanjutnya akan menarik perhatian kita.” Ujar Francois dengan senyum dingin, kemarahan sedikit terlihat di wajahnya.

Tindakan kerajaan Rubia merupakan tindakan pengkhianatan yang tidak hanya pihak Restorasi tapi juga kerajaan Galark dan itu jauh lebih serius dari sekedar ternodainya kepercayaan di antara mereka.

“Pihak Restorasi berniat memprotes secara resmi atas tindakan kerajaan Rubia.” Ucap Christina.

“Galark juga akan melayangkan protes resmi terhadap cara mereka memperlakukan Ksatria Kehormatan kami dan kedua Tuan Putri Aliansi.” Tegas Francois.

“Jadi kalian hanya akan menyampaikan protes? Bukankah itu tidak ada gunanya?” Hiroaki menyela dengan nada sinis.

“Ya, kemungkinan besarnya begitu. Aliansi telah pecah, jadi bisa dipastikan mereka akan mengabaikan protes kita.” Balas Christina dengan nada dingin.

“Menyampaikan protes padahal tahu kalau itu tidak ada gunanya, bukan?” gerutu Hiroaki

“Itu benar, dalam situasi berbeda, hal ini bisa memicu perang. Namun, sayangnya, kerajaan Rubia merupakan kerajaan kecil yang terletak jauh dari kita. Jika kita ingin memobilisasi tentara, kita harus melintasi wilayah kerajaan lain dan juga tidak ada banyak keuntungan dari menduduki kerajaan kecil seperti Rubia. Invasi adalah balasan yang tidak efisien, Hiroaki-dono.” Tegas Francois, menegur Hiroaki dengan kemurahan hati seorang Raja.

“Saat ini Restorasi juga tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukan penyerangan terhadap mereka yang terletak jauh dari kita.” Tambah Christina

“Tapi kalau hanya duduk diam setelah melayangkan keberatan, bukankah itu hanya akan dipandang rendah oleh pihak lainnya?” Hiroaki mengomel terus-menerus.

“Tentu, kita punya niatan untuk membalas dendam dalam bentuk atau upaya lain. Menyebarkan berita terkait tindakan kerajaan Rubia terhadap kerajaan sekutunya pasti dilakukan .… Hmmm .…” Francois berhenti berkata dan meletakkan tangannya ke dagunya sembari berpikir sejenak.

Ketika matanya tertuju ke Rio, dia tertawa kecil sebentar, “Bagaimana kalau kita mengirim Haruto untuk mengacaukan kastil Rubia? Tak salah lagi mereka akan ketakutan jika ada seorang pria yang mampu seorang diri menyelamatkan kedua Putri lalu melarikan diri dari genggaman mereka dan datang kembali untuk melakukan pembalasan.”

Rio tercengang mendengarnya, “Anda pasti bercanda,” sambil menahan reaksinya.

“Hei! Jangan libatkan Haruto dengan ide aneh Anda, Yang Mulia.” ucap Satsuki segera menegur Francois.

“Tentu aku hanya bercanda. Bahkan sebagai Raja aku tidak memiliki otoritas untuk mengirim Haruto.”

“Walaupun memiliki otoritas tersebut, tolong jangan dilakukan. Itu terlalu berbahaya.” Satsuki berusaha menekan niatnya meskipun Francois membalasnya dengan tertawa.

“Hah .… Aku tidak tahu soal Proxia, tapi kalau kau mengirim orang itu untuk membuat keributan di Rubia, merekalah yang berada dalam bahaya.” Ejek Hiroaki, meredam pembicaraan.

“Itu… mungkin benar, tapi Haruto nanti tetap berada dalam bahaya. Dia akan menyalahkan dirinya sendiri karena terpaksa melakukan hal seperti itu.” Kata Satsuki seraya cemberut.

“Pihak Restorasi juga tidak mungkin membiarkan Sir Amakawa melakukan hal berbahaya setelah berhutang budi padanya.” ucap Christina setuju dengan Satsuki.

“Hmph… “ geram Hiroaki

Charlotte memandang Rio sambil bergabung dalam percakapan dengan nada bercanda, “Sekalipun  saya pribadi ingin menyaksikan pencapaian lain Haruto-sama, tapi akan jadi masalah jika orang-orang ketakutan dengannya.”

“Mohon maaf, sepertinya semua orang menilai saya terlalu tinggi…” ujarnya ragu-ragu.

Pendapat mereka tentang diriku sebenarnya bagaimana?

Dari percakapan yang dibicarakan sampai saat ini, mereka sepertinya berpikiran kalau Rio mampu menyerang kastil kerajaan lain seorang diri – dan menyebabkan kerusakan parah. Pada saat itu, seisi ruangan menatap dirinya, seolah-olah heran apa yang barusan telah dia katakan.

“Ceritakan, Liselotte.” Charlotte tiba-tiba memanggilnya

“Ya, tuan putri?” Liselotte segera membalasnya

“Haruto-sama muncul pertama kali pada saat sebelum serangan monster di Amande, bukan?”

“Jika yang Anda maksud adalah pertemuan saya dengannya, maka itu benar.” Liselotte mengangguk

“Sejak saat itu, daftar prestasi Haruto-sama melejit dengan cepat. Dia menaklukan Minotaur yang kuat dan menangkis napas demi-dragon dengan pedang sihir miliknya. Dia mengalahkan Ksatria terkuat kerajaan Beltram dan menyebar ketakutan ke  5000 pasukan yang mengejarnya, lalu memukul mundur semuanya . Selain itu juga mengalahkan tentara bayaran yang terkenal yaitu Lucius. Mempertimbangkan jumlah pencapaiannya, apa masih berpikir kalau kami itu melebih-lebihkan Haruto-sama?”

Charlotte menyebutkan semua pencapaian hebat Rio, dan berbalik menatapnya dengan senyum elegan.

“Suatu kehormatan bisa menerima begitu banyak pujian, tapi jika terkait menyerang kastil seorang diri… Saya yakin di kerajaan Rubia tersendiri memiliki Ksatria yang hebat.” Balas Rio dengan canggung.

Sebelumnya dia mempersiapkan diri untuk melakukannya seperti saat menyelamatkan Celia dari pernikahannya terlepas dari besarnya kekuatan lawan. Namun, bukan berarti dia bisa bertindak seenaknya seperti itu di masa-masa damai. Rio bukanlah pria yang pede membual kalau dia bisa melakukannya tanpa tahu skala kekuatan musuhnya.

“Jika Ksatria yang terkenal dari kerajaan Rubia, yang muncul pertama di pikiran adalah Tuan Putri Ksatria, Putri Sylvie. Meskipun demikian, berdasarkan penjelasan Putri Christina, seharusnya Putri Sylvie tidak dapat mengalahkan Haruto-sama.” tambah Charlotte.

“Namun, ada seorang pria di benteng kerajaan Rubia yang mungkin adalah Pahlawan ke lima… “ Rio mengingat Kikuchi Renji, lelaki yang ia lawan di benteng itu. Sejujurnya, Rio sendiri pun tidak memahami kekuatan sejati para pahlawan.

“Tapi kamu juga mengalahkannya, kan?” Tanya Satsuki sambil memiringkan kepalanya.

“Aku tidak mengatakan kalau aku mengalahkannya. Aku ingin menghindar sesegera mungkin saat itu, jadi aku mundur sebelum bisa menyelesaikan pertarungannya ….”

Setelah Rio membalas, Hiroaki menyela dengan tatapan curiga, “Dia beneran pahlawan?”

“Kemungkinan besar iya, dia mempunyai tombak yang dapat mengontrol es, jadi bisa dipastikan kalau itu Divine Arms.

“Tch… Pahlawan seharusnya tidak dikalahkan dengan mudah dalam pertarungan, cupu banget.”

“Kamu sepertinya tak puas mendengar kekalahan para pahlawan, tapi apa kamu sendiri yakin bisa mengalahkan Haruto sendirian?” Tanya Satsuki ke Hiroaki.

“Huh? Cih  .…” Hiroaki mengerutkan keningnya. Dia ingin membalas, tapi menelan kata-katanya karena mengingat kembali kekalahannya yang dulu saat melawan Rio sembari mendecak lidahnya.

“Seperti apa pertarungan antara Pahlawan ke lima dan Haruto-sama di mata kalian berdua?” Charlotte mengubah topiknya ke Christina dan Flora dengan tatapan penasaran yang terpancar di matanya.

Christina yang pertama menjawabnya seraya menatap canggung Rio  ….

“Sir Amakawa melawannya beserta tentara bayaran senior yang merupakan bawahan Lucius, tapi di pandangan saya sepertinya Sir Amakawa membuat mereka kewalahan dari awal hingga akhir.”

“Iya, dia sangat hebat.” Flora mengangguk semangat, matanya berbinar setuju dengan kakaknya.

“Kuyakin itu pasti pemandangan yang luar biasa. Kuharap juga bisa menyaksikannya — Aku iri pada kalian berdua.” Charlotte cemberut dan mendesah sedih.

“Umm .… Kamu harus ikut terculik juga biar bisa di sana, Charl-chan.” Satsuki dengan tenang mengkritiknya.

“Bah… mengerikan  amat. Berperan layaknya pahlawan melebihi pahlawan aslinya setiap saat .…”  Hiroaki memberungut pahit. Roana yang sepertinya mendengar itu sebab berada di sebelahnya, ekspresinya terlihat kaku.

“Tampaknya pembicaraan kita sedikit melenceng, tapi sejujurnya, akan lebih baik kalau Haruto bergerak sendiri daripada aku harus meningkatkan pendanaan militer dan mengerahkan pasukan kita untuk menyerang. Namun, seperti yang sudah disampaikan, aku tidak ada niat untuk melakukan hal seperti itu.” Francois mengarahkan kembali diskusi ke topik awal sembari dengan senyum masam dan menunjukkan pemikiran sesungguhnya.

“Ya benar, siapa yang peduli dengan pencapaian orang ini atau semacamnya. Kita sedang  membicarakan tindakan untuk orang-orang Rubia ini yang telah meremehkan kita, ‘kan?” ucap Hiroaki menimpali perkataan Francois.

“Jika Pahlawan ke lima memang benar berafiliasi dengan kerajaan Rubia, maka permasalahan ini bertambah sedikit rumit. Untuk sekarang, kita akan menyebarkan terkait perbuatan kerajaan Rubia ke negara sekitar selagi meminta penjelasan tentang insiden tersebut dan identitas Pahlawan ke lima. Kemudian, kita pertimbangkan hendak menjatuhkan sanksi yang realistis dan konstruktif atau tidak— ini seharusnya pilihan yang tepat.” Tegas Francois.

“Saya juga setuju demikian. Kerajaan Rubia tidak dapat ditoleransi mengenai hal ini, namun jika memang benar ada pahlawan yang memihak mereka, kita harus berhati-hati dalam bertindak.” Ungkap Christina dengan tenang.

“Benar, selain itu… Aku paham kalau kamu sedang berusaha mengejar musuh lamamu, tapi kerja bagus telah menyelamatkan Putri Christina dan Putri Flora dari insiden tersebut, Haruto.” Kata Francois, menatap kagum padanya.

Karena Christina menceritakan semua kejadiannya dari sudut pandangnya, ada banyak informasi yang dipotong seperti cara Rio menemukan mereka berdua. Jadi, Francois mungkin penasaran terkait urutan peristiwa kejadian itu.

“Saya mendapatkan informasi dalam perjalanan bahwa Lucius berkemungkinan berada di kerajaan Paladia. Setelah saya mencapai ibukota Paladia, saya mendengar kabar bahwa pangeran pertama, Duran, mengadakan sebuah perlombaan ….”

Rio menjelaskannya secara singkat, memberikan terlalu banyak detail hanya akan membuatnya semakin rumit, jadi dia menyembunyikan fakta kalau dia menyelinap masuk ke kastil kekaisaran Proxia dan beradu pedang dengan Kaisar Nidol Proxia.

“Perlombaan, katamu?”

“Sebuah tantangan dimana siapapun yang dapat bertahan dari serangan beliau akan mendapatkan hadiah. Jadi, saya memutuskan berpartisipasi untuk mendapatkan kesempatan bertanya mengenai Lucius. Saya berpikiran Ksatria terkenal seperti beliau mungkin mengenal seorang tentara bayaran seperti Lucius.”

“Begitu ya, dan apa kamu bisa bertahan dengan mudah dari serangan Pangeran Duran?” Charlotte dengan cepat menanyainya.

“Benar, beliau memberitahu saya posisi Lucius— dan tempatnya adalah desa kedua Tuan Putri berada.”

“Hmmm .… Aku merasa janggal kalau beliau memberikanmu informasi itu, tapi… pangeran Duran menyatakan kalau kerajaan Paladia tidak terlibat dalam penculikan kedua Tuan Putri, bukan?”

Cerita itu sudah pernah dibahas oleh Christina sebelumnya,

“Seberapa percaya kau pada kata-katanya?” tanya Francois.

“Beliau adalah orang yang sedikit sulit dibaca, jadi saya tidak terlalu mempercayai beliau. Meskipun demikian, saya yakin bahwa klaim beliau mengenai kerajaan Paladia yang tidak terlibat dapat dipercaya.”

“Dan mengapa begitu?”

“Jika kerajaan Paladia ikut andil dalam penculikan, maka tidak akan perlu menteleportasi kami ke gubuk di tengah hutan. Mereka dapat dengan mudah mengirim kami ke kastil Paladia dan mengurung kami kemudian.”

“Benar, ada kemungkinannya begitu, dan juga tidak bisa dipahami.”

“Apa yang Anda maksud…?” Christina merasakan sesuatu yang janggal.

“Walaupun kerajaan tidak terlibat dalam penculikan Putri Christina dan Putri Flora, kelompok tentara bayaran di balik kejadian ini terhubung dengan kekaisaran Proxia… dan juga tidak ada motif yang jelas untuk dijadikan dalih.”

“…”

Tidak seorang pun menyadarinya, namun sekejap ekspresi kesulitan terlintas di wajah Christina.

“Apa yang tidak dapat dimengerti, Yang Mulia Francois? Saya tidak paham yang Anda maksud.”

Berhenti basa-basi dan langsung saja ke intinya— Hiroaki menatap Francois seolah-olah mengatakan itu. Francois melanjutkan pembicaraan tanpa memedulikannya.

“Jika Lucius menculik kedua Tuan Putri dibawah perintah kekaisaran Proxia, maka seharusnya dia memindahkan mereka langsung ke kastil kekaisaran daripada ke tengah hutan belantara di kerajaan Paladia. Resikonya tinggi bila meninggalkan mereka di negara asing meskipun hanya sesaat ataupun meminta bantuan bangsawan asing, biarpun itu urusan pribadi. Jika memang perintah dari kekaisaran, maka Lucius tidak akan mengubah tujuan teleportasi dari hutan kerajaan Paladia, atau justru dia punya tujuan tertentu…” Francois mengungkap hipotesisnya dengan dasar Lucius bergerak di bawah perintah kekaisaran Proxia. Namun insiden kali ini kebetulan terjadi dan tidak ada hubungannya. Ada kemungkinan Christina dan Flora diculik murni karena alasan pribadi.

Tentu, ada juga kemungkinan mereka akan dibawa ke kekaisaran Proxia setelahnya, tapi tujuan utama penculikan mereka adalah untuk digunakan sebagai sandera yang akan memancing kedatangan Rio. Mungkin saja begitu, Lucius tidak peduli selama orang tersebut memiliki hubungan dengan Rio. Pemikiran itu membuat Francois merasa janggal.

Sementara itu, Christina juga menyadari kemungkinan hipotesisnya, tapi rasa bersalah yang ia rasakan atas tindakannya di masa lalu terhadap Rio membuatnya sengaja mengalihkan topik, “Jika kekaisaran Proxia menyewa kelompok tentara bayaran Lucius, maka itu untuk membuang mereka setelah menyelesaikan penculikan.” Ucapnya.

“Ya, benar, itu metode lazim yang digunakan untuk menyangkal keterlibatan seseorang. Aku juga setuju dalam hal itu, namun… Informasi yang dimiliki Lucius sepertinya terlalu sedikit jika dia hendak dibuang. Lucius bekerja sama dengan Pangeran Duran, yang berujung memberikan informasi lokasinya pada Haruto. Haruto selanjutnya mendatangi lokasi kedua Tuan Putri berada. Seolah sengaja  memberitahunya .… Apa mungkin sudah diatur?” Francois mulai mendekati inti masalah, tapi dia kelihatan tidak sepenuhnya yakin.

“Seperti yang Anda katakan. Lucius mungkin meminta Pangeran Duran memberi tahu lokasinya agar kami dapat berduel. Alasan keterlibatan kekaisaran Proxia masih belum jelas—tidak, bisa dipastikan karena adanya hubungan antara Lucius dan saya.” Tegas Rio.

Sebelumnya, ia meminta Christina menyembunyikan hal ini karena akan memperuwet masalah. Namun kini , karena sudah sampai titik ini, mungkin akan lebih baik kalau mengungkapkannya sekarang.

Sementara itu, Christina bereaksi terhadap perkataan Rio dengan tatapan kesal sambil mengerutkan bibirnya.

“Aku pun  berpikir demikian, namun tetap tidak masuk akal jika Lucius tidak tahu kau datang ke Paladia sebelumnya, ‘kan? Kecuali Lucius menyaksikanmu berpatisipasi dalam perlombaan yang  diadakan Pangeran Duran dan memutuskan menggunakan kedua Tuan Putri setelahnya ,” ungkap Francois, menganalisanya dengan perasaan tak yakin.

“Bentar, kau bilang apa tadi?  Si brengsek Lucius itu menculik Christina dan Flora untuk dijadikan sandera supaya bisa memancing Haruto? Itu berarti .… Wah, bukannya ini masalah yang sangat serius?”

Hiroaki yang mendengarkan diskusi sedari tadi dengan wajah bosan, tiba-tiba menyela pembicaraan dengan nada girang dan ekspresi tertarik terpancar darinya.

“Apa pentingnya itu?” Tanya Christina

“Hah? Bukannya sudah jelas? Itu artinya kalian berdua jadi target penculikan karena si brengsek ini. Itulah masalah seriusnya,” kata Hiroaki menunjuk Rio.

“Anda salah,” balas Christina dengan datar.

“Ha? Kenapa?”

“Saya yakin kami berdua akan tetap diculik meskipun tidak mempunyai hubungan dengan Sir Amakawa. Faktanya, Flora pernah diculik di Amande sebelum mengenal Sir Amakawa, dan saya juga pernah menjadi target Reiss dan bawahan Lucius saat perjalanan dari Cleia menuju Rodania.”

Merasa tak yakin, Hiroaki membantah, “Tunggu sebentar, kenapa kau bisa sangat yakin kalau Flora di Amande tidak ada hubungannya dengan Lucius yang kenal dengan Haruto? Bagaimana kalau si brengsek ini juga jadi alasan Flora diculik sebelumnya?”

“Saya tidak bisa memikirkan alasan apapun perihal bagaimana Flora bisa dijadikan sandera demi mendapat kesempatan melawan Sir Amakawa.” Christina tetap kukuh tanpa rasa takut di hadapan posisi Hiroaki sang pahlawan.

“Hmmm? Itu .… Lucius mempunyai dendam pribadi terhadap kerajaan Beltram, ‘kan? Kalau dia menculik Flora karena dendamnya kepada Beltram, ada mungkinnya juga dijadikan sandera atas dendamnya kepada Haruto .…” Hiroaki sepertinya sadar kalau alasannya terlalu lemah saat menyampaikannya dengan keras, kehilangan kepercayaan diri, ia kemudian berhenti di akhir.

“Mohon maaf, saya sepenuhnya yakin itu mustahil jika Anda memperhitungkan situasi saat itu.” Liselotte bergabung dalam percakapan dan menolak pemikiran Hiroaki.

Hiroaki terdiam lama, kemudian tanpa kata  menoleh ke Liselotte dan menggerutu, “Kok  bisa?” dia tidak suka Liselotte membantah hanya untuk membela Rio—terutama selagi Liselotte seratus persen berusaha  tak berbicara dengannya.

“Kebetulan saja Sir Haruto bertemu dengan Lucius saat itu.” balas Liselotte dengan suaranya yang tenang seperti biasa.

Dia memanggilku Pahlawan, tapi dia memanggil orang ini dengan namanya.

Katanya dalam benaknya, menelan sendiri pikiran itu. Dia kesal dengan Liselotte memanggil nama Haruto di setiap waktu, apalagi setelah ditolak olehnya, mendengar nama Haruto jadi lebih menyebalkan .

“Dia bisa saja berbohong mengenai kebetulan bertemu Lucius.” Kecurigaannya tidak berakhir di situ. Semua orang yang menyaksikan jelas tahu kalau Hiroaki menjadi sangat emosional dan berargumen berdasarkan kesimpulannya sendiri.

“Putri Flora berada di sana dan mendengar percakapan waktu itu yang kedengarannya seakan mereka berdua sudah lama tak bertemu, jadi saya meragukan itu .…” mana mungkin—mencurigai seperti itu sama halnya menuduh Flora telah berbohong. Liselotte ingin mengatakannya, tetapi dia mengisyaratkannya dengan menatap Flora selagi berbicara.

Flora segera angkat bicara memperkuat penjelasan Liselotte, “Iya, sangat jelas kedengarannya  mereka berdua lama tak saling bertemu dari sebelum Sir Haruto berhadapan dengan tentara bayaran yang telah menculik saya kala  itu. Ditambah orang itu tidak langsung mengingat Sir Haruto, jadi penjelasan sebelumnya tidak salah.”

Apa-apaan ini? Semua orang terus mencoba membela si brengsek ini… sekarang kalau dipikir-pikir, Flora juga memanggil orang ini dengan namanya, Sir Haruto, terus menerus.

Tidak, Flora sudah lama memanggil Haruto demikian, tetapi Hiroaki jadi lebih iri dari sebelumnya. Dia ingin orang-orang berhenti membela Haruto, tapi dia sudah tak punya pendapat lain. “terserah dah, kalau kalian bersikeras.” Ucapannya menandakan dirinya akhirnya menyerah.

Francois yang sedari tadi diam mendengarkan, berbicara memberikan opininya, “Aku juga ragu jika Lucius menculik Putri Christina dan Putri Flora hanya untuk balas dendam pribadinya kepada Haruto. Akan lebih masuk akal bila berasumsi kekaisaran Proxia terlibat dalam insiden ini dan memiliki tujuannya tersendiri.”

Sebagaimana sebelumnya, jika semua itu benar, alasan Paladia dipilih sebagai tujuan teleportasi masih belum jelas…

Bila diteruskan akan menjadi diskusi hipotesis tanpa akhir, jadi Francois memilih tidak mengatakannya.

“Lucius menyimpan dendam besar kepada Haruto setelah pertempurannya di Amande, begitukah?” Tanya Francois

“Dia berhasil terbang kabur setelah pertempuran, tetapi dia terluka parah ketika melarikan diri. Itu mungkin alasan paling tepatnya.”

“Kalau demikian, maka semuanya masuk akal, keduanya, baik tentara bayaran dan tuannya sama-sama mempunyai tujuan tertentu . Itu sebabnya Putri Christina dan Putri Flora dijadikan sandera. arena Lucius tahu kalau kedua tuan putri memiliki suatu hubungan dengan Haruto.”

“Ya, jadi tanpa Sir Amakawa, saya dan Flora sudah pasti tidak akan berada di sini sekarang, melainkan berada di penjara kastil kekaisaran Proxia.” Ujar Christina menyimpulkan pemahaman Francois.

“Tak salah lagi.”

“Berkat hubungan antara Lucius dan Sir Amakawa itu membuat saya dan Flora terhindar dari insiden lebih parah. Saya masih belum cukup mengungkapkan rasa terima kasih kepada Sir Amakawa, terlebih saya sudah berhutang banyak padanya lebih dari yang bisa saya balas .…” tutur Christina yang wajahnya terlihat muram sedikit.

“Sungguh, bikin penasaran gimana caranya dia bisa selalu muncul di situasi genting setiap waktu. Jadi kepikiran kalau dialah dalang di balik semua ini.”

Hiroaki salah menyimpulkan dan mencurigai Rio. Komentarnya sungguh merusak suasana ruangan, membuat Roanna yang berada di sebelahnya berkeringat dingin.

“Hiroaki-sama,” panggil Christina seraya mendesau .

“A-Apa?”

“Demi melindungi kami, Sir Amakawa dalam keadaan yang sangat tidak menguntungkan. Saya tahu ini karena telah menyaksikannya dengan kedua mata saya sendiri. Dia dalam situasi hidup-mati setiap saatnya , namun dia melakukan itu semua demi melindungi kami.”

“Terus?”

“Jadi tolong jangan menjelek-jelekkannya. Saya tidak bisa mengabaikan komentar seperti itu, walaupun seorang pahlawan yang mengatakannya.” Tegas Christina, menatap tajam Hiroaki.

Hiroaki sadar kalau dia sampai sekarang telah asal bicara  dan bersikap kurang ajar pada Rio. Dia tampak ingin berdebat dengan Christina, tapi akhirnya mengalihkan pandangan dengan tatapan bersalah.

“Baiklah, ini salahku. Aku jadi merasa tidak enak badan, jadi aku akan pergi duluan.”

Hiroaki menarik perkataannya kemudian angkat kaki dari ruangan.

“Roanna, pergilah dengan Hiroaki-sama,” Christina segera menyuruhnya selagi Hiroaki berjalan ke pintu.

“Ba-baik” Roanna segera berjalan  terburu-buru sambil menunduk dan meninggalkan ruangan mengikuti Hiroaki.

“Anjing!” Tidak ada orang di sekitar Hiroaki yang mendengar umpatannya sesudah pergi sendiri. Dia berjalan keluar tanpa menoleh ke belakang.

Roanna mengikutinya, sebelum ia menutup pintu,

“Mohon maaf sekali  atas sikap Hiroaki-sama, Sir Amakawa. Dan juga kepada semua orang yang hadir.” Christina meminta maaf dengan wajah menyesal.

“Tidak, Anda tidak perlu untuk meminta maaf,” respon Rio dengan senyum kesusahan.

“Tepat sebelum kalian bertiga muncul, lamaran pernikahan Hiroaki-dono dan Liselotte gagal. Aku tidak yakin apakah itu penyebab suasana hatinya buruk.” Tutur Francois menebak apa yang menimpanya dan sedikit mengangkat bahu.

“Hiroaki-sama dan Nona Liselotte… Kami mendapat gambaran kasar terkait kejadian di sini, tidak heran semua orang berkumpul di tempat ini .” Christina berkata sembari memegangi dahinya, menahan sakit kepala yang ia rasakan.

“Saya minta maaf,” kata Liselotte menundukkan kepalanya seraya minta maaf, terlihat sedikit malu.

“Tidak, Anda tidak perlu meminta maaf. Sebaliknya, apakah Hiroaki-sama terlalu memaksa? Maaf telah membuat Anda tidak nyaman.” Perasaan lelah Christina kelihatan meningkat.

“Tidak, bukan seperti itu,” ujar Liselotte dengan menggeleng kepalanya.

“Yah… setidaknya Putri Christina dan Putri Flora telah kembali. Kembalinya kalian berdua telah memecahkan banyak masalah mendesak kami. Mari kita lihat sisi baiknya.” Kata Francois kepada mereka.

“Iya.” Christina dan Liselotte mengangguk bersamaan.

“Kepalaku terasa sakit tiada henti memikirkan tindakan kerajaan Rubia dan pergerakan kekaisaran Proxia di belakangnya, tapi apa ada hal lain yang harus aku khawatirkan?”

“Kami telah berbagi beberapa informasi kepada Anda, tapi… jika kekaisaran Proxia bisa menggunakan sihir teleportasi sesuka hati, maka dapat menjadi masalah yang merepotkan” Christina menyampaikan kekhawatirannya.

“Hmm .… Artefak sihir kuno yang mampu memanipulasi ruang. Aku pernah dengar itu memang ada, tapi aku tidak pernah melihatnya secara langsung. Aku beranggapan benda seperti itu tidaklah mudah digunakan ….”

“Saya tidak tahu cara memakainya, juga tak yakin bisa mengontrol tempat perpindahan kita, tapi seandainya memungkinkan maka akan kelewat berbahaya karena seseorang bisa langsung masuk ke dalam kastil.”

“Bila diingat-ingat, contohnya pesta malam sewaktu debut Satsuki-dono yang disusupi para penyerang. Mereka bahkan bisa membawa lebih dari dua orang.” Francois menduga bahwasanya sihir teleportasi juga dimanfaatkan dalam penyerangan tersebut.

“Andai memang itu yang terjadi, maka ini terlampau serius.” Ucap Ayah Liselotte, Duke Cedric Cretia yang sedari tadi tidak pernah bergabung dalam percakapan mengutarakan opininya.

“Itu benar .… Ya ampun .…”

Kata Duke Huguenot dengan perasaan khawatir sekaligus setuju akan hal tersebut, membayangkan situasi para penyusup berpindah masuk ke Rodania.

Sementara .… Waktu  itu, aku tidak merasakan adanya gangguan sihir saat sihir teleportasi digunakan. Sekiranya ada alat sihir yang dapat mendeteksi kekuatan magis, seharusnya akan terdeteksi otomatis kendatipun orang tersebut tidak bisa membayangkannya, tapi selagi punya  indra tajam dan sihir teleportasinya telah diaktifkan, maka kemungkinan besar bisa merasakan gangguan magis, tapi…

Rio mengingat kejadian pesta malam itu, bisa jadi, contohnya menaruh penghalang yang memblokir kekuatan magis dan menekan gangguan odo serta mana kuat penggunaan sihir teleportasi.

Selagi semua orang merasa khawatir, Rio yang akrab dengan sihir teleportasi, menganalisa apakah sihir tersebut memang digunakan para penyerang di acara malam itu.

“Akan menjadi masalah serius jika bisa digunakan untuk berpindah langsung ke ruang VIP atau sebagainya. Merinding membayangkan kejadian itu bisa sungguhan terjadi.” Gumam Francois

Yang lain juga nampak tak nyaman, seolah membayangkan seseorang bisa menyelinap masuk ke dalam kamar mereka. Lantas Rio angkat bicara, “Kemungkinan hal semacam itu takkan terjadi.” Untuk menghilangkan kecemasan yang mendekam di benak semua orang.

“Hmmm .… Bagaimana bisa?”

“Anda tidak dapat berpindah ke tempat yang belum pernah Anda kunjungi begitu saja, karena Anda harus mengatur koordinat tujuan. Jika Anda ingin berteleportasi ke dalam ruangan yang ditinggali individu penting, Anda harus menyusup ke ruangan tersebut dan mengatur titik koordinat terlebih dahulu. Mempertimbangkan tingkat kesulitan tersebut, saya pikir mereka akan memilih lokasi yang lebih mudah diakses untuk berteleportasi ”

“… Kau tahu banyak soal itu , ya?” Tanya Francois dengan mata melebar penasaran.

“Saya mengetahuinya dari wali saya, Celia Claire. Beliau mengatakan pada saya bahwa pernah membaca deskripsi seperti itu di sebuah buku tua.”

Yang bisa menangani sihir teleportasi adalah penduduk Seirei no Tami, plus Rio juga tidak punya artefak sihir yang berisi sihir teleportasi, jadi tidak punya sesuatu yang mendukung penjelasannya. Karena itu  dia memutuskan membawa nama Celia untuk membuat-buat alasan.

Maafkan aku, Celia. Rio meminta maaf pada Celia dalam hati sebab menggunakan namanya untuk berbohong.

“Aku pernah mendengar kabar perihal penyihir muda jenius dari kerajaan Beltram yang bernama Celia Claire. Jadi informasi itu rupanya akurat.” Nama Celia sangat meyakinkan dalam bidang sihir, tukas Francois terkagum-kagum.

“Seumpama kekaisaran Proxia terlibat dalam serangan ke kastil, dan sihir teleportasi juga digunakan tatkala itu , maka salah satu tamu yang hadir barangkali telah membantu mereka untuk mengatur koordinat teleportasi. Maka tak terlalu menyulitkan bagi hadirin pesta malam itu untuk mengatur titik koordinat di suatu tempat dalam kastil, misalnya .…”

“Perwakilan kerajaan Rubia, bukan?” Francois berinisiasi menyebut kerajaan Rubia yang baru saja berkhianat, sebagai negara yang berkemungkinan besar bekerja sama dengan kekaisaran Proxia.

“Benar.” Rio mengangguk perlahan.

“Jika memang benar kerajaan Rubia telah mengkhianati kita pada saat itu, ada banyak kejadian semisal mengingat-ingat hari-hari yang lalu  .…” Suara Francois berubah menjadi dingin, kemarahannya terhadap kerajaan Rubia kembali meningkat.

Jikalau kekaisaran Proxia mempunyai artefak sihir yang berisi sihir teleportasi, maka seharusnya Lucius juga punya artefak itu. Sesuai kenyataan dirinya yang menggunakan artefak untuk tujuan sebelumnya.

“Jika Anda khawatir mengenai ada tidaknya alat sihir yang diatur dalam suatu ruangan kastil sebagai koordinat teleportasi, Anda mungkin harus memeriksanya dengan cermat untuk mencari tahu apakah terdapat reaksi magis mencurigakan. Selama itu alat sihir yang digunakan untuk mengatur koordinat, maka seharusnya punya kekuatan magis yang tidak kecil.”

Ada beberapa penyihir yang bisa menggunakan sihir pencarian jarak jauh untuk menginvestigasi suatu tempat, dan ada juga yang mampu mendeteksi reaksi sihir.

“Begitu rupanya, informasi yang sangat berguna. Beberapa bagian dalam kastil memang terpasang alat sihir untuk mendeteksi sihir yang mencurigakan, tapi hanya beberapa saja. Ini kesempatan yang bagus, seusai pembahasan kita selesai disini, aku akan memerintahkan mereka memeriksa istana secara detail. Ini referensi yang bagus untuk keamanan kita kedepannya.” Tegas Francois dengan tersenyum lebar, mungkin karena keresahannya kepada serangan penyusup telah hilang.

“Informasi tambahan, alat sihir yang dipasang di lokasi tujuan kemungkinan memiliki bentuk yang berbeda-beda, seperti alat yang memindahkan saya dan Flora ke tengah hutan wilayah Paladia mempunyai bentuk layaknya kristal.” Tambah Christina.

“Baiklah, dimengerti. Aku berterima kasih atas informasinya.” kata Francois sambil mengangguk.

Sementara itu ….

Amande juga harus diperiksa dengan detail. Aku mungkin harus mengirim seseorang untuk memeriksanya.

Liselotte memikirkan hal ini dalam kepalanya. Ada manfaatnya datang ke pertemuan sehingga bisa mendengarkan penjelasan ini.

Malahan , itulah momen ketika semua bangsawan di ruangan memutuskan untuk betul-betul memeriksa keadaan sekeliling mereka.

“Kurasa kita juga harus memikirkan tindakan balasan bila kejadian teleportasi menggunakan artefak sihir itu seperti halnya yang dialami Putri Christina dan Putri Flora, terulang kembali.” Tukas Francois untuk mengubah topik diskusi.

“Kemungkinan hanya beberapa orang saja yang bisa dipindahkan di saat bersamaan, Anda harus mengaktifkan mantra sihir dan melancarkannya ke target, atau berada cukup dekat dengan target bila ingin berpindah bersama-sama. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan mantra sihirnya, semestinya bisa Anda hindari selagi musuh merapalkan mantranya. Mungkin itu akan sulit, tetapi .…” Christina mencoba menganalisis kondisi kristal teleportasi bisa dipicu berdasarkan keadaan penggunanya.

“Kau bisa jaga jarak dari si perapal sebelum sihirnya aktif, atau bisa menghalau kristal sihir yang mengarah kepadamu. Itu tentu jauh lebih baik ketimbang tidak mengetahui apa-apa, aku akan beritahukan hal ini pada penjagaku.”

“Ya, kami juga akan mengkaji ulang sistem keamanan kami di Restorasi untuk mencegah insiden ini terulang kembali.”

“Hmm. Itu saja yang perlu kita diskusikan sementara waktu  .… Jika semua informasi yang diperlukan telah dibagikan, maka sekarang saatnya membicarakan  Haruto.” Francois berkata demikian sambil melihat Rio.

“Mengenai saya?” Rio tiba-tiba terkejut, matanya membelalak dan memiringkan kepala.

“Ya, kita perlu membicarakan hadiah yang layak kau terima.”

“Saya sepenuhnya melakukan itu tanpa pamrih .…” Nantinya akan merepotkan jika menerima semuanya, jadi Rio mencoba menolak dengan rendah hati, tapi …. 

“Tidak, jangan bercanda.” Francois menghentikan paksa ucapannya.

“Saya benar-benar tulus .…”

“Aku tak yakin dengan perkataanmu . Apa kau berencana untuk pensiun dini dan menjalani kehidupan damai di usia ini?” Tutur Francois  selagi berpikir dalam-dalam dengan menekan dahi, menunjukkan kalau dia terlihat sedih.

“Memang demikian, saya ingin menjalani kehidupan yang damai dan tenang.” ungkap Rio memberitahukan perasaan sesungguhnya dengan senyum masam.

“Yang benar saja, meskipun itu hal bagus. Tiada masa depan cerah bagi kerajaan yang tidak memberikan penghargaan dengan benar kepada seseorang yang berjasa. Kemampuannya haruslah dinilai. Bila tidak, orang-orang tersebut akan pergi.”

“Tentu saja, saya mengetahui itu .…”

Memang sesederhana itulah orang-orang yang mengabdi pada suatu kerajaan akan berjuang meraih pencapaian lebih besar karena hal lumrahnya orang-orang berharap jika mereka membuat suatu pencapaian maka akan lebih diakui. Masih banyak orang yang mengabdikan diri pada negara yang tidak menghargai pencapaian mereka.

Sistem seperti itu juga menimbulkan konflik antara negara dengan orang-orang yang dinilai, tetapi para penilai yang menjalankan sistemnya harus menghadapi itu.

Memang terdengar menyakitkan bagi negara kami yang pernah gagal menilainya dengan benar dan parahnya malah menuntutnya  .…

Wajah Christina sedikit memberengut selagi memikirkannya.

“Kalau begitu, terimalah hadiahmu. Menyelamatkan Putri Christina dan Putri Flora yang hilang adalah pencapaian teramat positif bagi Galark. Itu saja lebih dari cukup untuk memberikanmu hadiah, dan juga kau pantas mendapatkannya. Terlebih, aku juga harus melimpahkan hadiah karena telah mengawal Putri Christina dari Cleia ke Rodania, tapi sejak saat itu kau tidak lagi mendatangi kastil, lalu segalanya menyimpang.” Kata Francois menyebutkan pencapaian Rio satu per satu seraya memandangnya, seolah ingat kalau ada alasan lain untuknya memberi hadiah.

“… maafkan saya.”

“Nah, begitu, aku manfaatkan  kesempatan ini untuk mengumpulkan hadiah, jadi bersiaplah.”

“Baik, Yang Mulia .…” Rio mengangguk paksa.

“Hemmm. Menarik juga melihatmu tertekan karena menerima hadiah, Haruto-sama. Seperti yang ayah katakan, kamu jarang datang ke kastil, jadi kumohon terimalah.” Charlotte bergabung dalam percakapan dengan tertawa kecil, selanjutnya cemberut manis sembari memohon dengan tatapan bercanda.

“Saya minta maaf, karena telah bepergian dari satu tempat ke tempat lain.” Balas kaget Rio.

“Oh, apa kamu juga berencana makan malam bersama Satsuki-sama dan Liselotte?”

“Itu …” Rio bingung bagaimana menjawab pertanyaannya seketika Charlotte menanyakannya di waktu yang tepat, lalu .…

“Jangan terus-terusan mengusiknya, Charlotte. Kita sekarang sedang membicarakan hadiah apa yang layak diberikan untuk Haruto.” Francois memotong pembicaraannya.

“Baiklah, kalau begitu kita akan mendiskusikan ini lagi panjang lebar nanti.” Charlotte segera berhenti seraya tersenyum lebar dengan tatapan berkilauan .

“….” Rio mencoba menatap Satsuki ibarat meminta bantuan, tapi…

“Menyerahlah .…” Dia mengangkat bahu laksana berkata, Maaf.

Setelahnya ….

“Restorasi juga akan senang bila Sir Amakawa mau menerima rasa terima kasih kami.” Christina mungkin merasakan kondisi Rio dan angkat bicara.

“Restorasi telah memberikan saya sebuah mansion di Rodania, jadi saya pikir tidak perlu menerima hadiah lain…”

Meskipun  mustahil ditolak menimbang seluruh kejadian ini.

Bukan Christina yang mendesaknya menerima itu ….  

“Dari sudut pandang saya, saya telah melihat banyak orang yang diberikan sebuah penghargaan, tetapi jika dibandingkan pencapaian Haruto, sulit untuk menyebutnya pencapaian. Dia telah melakukan begitu banyak hal untuk menyelamatkan Restorasi dari situasi genting. Bila kami tidak memberikan hadiah, reputasi Restorasi akan turun. Saya harap Anda menerimanya sepenuh hati.” Kata Duke Huguenot, dengan senang memberitahunya.

“… saya mengerti.” Ujar  Rio sambil mengangguk pasrah.

“Oh, kau punya mansion di Rodania, ya?”

“Benar, saya baru menerimanya belum lama ini.”

“Hmmm .… Rasanya aneh semisal kau punya mansion di Rodania sedangkan tidak di Galark. Kalau begitu, kurasa aku akan memberikanmu mansion juga di wilayah kastil milik keluarga kerajaan.” Francois mengatakannya ….

“….”

Christina, Liselotte, Duke Cretia beserta istrinya, dan Duke Huguenot, menahan napas dan sontak kaget, baru kali ini mereka  mendengar hal seperti itu.

Hanya Charlotte yang wajahnya nampak tersenyum.

“Sebuah mansion di kastil kerajaan? Saya rasa belum pernah melihat bangsawan lain yang tinggal dalam wilayah sekitar kastil…” Rio ucapkan sambil melihat sekeliling.

“Tentu tidak, wilayah di dalam kastil kerajaan adalah milik keluarga kerajaan. Para tamu boleh tinggal sementara waktu, tapi hanya bagian dari keluarga kerajaan yang boleh mendiaminya. Duke Cretia … bahkan Cedric, bangsawan tingkat paling tinggi di kerajaan ini, punya mansion di luar halaman kastil kerajaan, demikian juga Duke Huguenot di ibu kota Beltram.” Kata Francois sembari menatap Cedric dan Duke Huguenot.

Ada banyak bangsawan kuat yang dipinjamkan wilayah oleh negara atas pengabdiannya sebagai bangsawan atau mungkin karena mereka adalah bangsawan berpengaruh sehingga ingin memegang posisi penting dalam istana kerajaan. Dikarenakan negara terpusat layaknya kerajaan Galark dan Beltram, seseorang harus berada di pusat istana kerajaan untuk berpartisipasi dalam urusan penting negara.

Oleh karena itu sudah hal umum bagi para bangsawan untuk memiliki wilayah kecil sebagai tempat tinggal di ibukota yang terpisah dari wilayah kekuasaannya sendiri.

Tidak jarang pula kepala keluarga menghabiskan sebagian besar hidupnya di mansion ibukota untuk bekerja di istana kerajaan dan menyerahkan pengelolaan wilayah mereka kepada salah satu pewarisnya.

“Apabila demikian maka saya sendiri bahkan bukan seorang Duke, jadi menurut saya, saya tidak berhak mempunyai sebuah mansion di wilayah kastil kerajaan .…” Rio dengan bingung mencoba mencari tahu niat sejati Francois.

“Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, Aku memberikanmu satu-satunya hak istimewa yang bahkan tidak dimiliki bangsawan lainnya di negara ini. Aku yakin akan ada banyak bangsawan yang heran mendengar lelucon ini.” Balas Francois dengan tersenyum sinis kepadanya.

“Seperti sebelumnya, saya tidak bisa menerimanya, juga tidak mendapati alasan saya mesti memiliki sebuah mansion dalam wilayah istana .…”

Raja sendiri seolah mengumumkan kalau dia akan memberi Rio perlakuan khusus atas bangsawan lain. Firasatku bilang nanti itu akan membuat kesanku tampak buruk. Kalau bisa ingin menolaknya. Dalam benak Rio seolah ingin menyuarakannya. Gahhh…!!

“Kupikir akan lebih mudah juga semisal Satsuki-dono datang dan pergi seinginnya karena masih berada dalam lingkungan istana, sebab bila ingin pergi ke luar, ada beberapa prosedur merepotkan. Jadi sewaktu Miharu-dono datang ke istana, dia bisa tinggal di sini sesukanya. Bukankah itu hal yang bagus?”

“Ohh, benar juga ….” gumam Satsuki.

Francois mencoba membuat Rio menyerah.

“Jangan cemaskan reaksi bangsawan lain. Begitu mereka mendengar pencapaianmu, mereka t hanya bisa menutup mulut. Perkara mengantar Putri Christina ke Rodania dan soal insiden kali ini. Bagaimana kalau kau anggap hadiahnya didasarkan atas dua jasa tersebut, harusnya wajar, benar tidak, Cedric?”

“Tentu, mereka akan diam, tapi .… Saya yakin akan ada orang yang tetap merasa iri. Para bangsawan yang berada di istana beserta pasangannya takkan mengabaikannya begitu saja. Mereka akan membentuk fraksi dan menggosipkan Anda. Bila mana anda memikirkan masa depan Sir Haruto, bukankah lebih baik jika dia tak memiliki banyak musuh di istana?”

Cedric mengutarakan prediksi kritisnya demi Rio.

“Saya yakin akan ada orang yang memandang rendah Anda meskipun telah melakukan begitu banyak hal, namun jika memungkinkan usahakan kurangi jumlahnya sebisa mungkin. Intinya sama seperti perebutan kekuasaan di istana kerajaan. Bagaimana cara membuat mereka berpihak kepadamu?”

“… kau benar.”

“Jika aku, Cedric, dan Satsuki-dono memihak Haruto, lantas mereka sebagian besarnya akan memilih diam. Kalau hanya itu masalahnya, maka tersisa satu desakan lagi. Jika aku yang menekan, artinya tekanan ini berlebih. Tahu apa yang kumaksud?”

Suatu cara  untuk memastikan bahwa bangsawan dari fraksi yang kau pihak punya informasi yang baik, jadi Francois meminta Cedric. Singkatnya, ia ingin menambah jumlah orang yang akan memihak Haruto di istana. Ini tanggung jawab besar.

“Saya pikir itu .…” Cedric hampir membuka mulut, tapi bingung apa yang harus dikatakan.

“Kau mengerti,’ kan?”

“Baik, saya mengerti, saya juga berhutang budi padanya karena telah menyelamatkan nyawa putri saya di Amande, saya akan berusaha sebaik mungkin.” Cedric dengan cepat menerima keputusan dan mengangguk hormat.”

“Itulah alasanku disini, Haruto.”

“Sejujurnya, saya ingin menolaknya .…” Rio tanggapi dengan mengernyit sedih, kelak dia  akan tampil sebagai bangsawan kelas atas.

“Baru saja diputuskan secara resmi bahwa aku akan memberikanmu sebuah mansion dalam wilayah istana.”

“… Ya, terima kasih, Yang Mulia.” Francois mengumumkannya  sambil cekikikan, kemudian Rio mengangguk sedikit seolah sudah pasrah.

“Mansion kosong itu selalu dirawat dengan baik sehingga bisa langsung ditempati. Kedepannya, diperlukan  pelayan untuk tinggal di mansion .… Kau boleh memilih pelayan yang cocok nanti, atau misalkan kau mau mencari sendiri yang bisa kau percaya, itu pun tak masalah.” Terang Francois untuk memberitahu Rio apa yang harus dilakukannya sesudah ini.

“Bukankah artinya mempekerjakannya? Saya bisa mengurus kebutuhan sendiri dan juga tidak terbiasa hidup bersama pelayan.”

“Ya .… Andai kau kelak butuh bantuan, beri tahu saja. Kami juga bisa meminjamkan orang-orang yang dapat dipercaya untuk sementara waktu.”

“Adapun hadiah dari pihak Restorasi akan menyusul. Saya butuh waktu untuk memikirkan apa yang bisa saya tawarkan kepada Sir Amakawa yang sesuai dengan pencapaiannya.”

“Hmm, baiklah. Tidak apa-apakah , Haruto?”

“Tentu, tidak masalah.” Rio mengangguk, setelah itu …. 

“Baiklah, mari kita akhiri pembahasan saat ini. Aku harus membicarakan beberapa hal dengan Cedric. Silahkan bila masih ingin melanjutkan percakapan.” Francois mengumumkan niatnya untuk mengakhiri pertemuan.

“Kalau begitu, tolong terus temani saya dan Satsuki-sama.” Charlotte  segera mengajak Rio bergabung dengannya.

“Tentu, dengan senang hati.” Angguk Rio.

“Omong-omong, apa rencanamu kedepannya, Haruto?”

Francois tiba-tiba menanyakan Rio, seakan teringat sesuatu sebelum beranjak pergi.

“Saya ingin kembali ke Rodania untuk berjumpa dengan Celia-sama, saya pikir akan kembali bersama Putri Christina dan lainnya. Saya juga harus menemui Miharu-san dan yang lain ….”

Dia barusan akan diberikan mansion, apa sebaiknya  dia pergi sehabis menerimanya? Tapi dia juga ingin pulang secepatnya.

“Kami berencana berangkat ke Rodania besok, karena saya dan Flora harus tampil dengan baik secepatnya …” Christina menyatakan rencana pulangnya .

“Apa? Aku baru senang bisa bertemu denganmu lagi, dan sekarang mau  pergi lagi?” Protes Charlotte dengan cemberut.

“… kalau begitu, kamu harus membawa semua orang kesini karena nanti akan dihadiahkan mansion.” Katanya sambil menepuk tangan seraya menyampaikan ide aneh yang terlintas di pikirannya.

“… kami tidak bisa melakukannya, karena ada banyak yang  belum terbiasa dengan para bangsawan.” Rio kaget oleh saran yang tiba-tiba di sampaikan padanya.

Celia dan Aishia tinggal di Rodania, sementara Miharu, Latifa, Sara, Orphia, dan Alma masih tinggal di rumah batu yang berada di pinggiran kota. Misal membawa mereka ke istana, yang pasti setuju hanyalah Celia dan Miharu.

Semua orang di rumah batu … Terutama Latifa, aku belum bisa menghabiskan banyak waktu bersamanya sejak kami datang ke wilayah Strahl, jadi aku ingin menghabiskan waktu dengannya.

Mengenai itu, kenyataannya tak mungkin semua orang datang ke sini kemudian berpisah lagi .

“Tapi aku yakin Satsuki-sama ingin bertemu dengan Miharu-sama, dan begitu sebaliknya.”

“Yah .… Aku akan senang kalau kami bisa bertemu lagi.”

Satsuki menyetujui  perkataan Charlotte, tetapi tidak yakin dengan sarannya karena mungkin tahu kalau Rio dan yang lain punya situasi sendiri-sendiri.

“Kalau cemas  soal bangsawan lainnya, mereka masih bisa tetap tinggal dalam mansion Haruto-sama. Mereka barangkali akan bertemu Ayah, tapi aku bisa mencegah yang lain  dengan otoritas yang kumiliki.” Charlotte tampaknya tidak ragu-ragu menggunakan otoritasnya untuk mengundang Rio.

Rio tersenyum pahit mendengarnya —

Aku juga merasa sama tentang Miharu-san dan Satsuki-san yang ingin saling bertemu. Latifa pun  bilang, Kalau saja kamu bisa kurang-kurangi interaksi dengan  orang-orang di istana .…”

Bisa saja untuk mengundang mereka tinggal.

“… saya mengerti. Saya tidak bisa berjanji akan bisa membawa semua orang, tapi saya akan berbicara dengan yang lain selain Miharu-san.”

“Aku menantikannya.” Kata Charlotte dengan riang gembira.

“Hmmm. Jika kalian akan pergi besok, mestikah kita menyerahkan mansionnya hari ini? Charlotte, tahukah kalau ada mansion kosong di dekat menara tempat Satsuki-dono tinggal saat ini?”

“Iya, Ayah. Ayah akan memberikan mansion itu kepada Haruto-sama, ‘kan?”

“Ya. Ajak Satsuki-dono dan tunjukkan Haruto mansion tersebut. Kuncinya ada di kantor, ikuti aku.”

“Saya mengerti. Saya akan segera kembali, jadi Satsuki-sama dan Haruto-sama, tolong tetap di sini dan tunggu aku. Liselotte, jangan pergi dulu . Mari ikut tur ke mansion baru Haruto-sama.”

“Ya, aku mengerti.”

“Senang bisa ikut dengan Anda, jika itu tidak terlalu merepotkan.”

Satsuki dan Liselotte masing-masing membalas Charlotte.

“Oh, juga, Duke Cretia akan berbincang dengan ayah saya … jadi, Julianne-sama, Anda berkenan ikut?”

Charlotte mengundang Julianne, ibu Liselotte, untuk bergabung dengannya. Dalam hal posisi, Charlotte, seorang anggota keluarga kerajaan, memiliki kedudukan lebih tinggi dari Julianne, istri seorang Duke, tetapi Charlotte menggunakan gelar kehormatan –sama, sebab dia lebih tua.

“Saya sangat tersanjung, tapi saya harap tidak merepotkan sedikit pun.”

“Tidak, tentu tidak seperti itu. Iya ‘kan, Haruto-sama?”

“Tentu saja,” jawab Rio segera. Julianne juga menghadiri pesta malam, bagi Rio tidak mungkin dia dibilang merepotkan. Dia  pernah sekali membantunya di ibu kota, dan Rio ingin menyampaikan terima kasih, lantas tak ada alasan untuk tidak menyambutnya. Jadi itu kesempatan bagus.

“Kalau begitu sudah dipastikan.”

Charlotte tersenyum bahagia. Dengan demikian, diputuskan bahwa mereka akan menuju mansion yang diberikan Kerajaan Galark kepada Rio.

Di sisi lain, tatapan Flora sedikit sedih dan iri, mungkin itu normal baginya karena ingin bersama Rio sementara. Setelah itu .…

“Jika Anda tidak keberatan, Putri Christina dan Putri Flora juga bisa ikut bergabung? Saya ingin mendengar lebih banyak tentang apa yang terjadi selama perjalanan Anda dengan Haruto-sama.” Charlotte menyadari itu, sesudahnya mengundang kedua Tuan Putri Kerajaan Beltram tersebut.

“Kami .…”  Aku harus bagaimana? Haruskah aku pergi? mungkin karena merasa tak enak Rio, kata-kata Christina terhenti dan ada jeda singkat. Ketika melihat Flora yang duduk di sebelahnya, dia kelihatannya sangat ingin ikut.

“ … kalau Anda tidak keberatan, perkenankan kami bergabung dengan Anda.” Christina menjawab dengan rendah hati.

“Saya akan menyiapkan baju ganti untuk Anda sekalian , usainya  baru boleh mengikuti saya. Kalian tidak bisa menggunakan pakaian perjalanan selamanya, bukan.”

Baik Christina dan Flora dibawa langsung ke ruangan ini dengan pakaian pengelana mereka, karena itulah Charlotte menyarankan agar keduanya berganti pakaian.

“Terima kasih.”

Pertama, Christina berterima kasih, kemudian Flora pun sama.

“Saya akan meminta pakaian Haruto-sama dibawa ke mansion, jadi Anda bisa ganti baju saat kita sampai di sana.”

“Maaf merepotkan Anda.”

Rio juga mengenakan  pakaian pengelana. Di penyimpanan ruang-waktu, ada pakaian ganti, tapi dia tidak boleh memberi tahu Charlotte tentang itu. Namun Rio tidak punya banyak pakaian bangsawan yang dapat ia kenakan, jadi pertimbangan Charlotte bagus.

“Kalau begitu sampai bertemu lagi , Duke Huguenot.” Tukas Christina ke  Duke Huguenot.

“Baiklah. Saya akan pergi memeriksa keadaan Hiroaki-sama.” Duke Huguenot mengangguk setuju.

♦ ♦ ♦ ♦ ♦ ♦

Selanjutnya, Raja Francois, Putri Kedua Charlotte, Duke Cretia, Christina, Flora, dan Duke Huguenot meninggalkan ruangan, meninggalkan Rio, Satsuki, Liselotte, beserta Julianne di ruang pertemuan.

Setelah Christina dan Flora berpakaian, mereka menunggu Charlotte membawa kunci mansion, yang akan diberikan kepada Rio. Lalu …. 

“Saya belum bertemu Anda sejak pesta malam, ‘kan? Sudah lama tak berkesempatan untuk menyapa Anda dengan benar. Lama tak bertemu.”

Satsuki berbicara dengan Julianne, Ibu Liselotte. Dia terlalu banyak bertukar salam sampai tak ingat berapa kali dengan para bangsawan yang menghadiri pesta malam itu, tetapi dia ingat baik Julianne, ibu Liselotte.

“Iya. Suatu kehormatan di ingat oleh Anda, Pahlawan-sama.” Julianne menanggapi Satsuki dengan senyum bahagia di wajahnya.

“Yah, Julianne-san sangat cantik. Ibu Liselotte-chan contoh sempurnanya …. Awalnya, saya pikir beliau sedikit lebih tua dari saya, hasilnya saya kaget ketika mendengar Anda sekalian  adalah ibu-anak. Meninggalkan kesan mendalam pada diri saya.”

“Wah …. Senang sekali mendengar itu dari seorang Pahlawan.” Pipi Julianne merah merona.

“Saya tidak terbiasa dipanggil Pahlawan. Anda bisa memanggil nama saya jika bersedia.”

“Saya sedikit ragu, kalau begitu …. Saya panggil Satsuki-sama. Terima kasih banyak atas semua bantuan yang telah Anda berikan kepada putri saya.” Tutur Julianne dan menunduk.

“Tidak, tidak, dengan senang hati. Saya juga berhutang budi kepada Liselotte-chan.” Satsuki menanggapi dan balas menunduk.

“Dia menjabat sebagai penguasa kota, dia pun mengelola guild perdagangan, dia cenderung tidak bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya karena jadwal padatnya, jadi untunglah Anda berteman dengannya, Satsuki-sama.” Tutur Julianne dengan sedikit selipan kasih sayang orang tua.

“Ya ampun, Ibu.” Pipi Liselotte memerah sedikit .

“Hmmm, jangan risau. Saya sudah berteman baik  dengan Liselotte. Saat  dia datang ke ibukota untuk urusan bisnis, dia juga pergi menemui saya. Terima kasih atas semuanya, Liselotte-chan.”

Kata  Satsuki sambil tertawa dan berterima kasih kepada Liselotte atas waktunya.

“Tidak, aku juga senang berbicara denganmu, Satsuki-san. Akulah yang harusnya berterima kasih.”

“Baguslah, Liselotte.” Melihat respon malu-malu putri kesayangannya, Julianne berbicara lembut.

“Ya, Ibu.” Liselotte mengangguk, membalas perkataan ibunya. Kemudian .…

“Maaf saya terlambat menyapa Anda, tapi saya juga sangat berterima kasih atas bantuan Anda, Julianne-san. Terima kasih juga Liselotte-san atas semuanya.”

Rio bergabung dalam percakapan dan menyapa Julianne serta Liselotte. Raja Francois telah hadir, jadi Rio tak sempat menyapa yang lain.

“Tidak, saya pun sama. Lama tak berjumpa, Sir Haruto” Liselotte terlebih dahulu yang menanggapi sapaannya.

“Beruntung bisa berkesempatan untuk berbicara dengan Anda lagi, Sir Amakawa. Terima kasih telah mengundang saya dan Satsuki-sama sekaligus putri saya untuk mengunjungi mansion Anda.” Julianne juga menanggapi Rio dan tersenyum sangat bahagia.

“Saya senang sekali berkesempatan bicara dengan Anda setelah sekian lama karena saya terlalu sering bepergian dan belum sempat bertemu kembali dengan Anda. Saya turut ingin menyampaikan terima kasih sekali lagi.”

“Lebih mantap lagi kalau bisa lebih sering  menunjukkan wajahmu pas sudah resmi menerima mansion nanti .”

Sesaat Rio menanggapi Julianne, Satsuki meminta dengan suara nakal seolah-olah memohon.

“Kedepannya akan kuusahakan. Begitu kau tinggal di kastil, silakan kunjungi  mansion kapan pun dan anggap rumah sendiri.”

“Oke, aku tak sabar menantikannya.” Suasana hati Satsuki sedang baik, tandanya dia menganggap serius  perkataan Rio.

“Iya,” Rio mengangguk sembari tersenyum, ibaratnya menyambut Satsuki.

“Kalau begitu, aku tidak sabar mansion macam apa yang akan didapat Haruto. Makasih , Haruto.”

“Aku belum melakukan perbuatan apapun hingga pantas menerima terima kasihmu.”

“Tidak-tidak, Kamu diberi mansion besar karena jasa-jasamu  sejauh ini, dan sekiranya Putri Christina sama Putri Flora tidak kembali dengan selamat, memangnya aku akan sangat menantikan mansion-mu? Entahlah. Kata-kataku bias , tapi didengarnya tidak mengenakan .… Jadi terima kasih atas perbuatanmu. Aku akan tagih janjimu, dan aku akan datang setiap hari selama kau di sini, Haruto.”

Ujar Satsuki, dan boleh jadi dia tak suka dengan suasana sedih pembicaraannya, dan di akhiri tawa canda.

“Baiklah …. ” Rio ikut tersenyum.

“Apa Julianne-san dan Liselotte-chan tahu mansion seperti apa yang Haruto terima?” Satsuki menanyakan  keduanya.

“Saya tahu bangunan mana yang dimaksud dari kata-kata Yang Mulia sebelumnya. Mansion indah yang ditinggali keluarga kerajaan. Barangkali dibangun di era baru dengan desainnya yang elegan. Namun karena dari awal  ini bukan tempat yang boleh dimasuki siapapun selain keluarga kerajaan, tidak mungkin bisa melihat bentuk  interiornya …. Ibu tahu tidak?” Lieselotte menjawab lebih dulu, lalu menoleh ke Julianne.

“Ibu  belum pernah masuk kesana sebelumnya. Jadi aku juga juga penasaran.” Ucap Julianne berkata dengan sedikit penasaran.

“Begitukah. Pasti seru sekali melihat susunan dan interior mansion yang belum Ibu ketahui.”

Dan percakapan pun berlanjut. Beberapa menit selanjutnya Charlotte kembali bersama Christina dan Flora, yang telah selesai berganti pakaian.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments