Share this post on:

Kekuatan Tempur Non-Kombatan

Penerjemah: DarkSouls

“Kerakusan … ~tsu.”

Menghadapi mimpi buruk yang berdiri di depannya, keringat dingin mengalir di punggung Oto.

Musuh yang mengaku sebagai Uskup Agung—nama Kerakusan sudah didengar Otto. Namun nama itu.

“Setahuku, nama Uskup Agung Kerakusan mestinya Roy Alphard.”

“Aduh-aduh, kau sudah bertemu kami sebelum bertemu kami? Jika iya, maka onii-san tak dimakan dan lolos baik-baik saja itu cukup mengesankan. Apalagi kalau se~muanya adalah suguhan bagi Makanan Aneh Roy.”

Bocah yang mengaku sebagai Ley Betenkaitos, tersenyum dan tertawa terhadap pertanyaan Otto. Mendengar tawa itu, Otto tahu spekulasi mengerikannya telah dibenarkan.

 —ada dua Uskup Agung Kerakusan.

“Tidak, lebih akuratnya, sekurang-kurangnya dua …”

Ley dan Roy, lebih tepatnya, duo Batenkaitos dan Alphard? Kemungkinan terburuknya, mungkin menganggap mereka seperti mimpi buruk kek Kelinci Besar tak terhitung jumlahnya.

Julius bersama Ricardo sepatutnya pergi menguasai Menara Pengendali Kerakusan, namun kalau yang menunggu di sana tidak sendirian, alih-alih perjuangan sulit, lantas bakal menjadi kekalahan tak terelakkan.

“Hei! Apa ini saatnya ngobrol dan berteman dengan bajingan itu?! Ini bukan waktu yang tepat untuk semua itu!”

Saraf-saraf nyali Otto tampak menajam menyertai sensasi membara di dahinya. Pikirannya terganggu suara yang sangat feminim saat itu.

Tentu saja Otto pun kenal pemilik suaranya. Karena dia mendapati dirinya kebingungan juga.

“Mengapa Felt-sama di sini? Saya yakin Reinhard-san menyuruh Anda untuk tinggal di pusat evakuasi!”

“Kalau kotanya dalam kondisi begini, memangnya aku takkan menghiraukan dan duduk manis di sudut kecil pusat evakuasi!”

Gadis berambut pirang dan mata merah dengan berani berkata demikian. Seseorang menonjol yang tidak mungkin salah mengiranya dengan orang lain, dialah Felt.

“Sampai segelisah itu, yang kau lihat setelah terlibat adalah seorang Uskup Agung, ya. Sebab sudah terlanjur, kekalahanku sudah pasti gara-gara nasib burukku …”

“Tidak usah sepesimis itu, onii-san. Ba~gi kami, pertemuan manapun adalah bumbu penggemar makanan. Kami mesti menjadi Kerakusan, tapi kami benar~benar paham pentingnya persiapan ~tsu.”

Batenkaitos di tengah, Otto dan Felt berdiri di posisi sudut. Di garis lain, berdiri sosok yang nampaknya Otto kenal.

“Senang melihat Anda lagi, Kiritaka-san …”

“Suara tenang dengan mata mati dan tidak mau menurut, -kun! Aku tidak paham perasaannya sih!

Sosok Kiritaka yang ditutupi perban tipis dan tengah kesakitan sedang berdiri di depan Otto. Meski dia hadir, Otto tak senang melihatnya.

Sewaktu Otto kabur dari markas besar perusahaan Muse, dia berpapasan Kerakusan, takdirnya jadi tidak pasti. Dia bahagia selamat dari sana, namun aktor di panggung kala ini masih membuat kejadian ini tak pasti.

“…”

Begitulah, Otto bersama Felt dan Kiritaka punya pendapat sama di waktu yang sama—kombatan tepat diperlukan di sini.

“Ada tiga kelompok, semuanya bukan kombatan yang menemui kekuatan utama musuh. Dasar lelucon buruk. Tolong hentikan.”

“Kurasa sekutuku takkan datang dalam waktu dekat. Aku juga sama, nii-chan, kau kelewat mengandalkan dirimu.”

Felt memberi tahu Otto. Otto, juga tidak bisa beralasan saat ini. Di belakang Felt adalah pelayan berwajah raksasa yang penampilannya tangguh. Kiritaka pun membawa sejumlah anggota White Dragon Scales bersamanya. Hanya Otto yang sendirian.

“Kami bilang hasilnya sama-sama saja entah sebanyak apa orang yang dikumpulkan. Misalkan kalian, maka rasa haus kami takkan pernah disembuhkan ~tsu! A~h, kalian di mana, kami mencari-carimu, kami ingin menemuimu, kami ingin menemuimu, biarkan kami menemuimu.”

Otto dan yang lainnya dilingkupi pesimisme perihal kekuatan bertarung mereka, namun Batenkaitos tanpa ambil pusing bertingkah sendiri.

“Ingin bertemu? Sebenarnya, kau ini ngomong apa.”

Otto mencoba melanjutkan pembicaraannya dengan kata-kata. Mengukur kewarasan Batekaitos.

Kalau pengukurannya benar, Otto bisa saja dihabisi dalam sekejap. Bahkan mengulur waktu sedikit pun—perlu menciptakan celah itu, apa pun risikonya.

“Memang merepotkan menjelaskannya berkali-kali, ya. Mulut kami tidak boleh lelah karena orang lain ~tsu. Itu kemungkinan terburuk, bukannya akan jadi terburuk, bakal jadi buruk total, bukankah terburuk yang kita maksud.”

“…”

Dengan ekspresi ngeri, Felt dan Kiritaka menggeleng kepala terhadap kata-kata Batenkaitos. Alih-alih dijawab, mereka dipertanyakan banyak orang. Seketika percakapan itu mendadak terjadi, Otto terus menatap karena tidak bisa berbincang dengan Kerakusan.

Namun tetap saja, Otto mempunyai Divine Protection of Anima Whispering yang bahkan dapat berbicara dengan makhluk-makhluk yang tak punya akal manusia.

Mari bernegoisasi. Tidak peduli tantangannya bagaimana, lebih baik ketimbang masalah yang mengepung Subaru.

—tolong, pinjamkan aku kekuatanmu, Natsuki-san.

“Maka dari itu, aku barangkali benar-benar jadi lebih kaut. Tolong coba bicara bersamaku. Maksud permintaannya, mungkinkah kau membicarakan Roh Buatan?”

Langkah cukup berbahaya. Pilihan kata-kata tersebut, suara keras kepala bisa saja dengan mudah menyulut amarah Batenkaitos. Tapi, Batenkaitos menggeleng kepala.

Tatkala bocah laki-laki itu mendengar kalimat Otto dan berharap agar menanggapi pembicaraan, dia tertawa riang.

“Yang kami ingin ketahui hanyalah satu orang … orang yang melakukan siaran sebelumnya. Pahlawan yang bersiaran, adalah orang yang kami cari-cari.”

“…”

Aku tarik kembali kata-kata itu.

Lagian Subaru tidak meminjamkanku kekuatannya, aku pun tak ingin meminjam namanya.

“Sang pahlawan, pahlawan terkasih nampaknya datang menghakimi kami. Dada kecil ini, sakit kala tengah mencari~nya ~tsu.”

“… kedatangan seseorang yang sifatnya menyusahkan, memangnya dia bisa melakukan apa, orang itu.”

Seandainya dia betul-betul di sini, Mimpi aja terus! adalah yang akan dikatakannya, namun tidak ada gunanya mengutip sumpah serapah seseorang yang dari awal tidak hadir di sini.

Terhadap reaksi Otto, Felt mengerutkan kening …

“Sudah kubilang ngobrol bakal buang-buang waktu! Lagipula siapa yang mau menjual keluarga mereka. Bahkan bagi diriku yang tanpa ampun, itu tak diragukan lagi, kecuali Reinhard, aku tidak yakin kalau dia.”

“Saya menyesal mendengar evaluasi itu, tapi saya takkan bilang apa-apa karena saya anggap Felt-sama terjebak dalam keturunannya!”

Felt kasar tidak mengatakan sepatah kata pun yang mana menjawab permintaan Batenkaitos. Kiritaka pun sama.

Keduanya langsung tahu bahwa permintaan Batenkaitos adalah Subaru, dan segera langsung membuangnya.

“…”

Secara pribadi keputusannya bagus, tapi kelewat terburu-buru pada situasi ini.

Sebab percakapan cepat ini, Subaru akhirnya tak dijual.

“Orang ini mengacaukannya. Gadis ini dan yang lainnya tidak sabaran, setelah mendengar pidato pahlawan yang kau cari-cari, kegirangan dan melompat keluar dari pusat evakuasi, semuanya cuma gara-gara tidak sabar doang.”

“Ha~h!?”

“Sstt—”

Cerita Otto membuat Felt tersentak mendadak. Lalu orang yang mendiamkannya adalah Kiritaka.

Kepala pedagang perusahaan Muse memang hebat, dia langsung tahu keputusan Otto. Di waktu yang sama, tatapan mereka saling berpandangan.

Dari tatapannya, Otto menunduk dan menyentuh dagunya.

“Misal kau tidak ingin menjawab pertanyaan, maka aku akan mengantarkanmu ke sang palawan. Aku juga menginginkan hidupku. Akan tetapi aku meminta keselamatan nyawaku.”

“Benarkah! Kau tahu? Kau tahu? Tempat pahlawan kita! Sosok pahlawan tercinta kita! Sosok lemah nan rapuh itu tidak dapat melakukan apa-apa kecuali dia didukung, orang itu!”

“—? Ya, uh, ya.”

Otto mengangguk, sewaktu menyadari keganjilan pada kata-kata Batenkaitos.

Ibaratnya tahu banyak soal Subaru. Memanggil pahlawannya, juga memperhatikan seksama orang bernama Natsuki Subaru.

“Tidak, aku akan mengantarmu.”

Karenanya Otto bingung. Perihal Subaru. Tidak mengagetkan jika dua atau tiga Uskup Agung Dosa Besar sudah tahu wajahnya. Barangkali semua Uskup Agung baiknya tidak tahu, Keserakahan, Kerakusan, Kenafsuan, Kemarahan—semuanya. Tapi sedari awal hanya ada mereka.

“Wajahmu mengerut buruk y~a, onii-san.”

“Tidak usah memedulikannya. Selain itu, kau akan melakukan apa. Membunuh kami semua di tempat ini, atau menjamin hidup semua orang di sini sebagai balasan menemui pahlawan—kau memilih mana?”

“Cara bicaramu tidak menyenangkan amat, kau ini pedagang, kan? Hal-hal yang memerlukan otak, kami pun tidak ahli perkara itu.”

“Kalau iya, maka memilih rekomendasi dan melihatnya sendiri tidak buruk-buruk juga. Itulah pepatah di antara para pedagang.”

“… hmm.”

Pembicaraan mereka ada inisitatif. Batenkaitos sungguh-sungguh Uskup Agung yang penurut. Rasanya dia hanya seorang anak kecil belaka, kelainan timpang membuatnya menganggap diri sendiri sebagai monster. Mungkin, dia cuma bocah menyedihkan—

“… barusan, kau mengasihani kami, kan?”

Seketika perasaan semacam itu berkumpul dalam hati Otto, Batenkaitos menuturkannya dengan suara lirih cepat.

“Hah?”

“Mata itu, kami mengingatnya. Mata yang meremehkan. Mata yang menghina. Mata itu, mengira kami ini semacam produk …. A~h, begitukah. Kami sudah merasa tidak enak dari tadi.”

Otto terus menatap ketika mata Batenkaitos serba rasa jijik dan permusuhan.

“Kau ini seorang pedang, bukan? Menaruh label harga pada barang-barang, para pedang menjualnya untuk melapisi kantong mereka sendiri. Nilai kemanusiaan dan opini pula, semuanya, semuanya! Mereka orang-orang mati yang ditaruh skala dan dihitung, benar?”

“Itu … entah kenapa, kurasa ada sedikit perbedaan pendapat di sini.”

Tatkala awan keraguan mulai terbentuk, kepala Otto yang sudah tegang juga dibutakan. Berhasilkah dia menyampaikan pesannya—itu adalah pertanyaan yang jawabannya jelas terlihat pada ekspresi Felt dan Kiritaka, dia tak melakukan apa-apa selain melihat diskusi.

“Siapa pula yang akan mendengarkan perkataan kalian ~tsu! Bagaimanapun, dunia ini adalah minuman rakus ~tsu! Kerakusan ~tsu! Hingga kami memakan, menjilat, menelan, kami takkan mempercayainya!”

Batenkaitos berteriak sambil melangkah maju, mengekspos taring-taringnya.

Krisisnya tak terhentikan. Tiada ledakan atau tutur kata mampu menyamai letusan ini.

“Ujung-ujungnya berakhir seperti ini, ya.”

Mengujar tidak puas, Felt memegang pisau. Anehnya, Batenkaitos juga punya pisau pendek di kedua tangannya.

Walau begitu, ada perbedaan besar soal tingkat keterampilan.

“Kalau sudah begini, yang harus diandalkan adalah semua orang dari White Dragon Scales.”

“Heihei! Sekali saja, aku bilang kami juga di sini!”

Orang di sebelah Felt pun mengangkat suara, namun Felt mengayun kepala. Artinya, akan menjadi pertunjukkan yang agak ramai.

Seseorang seperti Subaru hanya akan terbukti tidak berguna dalam kejadian ini.

“Memikirkan itu saja, nilai pria tersebut sudah turun drastis, ya …”

“Apa ocehanmu, tun~tas?”

Perlahan-lahan Batenkaitos menatap wajah-wajah Otto dan semua orang. Melihatnya, Batenkaitos mengangguk puas.

“Dalam gourmet1, persiapan dan bahan-bahan itu penting. Dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan bagus yang tersedia, ketika itulah kebajikan hidangan bisa dimakan ~tsu!”

“Aku sepertinya paham, sepertinya tidak paham juga …”

“Tak apa apabila tidak paham ~tsu! Kami pun tidak berpikir estestika kami dapat dipahami orang lain kecuali kami sendiri ~tsu! Na~h, baiklah, kalau begitu—Ayo makan!”

Percakapan itu menguatkan nasib mereka. Batenkaitos membuka mulut besarnya, mendekati Otto dengan lompatan sangat kuat. Otto yang berdiri di sebelah air menunjuk si penghujat.

“Aku senang jaminannya telah diberikan!”

“—ha~h?”

“Ini jaminannya—!”

Otto membuat suara keras dua kali dengan kakinya di depan Batenkaitos ragu-ragu.

Mendengar suara tersebut, sesuatu mendekat—

“—~tsu!”

Di belakang Otto, sekawanan naga air melompat keluar dari kanal lalu menyerbu Batenkaitos sekali gerak.


—Otto berhasil mencuci otak sekawanan naga, disertai pengaruh Wewenang Kekuasaan Kemarahan.

Wewenang Kekuasaan Kemarahan dengan jangkauan amat luasnya, sekalipun tak mencakup seluruh kota, tetapi terlampau mengguncang emosi orang-orang, menanam benih-benih semangat lemah di antara para warga, menghasilkan kekacauan besar dan perasaan was-was.

Namun demikian, pidato Natsuki Subaru baru-baru ini mengangkat moral masyarakat yang juga merupakan dasar hipotesis Otto untuk menggunakan kekuatan naga air.

“Oh, o~h—~tsu!?”

Batenkaitos yang sedang dalam melompat di udara tidak sanggup menghentikan naga air berjumlah besar.

Struktur tubuh tanpa ular mirip ular, berat yang di atas seratus kilo, tubuh jamak mereka menghancurkan Batenkaitos. Selagi terus melotot dengan sisik biru-putih, taring mereka tak henti-hentinya mengarah ke Batenkaitos yang ditumbuk.

“Berburu naga air itu kejam.”

Taring menuju mangsa, mereka putar-putar dan robek dagingnya. Tubuh kecilnya berubah menjadi potongan-potongan daging tak terhitung jumlahnya, bahkan tidak sampai sejumlah besar naga air.

“…”

Hasil akhirnya tidak bagus.

Gara-gara pengaruh Wewenang Kekuasaan Kemarahan, naga air berada dalam keadaan kuat dan bersemangat, dengan lihai ditipu ucapan Divine Protection of Anima Whispering.

“Hebat! Ini dilakukan nii-chan!”

Felt berlari sembari bersorak-sorai.

Sekalipun tak mengangkat satu alis pun saat melihat kejadian kejam ini, baru sekaranglah dia kelihatan tergerak.

“Aku cuma menyampaikan kata-kata paling minimal kepada para naga air. Mau Uskup Agung pun, dia takkan mampu menang melawan alam.”

“Mungkin begitu tapi … kau, adalah orang yang bisa melakukan hal jauh mengerikan dari yang kupikirkan.”

“Omong-omong, aku senang kita baik-baik saja. Kiritaka-san pula, tidak kusangka kau selamat …”

“Punggungku memang terluka tapi, kelompok tentara bayaran White Dragon Scales yang terkenal membantuku dengan perawatan medis ahli mereka.”

Namun tak salah lagi terlihat menyakitkan. Tetap saja apa alasan Kiritaka masih bergerak meski terluka seperti itu. Memahami makna di balik tatapan Otto, Kiritaka menyentuh dada dan ekspresinya terkesan sungguh-sungguh.

“Sudah diputuskan, kan. Posisiku adalah eksekutif manajemen Pristella. Aku mendengar siarannya, tapi tidak bisa kuserahkan semuanya pada itu.”

“Saya yakin semangat Anda terpuji tetapi …”

“Tentu saja, kemungkinannya kecil kalau aku dapat bertarung dengan baik dan bisa membantu. Tapi, sekali saja, bahkan aku pun harusnya bisa melakukan sesuatu.”

Kiritaka dengan malu menyatakan demikian setelah efek Wewenang Kekuasaan Kemarahan dan pidato Subaru.

Memang pidato Subaru telah mendukung warga dan sekaligus obat kelewat kuat untuk orang-orang yang punya misi kuat buat diselesaikan. Sampai-sampai melumpuhkan rasa takut dan alasan yang normalnya akan menghentikan seseorang untuk melancarkan aksi sembrono.

“Itu cuma sembrono, jangan pikirkan hal-hal seperti itu.”

Membaca pikiran Otto, Felt mengucapkannya dengan bibir menajam.

“Semua orang berhak bertarung demi sesuatu yang penting bagi mereka. Tidak ada yang sangugp menghentikan perasaan seseorang yang ingin melakukan sesuatu untuk hal-hal itu, biarpun tidak didukung motivasi hebat, bukan.”

“Itu … adalah pendapat individu, keputusan tersebut sepatutnya tidak diambil oleh orang yang dalam posisi bertanggung jawab.”

“Tergantung segala halnya! Dan juga aku tidak pernah bilang itu berlaku buat situasi ini, kan. Baik aku dan orang-orang itu beraksi sebab kita bisa menang.”

“Menang, katamu?”

Mengikuti Kiritaka, jari Felt menggosok hidungnya.

“Aku juga mendengar pidato nii-chan. Reinhard goblok itu juga, bersamamu pergi ke Balai Kota pemerintah. Semua orang kecuali aku, bukannya itu benar?”

Tidak adilnya, perasaan Felt sekarang ini salah paham. Dalam dunia ini, sebagaimana selalu ada kata tepat untuk mendeskripsikan sesuatu, ada juga sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia yang tepat.

Sesuai teori, Otto berhenti mendebat lagi, gara-gara dia tampaknya tidak tahu alasan mengapa dirinya di sini.

“Apa Heinkel-shi sudah ditangkap betul-betul?”

“Dia ditahan di selter Camberley. Aku dan Gaston akan merebut apa yang direnggut.

Apa yang direnggut, berkata demikian, Felt mengalihkan rahangnya ke Gaston. Gaston memegang bungkusan putih dan nampak mirip tombak panjang.

“Itu?”

“Pak tua Rom … rupanya itu senjata rhaasia yang dia simpan dalam tas pegawai kami. Maksudku, ini alat sihir.”

“Alat sihir!? Bagus banget di waktu-waktu ini!”

Idealnya, kekuatan menakutkan alat sihir bisa menghasilkan hasil yang biasanya takkan mungkin didapat.

Setelah mendengar barang itu adalah alat sihir, harapan seseorang pasti akan meningkat.

“Kondisi menggunakannya sangat merepotkan, tetapi sepadan dengan kekuatannya. Kendatipun, benda ini bakal bermanfaat membersihkan situasi kacau nii-chan …”

“—~ah.”

Mungkin bukan tutur Felt, tapi yang masuk ke telinga Otto tatkala itu adalah teriakan.

Otto kembali melihat asal suara, kemudian Felt dan Kiritaka bereaksi dengan mata membelalak. Mereka tidak lagi mendengar teriakannya. Jelas sudah. Sebab suara teriakannya tidak dipahami manusia.

“Mereka nyatanya musuh yang jauh lebih menyenangkan dari yang kami perkirakan, ta~pi …. Kadal air semata bukan makanan, betul. Entah buat pencicip makanan seperti kami atau orang-orang gastronomi, itu ha~ram.”

Terdengar suara, suara yang kedengarannya sanggup menghajar dan mengalahkan apa pun di dunia ini.

Di waktu bersamaan, kawanan naga air yang semestinya melompat dan memangsa mangsanya. Sosok mereka, ekor, batang tubuh, dan kepala telah acak-acakan, di awal-awal serangan sangat bersemangat, tetapi penderitaan menyakitkan dan aliran darah mereka menunjukkan ketidaknormalan situasi kepada semua orang.

“Felt-sama, alat sihir ini … kuat, kan?”

“Pak Tua Rom bilang, bahkan Reinhard tidak bisa menghindarinya, tahu?”

“Begitu. Ini tentu meyakinkan … Kiritaka-san!”

“A-ada apa?”

Felt menerima jawabannya dan Kiritaka memasang tampang putus asa seusai melihat naga air. Meski dia di belakang White Dragon Scales, tapi tetap saja Kiritaka yang seorang non-kombatan masih sangat dalam bahaya.

“Saya, Felt-sama, dan semua orang di White Dragon Scales akan mengulur waktu. Sementara waktu, Kiritaka-san harus pergi ke Balai Kota … tidak, langsung pergi saja ke delapan pusat evakuasi kota!”

“Pergi ke sana, ada sesuatu di sana!?”

“—kalau Anda ke sana, Anda akan paham segalanya. Orang yang bisa menang yang nantinya akan Kiritaka-san bawa ke sini, ada di sana.”

Melihat wajah penuh tekat Otto seraya mengutarakannya, Kiritaka mengubah ekspresi, mengangguk kuat. Selanjutnya dia berbalik menghadap pengawalnya …

“Seperti yang kalian dengar. Mulai dari sini, sesuai instruksi Otto-shi, pergi ke pusat evakuasi. Aku ingin kalian tinggal di sini dan bertarung bersama mereka. Lindungi kota ini.”

“Pekerjaan kami adalah menjaga tuan muda … seharusnya begitu, kapan jadi posisi semenyusahkan ini.”

“Itu salah. Pekerjaan kalian bukan menjagaku. Kontrak pertamanya adalah untuk membantu tujuanku.”

Di depan wajah-wajah para anggota White Dragon Scales yang tersenyum pahit, Kiritaka menjawab sembari menunjukkan ekspresi serius penuh. Alasan penyebutan dirinya menjadi lebih formal adalah karena kota ini lebih berarti bagi Kiritaka ketimbang posisi penanggung jawabnya.

“Bantu tujuanku, White Dragon Scales. Melindungi tempat kerja penting kita, Pristella, ayo bertaurng tuk menyelamatkan biduanita tercinta kita, Liliana.”

“Biarpun mustahil kembali.”

“Tidak ada hubungannya dengan bisa tersenyum lagi atau tidak, atau yang ada dalam pikiranku. Aku cinta Liliana, itulah satu-satunya alasan aku membahayakan hidupku.”

Mengatakannya, Kiritaka memandang Otto dan Felt. Di saat yang sama, dia mengangkat tas yang tangannya pegang.

“Tanpa gagal, ayo tunjukkan kita bisa melakukannya. Karena tidak ada yang tahu navigasi kota ini dan Liliana lebih dari aku.”

“Sepintas, kukira keren tapi akhirannya mengecewakan.”

Otto menyetujui kesan Felt, namun tidak membahasnya, Otto diam-diam menganggup melihat kesiapan Kiritaka.

“—kalau begitu, kalian siap?”

Gerakan gelisah naga air telah berhenti, mata memutih, sekarat.

Lewat celah kawanan naga air, Batenkaitos pelan-pelan muncul. Penghujat itu berwujud anak muda sedang mendekap bahu dan dengan gembira mengumumkan dirinya sebagai musuh lalu melotot.

“Bukannya bagus, serangan balik itu. Bodoh dan berani tuh beda, pengabaian dan kegigihan juga sama sekali berbeda! Wajah itu tahu perbedaannya. Kami lega. Akhirnya, kalian pun terkualifikasi untuk dibawa ke meja makan kami.”

“Sampai sekarang semua yang kita perbuat hanya masuk ke tempat sampah, ya, orang ini mengacaukan segalanya.”

“Entah diakui musuh itu baik atau buruk tuh beda juga. Secara pribadi, kupikir mereka yang dihina masih bisa melakukan banyak hal.”

Dia berpikir demikian sebab berada di sekitar Subaru, atau tidak. Ataukah barangkali pikirannya dipengaruhi Subaru. Mau seburuk apa pikirannya. Lagipula …

“Kiritaka-san!”

“—aku doakan engkau keberuntungan dalam pertempuran mendatang!”

Mengikuti panggilan Otot, Kiritaka lari meninggalkan tempat ini, Batenkaitos memiringkan kepala sesudah melihat sosok Kiritaka yang berusaha kabur dari medan perang.

“Hentikan sa~ja. Sehabis merangangsang lembut motivasi kami dan pera~saan lapar ini!”

Mengikuti Kiritaka yang kabur, Batenkaitos melompat maju. Sepenuhnya menggunakan tubuh kecilnya, kecepatan udara satu arahnya teramat-amat cepat. Dengan kecepatan sama, taring-taring Batenkaitos lurus menuju Kiritaka—hendak melancarkan aksinya.

“Gaston!”

“Semisal aku mati di sini, aku akan nangis dan menggentayangimu saat sudah jadi roh!”

Suara Felt merobek udara dan raksasa yang melompat hampir di waktu bersamaan, memotong jalan Batenkaitos. Tangan melipat di depan wajah, punggung mencondong, dialah Gaston pelayan Felt.

“Jangan menghala~ngi—”

Mengayunkan belati di lengannya, Batenkaitos mencoba memotong rintangan. Bilah bajanya bersinar terang, menghantam lengan Gaston yang terekspos.

Suara bergema, dan belati Batenkaitos hancur.

“Ha~h?”

“…”

Suara serba pertanyaan Batenkaitos disertai Otto. Mereka melihat kejadiannya.

Posisi Gaston tak berubah sama sekali. Lengannya mematahkan belati Batenkaitos.

“Raksasaku cukup tangguh. Cukup menjadi pengawalku.”

Felt bahagia sepertinya mengira mereka menakuti Ley, melempar pisau yang dia pegang ke tangan Batenkaitos. Batenkaitos mengelak pada momentum saat menghindari tendangan Gaston. Persis begitu jungkir balik ke area kosong, White Dragon Scales mengubah posisi dan memblokir jalan.

Pelarian Kiritaka menjadi kenyataan.

“Hmmm, he~i. Kami tahu.”

Eksistensi luar biasa yang dipanggil Batenkaitos kalah jumlah, tetapi senyum senang di raut wajahnya tak berubah.

Batenkaitos melirik Otto di satu waktu itu …

“Jumlah orang yang Louis boleh jadi sukai ada tiga, ya.”

Menggumam seraya mendesau gentar, dia membuang belati patah di tangannya. Kini tangan kirinya kosong, hanya tangan kanannya yang bersenjata.

“Entah kenapa, kurasa kesenjangan kekuatan belum terisi sama sekali.”

Seperti biasa, bel peringatan Otto terus merespon ancaman paling besar ini.

Mengabaikan suara tersebut di kepalanya, Otto menatap Felt. Wajah tidak berubahnya penuh kebulatan, sedang memandang pertempuran intens.

Ayo bertarung, tanpa opsi kabur.

“Menghitung banyaknya kesempatan pertarunganku setahun terakhir, aku bahkan mau melakukan apa sebagai pedagang.”

Suara yang keluar dari mulutnya tak mencapai siapa-siapa.

Seterusnya, tiada yang menyadari suara pesimistis itu bukan karena isi kata-katanya.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
13 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Jaga kesehatan

Mantap min terima kasih ?

Sayur asem

Masih harus sabar menunggu pertarungan reinhard ama regulus . . .
Bajingan dia,masa emilia dikatain lonte. . .
Jiancuk tenan
Ditunggu updatenya *jempol

Al qoyum

Apa kabar REM? kok belom muncul2, apa mesti nunggu kerakusan kalah dulu? kasian neng minase inori lama nggk ngisi suaranya rem…

Lingga

Om darsoul. Kira² kapan ada yg trbaru? Atau msh dalam urutan kbrapa buat update.

Lingga

Tq. DarkSoul. Sngat menantikan lanjutan arc 5 ini.

Botolgas_Romane_Kontol

Plis jangan update mbah…(✿❛◡❛)

lalalalaal

update sebulan brp kali min?

フル君

Semangat TL nya min..

Lanjut..

anjir

Bang Darksoul, kapan situs ini ditutup?