Share this post on:

Bocah-Bocah Buruk

Penerjemah: DaffaNieR

Tommy Raksasa Kecil: A-a-ada orang keluar dari koper?!

 Jame Kepala Labu: Agh, koper aneh! Dia tahu sihir hitam. Kabur!

Vertin: Ini koperku. Tolong kembalikan

Tommy Raksasa Kecil: Tidak! Jangan sentuh aku! Mau aku kasih ke opsir!

Jame Kepala Labu: Haha! Cium pantatku sini! Dasar kadal pecundang!

APPLe: … kapan seorang bajak laut bertemu para perampok? Merampok bukanlah perilaku baik yang dipelajari anak-anak seperti pelajari.

Jame Kepala Labu: Apel itu bicara!

Jame Kepala Labu: Idih!! Timpuk batu!!

APPLe: Aww …!

APPLe: Sepertinya generasi yang kita temui kurang ramah.

Vertin: Kalau mereka menggoyang-goyang kopernya seperti ini, Regulus mungkin akan terluka.

Vertin: Tuan APPLe, aku butuh bantuanmu.

APPLe: Dengan senang hati. APPLe ini akan menyinari cahaya keadilan kepada mereka—yah, takkan menyalahi Deklarasi Hak Anak-Anak.

Vertin: Kali ini sembunyikan di lubang pohon. Semestinya takkan terlalu mudah ditemukan.

APPLe: Situasi para arcanist empat puluh tahun lalu terlihat jauh lebih buruk dari situasi kami. Setidaknya kami masih bisa bicara pada manusia.

Vertin: Gerakan subkultur memang telah mengubah status sosial sebagian arcanist. Sementara di tahun 1920-an … masih banyak ketidakadilan.

Vertin: … Tuan APPLe, berapa lama lagi sampai kopernya tidak kelihatan.
APPLe: Tiga puluh menit. APPLe ini masih menunggu ketinggian matahari yang tepat.

APPLe: Kau boleh menemui Regulus duluan. APPLe ini takut Regulus barangkali akan berbuat yang tidak-tidak untuk bersenang-senang ….

APPLe: Ahem …. Untuk menghilangkan bosan, dia mungkin akan membuat masalah.

Vertin: (Oke).


Vertin: Regulus?

Hanya ada bunyi gema.

Dan tak ada tanda-tanda kehadiran Regulus.

Vertin: Tidak ada siapa-siapa di sini. Lampunya dimatikan. Dia pergi ke ruangan lain?

Seseorang sedang bernyanyi di danau. Suara lirih itu menghampiri ruangan.

Regulus: Haha … ♪

Vertin: Regulus! Kenapa kau ke sana?

Pemandangan luar kian berubah ….

Yang tak berubah selama berabad-abad adalah danau dan roda pemintal tua.

Regulus: *hiks-hiks* …. Rekamannya …. Jangan ambil rekamanku ….

Vertin: …!

Vertin: Suaranya terdengar asing.

Vertin: Aku harus memeriksanya.

Tempat ini tak pernah didatangi Vertin.

Vertin: Regulus! Regulus!

Vertin: Aku tidak melihatnya di manapun …. Kabutnya semakin tebal ….

Vertin kian mendekat dan mendapati sebagian roda pemintal tua di tengah-tengah danau dengan benang tua.

Vertin: … talinya punya dua jalinan?

Air naik.

Lebih banyak air yang naik.

Tanah telah ditutupi air hujan “Badai”. Luar biasanya, airnya tak punya bobot, ataupun kelembapan. Hanya saja mengalir lamban dan tenang, layaknya waktu.

Vertin: Waktu ….

Vertin: Kalau tidak salah aku pernah lihat ini …. Ini ‘kan …. Aku ….

Garis di tangannya, teknisnya sesuatu semacam garis di tangannya yang tidak dapat dirasakan, perlahan-lahan membentuk suatu jalan di depannya.

Dan ada seseorang yang diundang

Vertin: … hm?

Sonetto: … Timekeeper?! Ahh, ahem, aku … aku barusan memikirkan cara mencarimu.

Sonetto: Boleh bertanya ini di mana?

Sonetto: Apakah kau menggunakan jurus arcane tingkat lanjut “Afreroj Around” Nomor 000262603100008, untuk mengirimku kemari?

Sonetto: Tidak, semestinya tidak begini ….

Vertin: Sonetto?! Kenapa kau … apakah karena aku menyentuh … jalinan tali itu?

Regulus: *mendengkur*

Kabutnya terangkat dan mengungkap Regulus. Saat ini, dia tengah tertidur pulas dengan sebuah batu di tangannya.

Sonetto: Regulus?!

Sonetto: Madam Z benar! Beliau bilang Regulus bersamamu!

Vertin: Apa?!

Sonetto: Regulus, dia …. Hmm? Dia kelihatannya sedang tidur … yah ….

Sontto: Umm … aku pun merasa sedikit … pusing …?

Vertin: Kenapa kalian semua pingsan?

Vertin: Ada apa? Nampaknya aku baik-baik saja ….

Di danau, roda pemintal masih berkilauan.

Vertin: Hmm ….

Vertin: Aku harus kembali memeriksanya lagi nanti.

Vertin: (Bawa mereka pergi terlebih dahulu).

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments