Share this post on:

Kekhawatiran Masing-Masing

Penerjemah: Rinwell

Gua ga nemu sumber gambarnya 🙁

Ujung-ujungnya, delapan orang akan berangkat dalam perjalanan ini.

Tentu saja, semuanya memiliki kepentingan sendiri-sendiri dan tiap-tiap orang punya peran, namun Subaru tidak pernah melakukan perjalanan jauh bersama kelompok sebesar ini.

“Tidak apa-apakah …?”

“Ada apa, Subaru? Ada yang mengganggumu?”

Melihat Subaru memutar kepalanya dan meresahkan masa depan, Emilia mendekat untuk memeriksanya. Selama perjalanan ini dia mengenakan pakaian tipis.

“Hmm. Pakaianmu sangat manis, Emilia-tan …. Dan ada banyak hal yang kuresahkan. Maksudku, diawali dari, tujuan kita berbahaya, ‘kan? Jadi dengan kelompok sebesar ini, apakah kita bisa melindungi semua orang?”

“Mmm, itu poin yang bagus. Ram dan Rem kali ini ikut dengan kita, bersama Meili. Kita harus yakin bisa melindungi mereka dan Anastasia dan kau juga.”

“Apa?! Kau barusan melemparku ke bagian persamaan perlu perlindungan?!”

Perihal kemampuan bertarung, Subaru dan Beatrice setara dengan Ram. Jika dalam pertarungan serius, Emilia serta Julius-lah yang menggendong. Sebagai remaja laki-laki, harga diri Subaru tersakiti bila hanya dapat mengandalkan perlindungan salah satunya.

Saat ini, terdapat satu kereta naga diparkir di depan Manor Roswaal dan mereka tengah bersiap-siap berangkat. Kereta besar untuk perjalanan kali ini punya ruang lebih dari cukup untuk menampung sepuluh orang tanpa terasa terlalu sesak. Secara visual kelihatannya hampir seperti mobil kemah, meski mengandalkan naga darat untuk penggeraknya seperti kebanyakan kereta lain. Dan salah satu naga yang menariknya adalah rekan terpercaya Subaru, Patrasche.

Maunya bilang tidak ada yang perlu dicemaskan selama bersama Patrasche, tapi—

“Keahlian khususmu adalah akur sama monster iblis, terus kenapa dengan naga darat tidak?”

“Jangan jahat begitu, onii-san.”

Pipi Meili menggembung marah.

Dia telah mengganti pakaian tahanannya, tapi dia tak punya banyak barang bawaan. Ketika berusaha memuat sedikit barang bawaan itu ke kereta naga, dia bertengkar sedikit dengan Patrasche.

Dia dicintai para monster iblis dengan tulus, tapi nampaknya naga darat adalah pengecualian. Tidak hanya Patrasche. Bahkan naga-naga darat lain menggeram padanya.

“Mereka sepertinya membenci bau monster iblisku. Karenanya mereka marah.”

“Ah, aku mengerti, gara-gara itu …. Patrasche, dia baik.”

Mendengarnya, Subaru mengelus leher Patrasche dan menjelaskan situasinya.

Naga angkuh itu membenamkan hidungnya ke leher Subaru dan terang-terangan mengendusnya. Misal Subaru menebak maksudnya, maka terjemahannya adalah Patrasche mencoba menggantikan bau Meili dengan bau tubuhnya.

“Patrasche biasanya amat perhatian. Kalau dirinya setidak suka ini …. Kalian berdua betulan tidak akur ….”

“Kesampingkan makhluk lain, benar-benar mustahil aku berdamai sama naga itu. Dia terlalu nempel dengan dirimu. Jangan biarkan aku sendirian dengannya. Dia mungkin memakanku.”

“Memangnya itu akan terjadi! Patrasche-ku tuh vegetarian!”

Menenangkan naga kepercayaannya yang sedikit bersemangat, Subaru mendesak masuk Meili.

Dan seketika dia menyeka keringat dari alisnya setelah menyelesaikan satu pekerjaan ….

“Aku tahu kau sibuk membuat gadis-gadis makin terpincut, tapi boleh aku minta waktumu sebentar?~”

“Bisa tolong hentikan penjelasan yang terdengar seperti skandal itu? Kau membuatku kedengaran mudah ditebak atau semacamnya.”

Menanggapi pertanyaan jahat tersebut, Subaru menoleh dan melihat Roswaal tersenyum sambil melambai.

Emilia juga Julius berdiri di sebelah marquis yang mengenakan pakaian badutnya. Subaru menghampiri sembari memikirkan kelompok tiga orang aneh itu. Sesampainya, Roswaal berkedip kepada mereka bertiga.

“Baiklah, tentang perjalanan ini, akan menjadi kepergian yang cukup lama dan kemungkinan lumayan~ sulit. Jadi ada satu hal yang ingin kupinta selama perjalanan—tentang Ram.”

“… Marquis Mathers, apakah pantas saya berada di sini dalam percakapan ini?”

Subaru dan Emilia terdiam, namun Julius mengerutkan alis. Dia ikut bergabung dalam perjalanan, tapi secara teknis dia adalah orang luar dan bukan bagian fraksi Emilia jadi tentunya bertanya-tanya mengapa diikutkan dalam percakapan ini.

“Menyebabkan masalah bukanlah keisenganku. Setelah melihatmu berinteraksi dengan Subaru dan yang lain, aku putuskan kau bisa dipercaya. Karena itulah, aku punya permintaan. Menurutmu bagaimana, Julius?”

“Itu hal paling mencurigakan yang pernah kau katakan, Roswaal.”

“Maaf, tapi aku berpikiran sama ….”

Respon Roswaal malah membuat Subaru dan Emilia curiga.

Sisihkan pengalaman masa lalu, pernyataan Roswaal barusan aneh. Sang marquis sepertinya menyadarinya karena sekarang dia sedang nyengir-nyengir.

“Maaf. Wajar saja bila kedengaran tak meyakinkan. Namun demikian, ada suatu hal yang mau kuminta dari Julius, karena ini masalah hidup-mati.”

“Hidup dan …. Apakah ini terkait raga Nona Ram?”

“Aduh~. Tidak kusangka kau sadar … kau bahkan lebih ahli dari yang kupikirkan.”

Roswaal terkesan Julius telah memahami inti masalahnya bahkan sebelum dijelaskan. Marquis mengangguk dan mengukir semacam gambar di tengah udara dengan jarinya.

“Kalau kau menyadarinya, maka akan lebih mudah. Tubuh Ram tak sanggup mengandung bakatnya yang tumpah ruah. Karena itulah tubuhnya selalu tertekan oleh beban tersebut. Kelesuan dan rasa sakit adalah pendamping konstannya … meskipun tidak dia perlihatkan sebab sifatnya adalah gadis~ teguh dan pemberani.”

“Apa? Mustahil ….”

“Tidak heran Anda terkejut, Emilia-sama. Karena gadis itu terlampau kuat.”

Emilia tersentak sedangkan Roswaal perlahan menggeleng kepala.

Subaru pun sekaget Emilia. Dia pernah dengar Ram telah kehilangan tanduk dan kekuatan dahulunya. Rem bilang kekuatan Ram sangat kuat bahkan di antara suku Oni.

Namun Subaru baru dengar kalau kehilangan tanduknya masih menyiksanya hingga hari ini.

“—begitu, jika demikian saya memahami maksud marquis.”

Julius mengangguk seolah-olah memahaminya hanya dengan mendengarkan.

Roswaal mengangkat alis sementara Subaru dan Emilia saling menatap.

Kita baru dapat kepastian tentang tubuh Ram. Kau bisa tahu apa hanya dari informasi itu?

“Kondisi malang tubuhnya sudah jelas. Semisal suatu gerbang rusak membuat kesehatannya memburuk, maka perlu sesuatu untuk menggantikannya.

“Kemungkinan besar, marquis-lah yang secara pribadi menangani masalah tersebut sejauh ini, benar begitu, Marquis Mathers?”

“Tepat, Julius. Sayang sekali aku tidak bisa mengingatmu~.”

“… ohh! Jadi begitu.”

Selagi Roswaal mengagumi wawasan Julius, Emilia mengepalkan tangan, akhirnya mengerti juga.

Di sisi lain ketiga orang yang sudah saling paham, Subaru masih tidak bisa mengikuti sebab tingkat pengetahuan dasarnya dan mulai terlihat jengkel.

“Hei, jangan karena sama-sama tercerahkan penjelasannya jadi dihentikan. Terus apa?”

“Sederhana, Subaru. Tubuh Nona Ram mengalami semacam kecacatan sepertimu. Sebagaimana Nona Beatrice yang melakukannya padamu, Nona Ram perlu seseorang untuk mengatur mana-nya.”

“Tiap malam, aku diam-diam mengaturkannya~.”

“Oh, setiap malan …. Ah!”

Dari penjelasan mereka, sesuatu terklik dalam benak Subaru.

Dia ingat bayangan Ram menjambangi Roswaal setiap malam. Jujur saja, awalnya dia asumsikan itu semacam pertemuan rahasia antara majikan dan pelayannya jadi dia alihkan perhatiannya dari gambar-gambar grafis yang diciptakan pikirannya.

Kini Subaru sadar dalam artian tertentu itu semacam perawatan khusus untuk Ram.

“Mohon maaf, Marquist Mathers. Saya takut tak mampu memenuhi harapan Anda.”

Selagi wajah Subaru makin panas sebab sadar telah salah paham selama satu tahun, Julius membagikan opininya pada masalah ini. Mata Roswaal menyipit terhadap respon tak terduga itu.

“Sepertinya kau tidak sekadar rendah hati atau semata-mata tidak ingin membantu fraksi lawan. Mengelola Od Ram memerlukan kemahiran dalam memanipulasi berbagai warna sihir. Terkait hal itu, kurasa kaulah yang paling cocok ….”

“Saya menduga harapan Anda adalah karena anak-anak di sekitar saya.”

Bibir Julius melembut, ibarat terjebak oleh kelemahan sesaatnya.

Sekelebat, beberapa cahaya hangat nan redup melayang-layang ke sekelilingnya. Enam warna berkilauan di udara. Itulah roh-roh yang Julius kontrak. Yang dulunya dia kontrak.

“Kecambah-kecambah saya …. Akan tetapi, hubungan kami tidak lagi ada. Seandainya status saya masih sama, saya takkan ragu menerima permintaan Anda, tapi ….”

“Kontrakmu dengan para roh berakhir ketika namamu dicuri, ya? Tapi walaupun kehilangan koneksi tersebut, mereka tetap tidak mau meninggalkan sisimu.”

“Saya terka itu karena sisa-sisa ingatan yang pernah kami miliki. Kalau tidak, koneksinya masih ada sekalipun tidak bisa mereka lihat. Intinya, hanya belas kasih mereka yang membuat mereka tetap menyertai saya. Saya takut tidak bisa terlalu membantu dengan kekuatan saya seorang.” Melihat roh-roh quasi, Julius mendesah lesu.

“Sekarang ini, saya tak bisa berbuat apa-apa selain mengabdi sebagai kesatria sederhana. Mohon maaf.”

“Begitu~. Itu teramat disayangkan. Mengecewakan ternyata seperti ini, tapi ….”

“Tidak apa. Aku akan berusaha yang terbaik untuk menutupi yang tak sanggup dilakukan Julius.”

Emilia melangkah maju sembari menaruh tangannya ke dadanya di saat Julius terdiam. Mata ungu Emilia antara dipenuhi tekad atau kepercayaan diri. Kesediaannya untuk melangkah maju dan melakukan apapun yang dia bisa adalah salah satu senjata terbesarnya.

“Roswaal, serahkan padaku. Akan kuusahakan yang terbaik andai itu demi Rem.”

“Ya, tentu saja. Sekiranya saya tidak bisa meminjam kekuatan Julius, maka tak ada pilihan lain selain menyerahkan takdir Ram kepada Anda, Emilia-sama. Anda dapat bicara langsung dengan Ram atau Beatrice mengenai detailnya.”

“Selain Ram, apa maksudmu Beako?”

“Soal teori dan praktik sihir, Beatrice amat~ terampil. Buang-buang bakatnya misal dikontrak olehmu, tapi perkara pengetahuan, dia bahkan sebanding denganku~.”

“Maaf menyia-nyiakan bakatnya, tapi setidaknya aku tebus dengan cinta.”

Sebenarnya itu bukan argumen tandingan, namun Subaru masih menekankan cintanya untuk Beatrice. Subaru akan menjadikan dirinya latar belakang ponsel dan komputernya tanpa ragu-ragu. Tentu saja, analogi itu takkan masuk akal di dunia ini.

Pokoknya, permintaan Roswaal mengejutkannya lugas dan murni.

Seumpama itu demi Ram, maka Emilia akan berusaha sekuat tenaga, dan Subaru akan bicara dengan Beatrice tentang itu.

“Tapi, aku terkejut kau membuat permintaan tulus begitu. Kau sehat?”

“Sangat mengagumkan. Ini pertama kalinya Ram bilang dia akan meninggalkanku.”

“….”

Roswaal tak menanggapi respon lancang Subaru, menjawab dengan nada serius yang membuat Subaru terdiam seribu bahasa.

“Ram sendiri bisa merasakan sesuatu, walaupun dia tidak ingat, aku yakin itu. Sangat menakutkan melihat dirinya memberontak terhadapku secara emosional. Karenanya aku ingin meminta ini darimu.”

“… iya, akan kuingat baik-baik.”

Subaru merasa ada sesuatu yang berubah dari hati Roswaal sebab keputusan hati-hati Ram. Bahkan sesudah kejadian di Sanctuary satu tahun lalu, Ram masih mengabdikan dirinya kepada Roswaal.

Barangkali Roswaal pun tergerak hatinya oleh pengabdian Ram meski masih mengutamakan hasrat terbesarnya.

Roswaal menjadi manusia yang kesulitan mengurus emosi yang tidak dapat dia tampung jauh lebih baik ketimbang menjadi monster tak bisa dipahami.

“—nampaknya sudah waktunya.”

Sebelum Subaru sempat berkata apa-apa, Roswaal balik badan.

Di belakangnya, pintu mansion terbuka, dan empat gadis muncul dari dalam. Mereka semua adalah para pelayan Manor Roswaal, melihat keempat-empatnya bersama-sama sangatlah mengesankan.

Tentu saja salah satunya masih tidur, dan saudari kembarnya sedang memakai pakaian pengelana, jadi gambarnya kurang lengkap.

“Tuan, persiapan kepergian mereka berdua sudah dibuat.”

“Kerja bagus. Hati-hati di jalan, Ram.”

Setelah menerima laporan lirih Frederica, Roswaal beralih ke Ram yang sudah berpakaian untuk perjalanan. Ram membungkuk.

“Terima kasih sudah mengabulkan permintaan egois ini. Saya akan membalasnya dengan hasil yang sesuai harapan Anda.”

“Aku berharap tinggi kepadamu. Namun jangan~ paksakan diri sembarangan. Juga perhatikan tindakan sembarangannya Emilia-sama dan Subaru.  Mengawasi mereka termasuk~ peranmu.”

“Baik, Tuan.”

Subaru hendak mengatakan hal kurang ajar, tetapi dibungkam oleh tatapan tajam Ram. Setelah ditumbangkan, Subaru mengalihkan perhatiannya ke seseorang di sebelah Ram.

Rem mengenakan pakaian jalan-jalan dan duduk di kursi roda yang didorong Petra—sesuatu yang diciptakan ulang Subaru menggunakan ingatan dunia aslinya.

Manor Roswaal cukup dekat Castour, pusat industri terkenal Lugnica. Menggunakan keahlian pengrajin mereka. Subaru mampu menciptakan produk dari pengetahuan dunia lain miliknya.

“Pembetulannya akan rumit dalam perjalanan panjang, tapi akan kuurus.”

“Kau lumayan cekatan, Subaru-sama, dan para pengrajin bilang semestinya sudah kuat asalkan tidak digunakan serampangan. Akan etapi, berhati-hatilah di pasir.”

“Tolong jaga diri, Su … Subaru-sama. Tolong jaga Rem.”

Dengan persetujuan Frederica, Petra mengizinkan Subaru mengambil kendali kursi roda. Bergerak di belakang Rem, dia memastikan tidak ada masalah menjalankannya di atas tanah datar.

“Oke, rasanya tidak ada masalah. Frederica, Petra, kalian berdua jaga benteng selagi kami pergi.”

“Serahkan tuan kepada kami.”

“Otto-sama dan Garf-sama juga.”

Frederica dan Petra mengangguk selagi Subaru memeriksa ulang kursi rodanya.

Kali ini, perjalanannya diperkirakan secepat-cepatnya memakan waktu sekitar dua bulan, jadi kemungkinan besar Otto akan pulih di Pristella dan pulang ke manor sebelum mereka kembali.

Memercayai mereka berdua untuk menahan benteng sampai kepulangan mereka, Subaru mendorong kursi roda menuju kereta naga.

“Baiklah. Aku enggan pergi, tapi kurasa sudah waktunya.”

“—Barusu.”

Mendadak, suara Ram terdengar dari belakang.

“Hah? Apa? Ada yang mengganggumu?”

“Cari tahu sendiri …?”

Subaru mengerutkan alis ketika mendengarnya, kemudian menyadari tatapan Ram terfokus pada tangannya. Dengan kata lain, ke kursi roda Rem.

“Jika kau ingin bertukar denganku, katakan saja.”

“Mempertimbangkan arti diriku ikut bersamamu dan menghubungkan arti itu dengan tujuanku, seharusnya sudah jelas kau mesti menyerahkan Rem kepadaku …. Walau kau sudah mengetahuinya tanpa perlu kuucapkan, yang mana kurasa pantas menambahkan sedikit nilai plus pada kebaikan hatimu.”

Subaru dengan enggan membiarkan Ram menggantikannya, kemudian gilirannya yang mendorong kursi roda itu. Sang kakak bergerak perlahan ke kereta kuda seakan-akan merawat adiknya yang lagi tidur di kursi.

Melihat mereka berdua, Subaru tiba-tiba merasa seseorang menggenggam tangannya yang baru dibebaskan.

“Beako?”

“Jangan terlihat menyedihkan seperti itu. Bukan berarti perasaanmu kalah oleh kakak perempuannya. Kurasa kau cuma harus melakukan yang kau bisa dengan caramu sendiri.”

“Aku tak sedih karena …. Tidak, kurasa aku memang sedih.”

Subaru tidak menyangka perannya akan diambil, tapi mau bagaimana lagi. Subaru mencubit pipinya lalu ditarik keras-keras.

Setelahnya, tangan kosongnya dicuri oleh tangan pucat lain.

“Misalkan tanganmu satunya melakukan itu, lebih baik kugenggam saja.”

“Ugh. Emilia-tan ….”

Betty penasaran kau akan berbuat apa waktu dia bangun, sebab kau akan cepat kehabisan tangan untuk digenggam.”

“Ah, aku pun penasaran.”

Beatrice dan Emilia di masing-masing tangannya, Subaru menatap keduanya, tak tahu harus merespon apa. Tetapi dia hanya dipelototi sedikit dan dilirik ramah oleh mereka berdua.

Terlebih lagi, dia merasa Petra melotot tajam di belakangnya serta tatapan menghina yang sedingin es kala Ram berbalik setelah tiba di kereta kuda.

Dicampakkan sekaligus dikepung semua sisi, ekspresi Subaru menegang. Kemudian paling buruknya, Julius mengangguk-angguk sendiri selagi menonton.

“Reaksi apaan, tuh? Kalau mau bilang sesuatu, bilang saja!”

“Begitu. Kalau demikian, perkenankan aku memberi satu komentar—dikelilingi oleh wanita cantik seperti itu, kau sungguh diberkati. Tapi aku ingin tahu apakah kedua belah tanganmu cukup untuk memuaskan seluruh wanita-wanita cantik ini.”

“Apaan?! Semua orang mau memperebutkanku?! Aku melakukan hal yang salahkah?!”

Julius mengangkat bahu dengan wajah sedih tatkala teriakan menyedihkan Subaru bergema di udara. Sayangnya, tak ada dewan perang atau penasihat internal untuk mendukung Subaru.

Selama dua bulan berikutnya, dia hanya harus berusaha yang terbaik untuk berjuang sendiri.

Menyadari situasi putus asanya, rasa sayang dan kepercayaan terkumpul dalam Subaru saat dia merasakan kehangatan memenuhi dua tangannya yang hanya diimbangi kegelisahan meluap-luap.

Dan begitulah cerita berlalunya pagi keberangkatan.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Oke

Mantap🥳