Share this post on:

Tujuan Garfiel

CH 88.png

Penerjemah: DarkSeekethEmbers

“Jadi kau berhasil membuat kontrak?”

Setelah mengemukakan tantangan terakhir dan mengakhiri pembicaraannya dengan Roswaal, Subaru meninggalkan gedung dan berjalan kaki singkat kembali menemui Otto. Sekarang, mereka berada di sudut Katedral, melaporkan hasil usaha mereka masing-masing.

Subaru menjawab pertanyaan Otto dengan anggukan, lalu ….

“Ya, berhasil. Aku takut dia tidak lagi mempedulikan dirinya dan menolak mentah-mentah taruhannya, tapi … pikirku kondisi yang tidak menguntungkan mengubah keputusannya.”

“Begitu, ya. Ketika kau ditawari taruhan yang secara sepihak menguntungkanmu … apalagi punya kontrak hitam di atas putih yang menyuruhmu agar tidak boleh kalah, bodoh sih kalau tidak diterima. Tentu saja, aku juga mempertimbangkan kemungkinan Natsuki-san barangkali berlebihan dengan negoisasinya dan malah berakhir tanpa kontrak.”

“Walau begitu, tanpa kontrak … tunggu, kau juga memikirkannya?”

“Hmm, iya.”

Otto menyilangkan tangan sambil mengangguk-ngangguk seolah itu masalah biasa. Sebenarnya, Otto baru berhasil menipu Roswaal, meski untuk sementara saja. Subaru melebarkan matanya seketika memikirkan itu.

Melihat Subaru bertingkah demikian, Otto menyeringai.

“Para pedagang senantiasa menggunakan dokumen tertulis tatkala ada lebih dari beberapa transaksi, tapi … pengguna sihir mahir adalah orang-orang yang sangat ahli perkara kontrak. Dan ketika orang tersebut adalah pengguna sihir terkemuka di negaranya … kemungkinan besar dia akan mengambil umpannya.”

“Omong-omong, tidak mungkin ‘kan dia dapat menaruh beberapa syarat rahasia dalam taruhan itu? Seperti, dia mengatakan satu hal namun mengikatku dengan kontrak lain.”

Subaru tidak bisa mencari tahu kebenarannya.

Hasil akhir taruhan semestinya menentukan masa depan faksi mereka, tetapi bila mana kontrak mengatakan sesuatu seperti Teruslah bernafas dan kau akan mati di kemudian hari―― Subaru takkan tahu hal itu.

Selagi Subaru merinding terhadap imajinasinya sendiri, Otto melambaikan tangan.

“Memang dirancang begitu agar tipuan macam apa pun tak bekerja. Margrave Roswaal pastinya mengatakan sesuatu sewaktu kalian berdua menyegel kontrak? Contoh, itu akan terukir dalam jiwamu? Hal itu akan terukir mana kala kedua belah pihak setuju akan kesepakatannya. Kecuali bila ada sejumlah permainan kata, tidak mungkin dipalsukan.”

“Caramu menjelaskan pengecualiannya terdengar seolah-olah pernah tertipu oleh permainan kata ….”

“… Hanya kau dan aku saja yang mengerti, sebelum semua aturan hukum berlaku, ketika seluruh dunia masih dalam zaman pergolakan, penipuan yang memanfaatkan kontrak semacam itu masih merajalela. Jikalau pihak lain cuma bajingan kecil-kecilan, tidak buruk-buruk amat, tapi seandainya pelakunya penyihir kuat nan jahat yang mengincarmu, konsekuensinya tidak terbayangkan.”

Otto mengangkat bahunya merasa takut, Subaru juga menyetujuinya.

Dalam hal ini, Roswaal adalah mitra kontrak yang tidak buruk-buruk amat. Kendati kuat, dan jelas-jelas kejam, dia lebih termotivasi obsesinya alih-alih kejahatan murni. Oke-oke saja untuk berpendapat bahwa dirinya tidak berniat menyalahgunakan kontrak mereka dan malah terjerumus selamanya bersama Subaru.

Dan sekalipun Roswaal menipu Subaru dengan cara demikian―― Subaru bisa saja menggunakan kekuatan Return by Death untuk kembali dan benar-benar memusnahkan hati serta pikirannya sampai melunak.

Demi keduanya, lebih baik hal tersebut tidak terjadi, Subaru memilih menjaga kepercayaan di antara mereka yang tingkatnya paling minim.

“Ngomong-ngomong, begitulah yang terjadi, bagaimana kau?”

“Tepat sekali …. Aku tidak yakin, jujur saja. Lagi pula, cukup banyak pertaruhan di sana sini …. Dan kita juga tidak punya banyak peluang untuk memenangkannya.”

Ekspresi Otto tidak terlalu optimis ketika merujuk pada tugas yang dia tanggung saat Subaru tengah bernegoisasi dengan Roswaal. Sebagaimana yang Otto katakan, tugas yang diberikan Subaru kepadanya lebih besar kemungkinan gagalnya daripada keberhasilannya, apa lagi kesepakatan taruhannya berat. Sebaliknya, andai kata berhasil, maka akan membawa mereka lebih dekat menuju kemenangan.

Masalahnya adalah, Subaru tidak yakin berapa banyak lagi peluang yang akan dia dapatkan dalam sisa lima hari ini.

“Sekiranya kita cuma perlu menunggu dan melihat hasilnya. Lebih baik membahas apa yang perlu dilakukan dalam waktu terbatas yang ktia miliki sekarang ini.”

“Urusan yang paling mendesak adalah Emilia-sama dan Garfiel. Khususnya, aku tidak dapat menawarkan bantuan apa-apa agar Emilia-sama mampu mengalahkan Ujian. Alhasil, orang yang membantu Emilia adalah Natsuki-san seorang.”

“Ya, kau benar …. Aku harus menghormati tekad Emilia untuk menyelesaikannya sendiri, dan karena aku telah kehilangan kualifikasi, aku tidak lagi bisa melakukannya.”

Namun, bahkan jika Emilia terus menantang Ujian seperti biasanya, kemungkinan dia menyelesaikannya pada hari kelima terlampau redup. Hati Emilia harus dijaga agar tidak hancur selama Subaru meninggalkan Sanctuary, tetapi tidak serta-merta mencegah kegagalannya.

Entah bagaimana dia harus berubah―― dan hal itu pula, bagian Subaru.

“――Sudah waktunya kita saling mengumbar.”

“………”

“Sudah kucoba melakukannya dengan berbagai cara. Sepertinya aku sudah lepas tangan karena tidak ingin mendorongnya lalu menyadari ada sesuatu yang tidak dapat kembali di antara kami. Dan kuharap Emilia tidak mesti memberitahukannya padaku juga, karena dia juga berharap aku tidak menanyainya.

“――Aku yakin lebih baik kalian saling memberi tahu isi hati masing-masing. Seandainya aku semata-mata mengenal Natsuki-san konyol yang kau ingin aku lihat, aku takkan pernah tahu apa yang akan terjadi lima hari ke depan.”

Saat Otto mengatakan demikian, menghibur Subaru dengan menggambarkan pribadi lalunya, Subaru menggaruk pipi sambil mengucap terima kasih dalam hati. Dia senang Otto bijaksana dan tidak memarahinya karena kelewat lama mengabaikan masalah ini.

“Atau sebenarnya, andaikan kalian tidak pernah memperjelas sesuatu satu sama lain, bagaimana dengan pembicaraan mengenai suka dan cinta ini? Berhenti berpura-pura polos tanpa dosa.”

“――K-kau!”

Karena mereka berdua sama-sama merasa malu, Otto menyemburkan candaan yang membuat bibir Subaru memilin. Tapi, diserang langsung ke intinya, Subaru terdiam seribu bahasa.

Justru karena karakter Subaru yang tidak berguna mengakibatkan situasi ini ditinggal begitu saja meski tinggal selangkah lagi menuju resolusi.

Tapi hal itu sudah nian lama, dan kini waktu yang tepat untuk berhenti lari dari masalah.

“Aku nekat nih, akan kucoba berterus terang kepada Emilia lewat satu cara atau cara lain. Aku tidak ingin rencana ini gagal karena tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa kulakukan.”

“…… Yah, aku percaya pada penilaianmu, Natsuki-san. Bagaimanapun, aku tidak ingin tinggal di sini pada hari kelima ketika Kelinci Besar datang.”

Otto tampak seolah hendak menuturkan hal lain sebagai tanggapan atas kata-kata Subaru, tetapi dia menelannya kembali dan memalingkan wajah. Lantas, karena Sekarang, ayo bahas topik lain, Otto mengubah bahan pembicaraan ….

“Apa rencanamu soal Garfiel?”

“Petunjuknya adalah Dia takut pada dunia luar. Pasti ada hubungan dengan apa-apa yang dia lihat di masa lalu ketika mengambil Ujian Makam. Andai kata kita mengetahui detailnya ….”

“Bertanya langsung bukanlah pilihan. Dia bukan tipe mudah ditebak yang membiarkan orang lain menutupi luka lamanya.”

“Dan apabila dia marah lalu memukul kita, kau dan aku akan mendapati satu tulang yang patah. Aku semakin khawatir tentang pengaturan tim tempur kita ….”

Mengabaikan Subaru yang sama sekali tidak kompeten, Otto pada dasarnya hanyalah pedagang yang kebetulan pernah jatuh ke situasi sulit. Mereka bukan ahli bela diri, peluang kesuksesan juga kecil, dan seumpama terdapat peringkat kekuatan orang-orang yang tinggal di Sanctuary, kau barangkali akan mengetahuinya lebih cepat kalau mencari dari yang terlemah dahulu.

“Benar juga, kita benar-benar memerlukan seseorang yang mengisi posisi penyerang penuh. Ada Roswaal, Emilia, Ram dan kurasa Frederica termasuk … sedikit menyusahkan bagi faksi kita bahwa cuma segitu saja kombatan yang tersedia. Jadi kita tentu membutuhkan Garfiel dalam tim.”

Dia tidak mengikutsertakan Rem, karena menurunkannya dalam kondisi sekarang sudah jelas hasil akhir pertempurannya.

Selain itu, meskipun Subaru tahu itu hasil keegoisannya sendiri, dia tidak akan pernah membiarkan gadis yang sudah dia sumpah untuk sembuhkan berdiri di medan perang lagi.

“Kita akan bujuk Garfiel agar ikut bergabung dalam tim dengan cara bersilat lidah sehamir dan secakap mungkin. Dan untuk melakukannya, kita harus membersihkan traumanya. Adapun potongan yang hilang ….”

“Potongan yang hilang ….?”

“Karena kita tidak bisa bertanya pada orangnya langsung, harus didapatkan dari pihak lain. Lewes-san atau Ram. Roman-romannya kedua orang itu akan menutup mulut.” Imbuh Subaru.

Sisi mana yang akan mereka ambil, karena Subaru pernah berhadap-hadapan dengan Roswaal, usaha itu patut dicoba, walaupun hanya mengonfirmasikannya.

Menelan sarapannya dan menepuk-nepuk pantatnya beberapa kali, Subaru menjentikkan tulang lehernya.

“Baiklah, sudah mulai waktunya. Aku akan menemui Lewes-san, dan …”

“Aku juga akan menyelesaikan bagianku … Akan kusampaikan kabar pada orang lain, biarpun aku lebih suka kita mengatasi ini tanpa menggunakannya.”

“Aku juga tidak ingin memikirkannya. Tidak ingin sih tapi … Rasanya peluangnya 70, 80 persen kita mengandalkannya …”

“Itu cukup tinggi … yah, tidak bisa kusangkal.”

Mereka saling melirik sambil mendesah, dan Subaru menggelengkan kepala sembari melemaskan dirinya.

Kemudian, menghadap Otto yang masih tampak kembang-kempis, Subaru mengangkat tangan.

“Lagi pula, sekarang kita cuma perlu melakukannya. Saat semua masalah ini berakhir bahagia, kita akan memanggang roti sebagai selametannya.”

Berkata demikian, Subaru mengulurkan telapak tangannya seolah-olah ditunjukkan kepada Otto. Selama sesaat, Otto nampak sukar memahaminya, tapi sedikit menangkap niat Subaru, dia mengulurkan telapak tangannya juga.

“Benar, demi masa depanku yang hebat, ayo berusaha yang terbaik.”

“Betul.”

Berbagi senyum jail, telapak tangan mereka menempel.

Suara tepukan bergema di seluruh Katedral yang lapang, di tengah tatapan para penduduk desa yang terkejut, Subaru serta Otto berbalik, saling membelakangi, mereka mulai berjalan.


 

“Lewes-san, kau di rumah~~? Aku ingin berbicara denganmu sebentar.”

Melangkah di atas tanah yang tidak rata, melalui bau busuk ruangan, memikirkan bagaimana ia seharusnya terbiasa dengan bau tersebut sekarang, Subaru melihat jauh melalui sisa-sisa puing kristal biru pucat.

Sebagaimana biasa, dalam kristal itu terdapat seorang gadis telanjang yang tengah tertidur nyanyak. Mengusap telapak tangannya ke permukaan kristal, sekali lagi kecewa karena tak ada reaksi apa pun, Subaru melihat-lihat ruangan.

Cahaya biru sama kristal adalah satu-satunya sumber cahaya dalam kegelapan ruangan. Bagi tempat berbau busuk, tidak ditemukan tikus atau serangga. Memikirkannya baik-baik lalu menyadari sebab tempat ini sangat tidak higenis, Subaru akhirnya merisaukan kondisi tubuhnya.

“Serangga atau tikus pun bahkan tidak ingin tinggal di sini, polusinya sudahnya sudah keterlaluan nian ….”

“Kau dapat menyingkirkan kecemasan aneh itu. Hanya sisa-sisa para Penyihir yang membayangi tempat ini … hewan-hewan secara naluriah merasakannya dan menjauh dari sini.” Tukas seseorang.

Selagi Subaru memeluk bahunya, gemetaran, datang sebuah suara dari belakang, menghilangkan kecemasannya.

Suara yang familiar, diucapkan dalam nada muda namun tua. Berbalik, Subaru melihat Lewes, berjalan dengan rambut panajng yang menjuntai di belakangnya.

Berhenti di samping Subaru, di depan kristal tengah-tengah ruangan, dia mendongak ke atas yang matanya satu warna dengan rambut.

“Nah, Su-bo. Kau datang ke sini … berarti sudah tahu aku ini apa?”

“Aku dijelaskan langsung oleh pengelola tempat ini. Juga menyebutkan sesuatu mengenai pergantian perwakilan … aku cukup mengetahui intinya.”

“Begitu … ‘kah. Itulah sebabnya Ros-bo kelihatan aneh pagi ini. ――Ros-bo pasti gagal lagi.”

Menurunkan matanya, ekspresi sedih jatuh di wajah Lewes. Kata-kata itu membuat Subaru mengernyitkan alis.

“Kebetulan dan tidak terduga, rasanya baru saja mendengar sebagian pertanyaanku di sini … jadi Lewes-san, apa kau tahu rencana Roswaal?”

“Hanya sebagian, kurasa. Kecuali seseorang terdekat yang dekatnya sampai satu kampung, tidak mungkin orang lain tahu mengapa Ros-bo melakukan hal-hal membingungkan ini … Lagian, itulah alasan Gar-bo berang padanya.”

“Sebagian … seberapa banyak?”

“Su-bo?”

Suaranya memberat, Subaru maju selangkah mendekati Lewes.

Barangkali merasakan perubahan suara Subaru, wajah terkejut terlintas lewat mata Lewes. Subaru bertekuk lutut, matanya sejajar dengan Lewes, lalu ….

“Beritahu aku, Lewes-san. Seberapa banyak rencana Roswaal yang kau pernah dengar? Tergantung jawabanmu, aku ….”

“Su-bo ….”

Misalkan Lewes mengetahui rencana Roswaal―― demi mengamankan perkembangan dunia sebagaimana perkataan Kitab, menyuruh Elsa menyerang Mansion, mengundang Kelinci Besar menuju Sanctuary yang tertutup salju, membunuh semua orang yang terlibat, serta mengisolasi Subaru sampai membuat hatinya hancur.

Misalnya dia mengetahui semua itu, dan tidak berbuat apa-apa untuk menghentikannya, apa lagi terlibat, maka ….

“Aku tidak ingin membencimu, Lewes-san. Jadi tolong beritahu aku sejauh mana pengetahuanmu? Seberapa besar bantuanmu pada Roswaal?”

“…. Yang aku tahu bahwa Ros-bo mempunyai Kitab yang dia terima dari seorang Penyihir, dan dia mencoba menulis ulang sejarah sesuai isinya. Eksistensi berkelanjutan Sanctuary juga tertulis dalam Kitab. Misal bukan karena itu, sudah lama aku membongkar kedoknya.”

“… Hanya itu saja?”

“Itu saja. Aku bersumpah atas kata-kataku. Kontrak sejak lahir melarangku berkata dusta.”

Tanpa mengalihkan pandangannya dari Subaru, wajah tulus tumbuh di paras muda Lewes. Karena kontraknya melarang dia berbohong, Subaru memilih percaya padanya.

Bahunya yang kaku langsung melemas ketika dia menghela nafas lega.

“Begitu, Alhamdulillah. Jika aku mendapati bahwa dirimu juga berada dalam rencana monster Roswaal, Aku mungkin akan meninjumu setelah semua ini berakhir. Menjotos Loli Lewes-san … membayangkannya saja sudah tidak enak.”

“Sejujurnya aku merasa tidak enak padamu … tetapi setelah mendengar imbuhmu barusan menghilangkan perasaan itu.”

Berharap membersihkan aura kebencian, Lewes mengikuti alur sindiran Subaru.

Selanjutnya, dia menyentuh dagu, lalu mengucap “Jadi.”

“Kedengarannya, bukan masalah enteng, ya? Su-bo, pertengkaran macam apa yang kau dan Ros-bo lakukan?”

“Kesampingkan masalah yang apakah cocok disebut pertengkaran … saat ini, kami di tengah-tengah kontes. Secara objektif jika aku menang, kita akan meraih akhir bahagia, jadi aku membutuhkan bantuan Lewes untuk mencapainya.”

“Menilai dari alur pembicaraan, pasti ada sangkut-pautnya dengan Sanctuary? Su-bo dan Ros-bo, jadi menurut kalian bagaimana … aku harus tahu dulu, tidak bisa kuterima serampangan.”

“Iya sih. Okelah, bagaimana ya, menjelaskannya ….”

Memiringkan kepala, Subaru menimbang-nimbang seberapa banyak informasi yang akan diberikan kepadanya. Dia sudah sangat terbuka dengan Otto, dan tampaknya Lewes tidak sepenuhnya terbuka terhadap Roswaal. Malahan, posisinya adalah satu-satunya alasan dia ramah-tamah kepada Roswaal.

Mengingat hal itu, setelah memikirkan masalah ini cermat-cermat.

“Sederhananya … Soal entah apa yang mesti dilakukan kepada Sanctuary agar Penghalang musnah.”

“Langkah selanjutnya setelah musnah?”

“Aku dengar cuplikan dari Garfiel, jadi pendapatnya tentang Sanctuary cukup berbeda, kan? Mereka yang ingin keluar, dan mereka yang tidak.”

Pada dasarnya, mereka yang ingin keluar adalah mayoritas, dan tetap tinggal adalah minoritas. Namun ada ekstrimis dalam kubu oposisi yang berusaha menyabotase upaya Subaru dan Emilia agar tidak lolos Ujian dan membebaskan Sanctuary.

Setelah menghabiskan dua puluh hari lebih di Sanctuary, Subaru menduga pelopor kubu oposisi adalah Garfiel. Dengan demikian, Lewes adalah kepala pendukung. Namun apa pendapatnya mengenai hal ini?

Dan persis ketika Subaru tengah merenungkan cara terbaik untuk melanjutkan percakapan ….

“Perbedaan pendapat …? Tidak, tidak ada yang seperti itu.”

“Huh?”

“Setelah tempat ini dibebaskan, yang tinggal atau meninggalkan tanah ini adalah pilihan masing-masing pribadi. Sebagian besar dari kami ingin mengikuti Ros-bo, yaitu keluar … dan mereka yang tinggal akan tetap tinggal karena ingin mengubur tulang mereka di tanah ini. Jadi mana perbedaan pendapatnya?”

“Uu, eh … bukan itu, tapi ….”

Terkejut tatkala mendengar balasan tak terduga Lewes membuat kepala Subaru terguncang.

Pertentangan antara pendukung dan oposisi, dugaan antagonisme yang terlahir dari perbedaan pendapat mengenai pembebasan Sanctuary―― Subaru berencana memanfaatkan hal ini sebagai titik awal mengarahkan pembicaraan ke arah pengamanan Garfiel sebagai sekutu.

“Tapi, kalau tidak permusuhan apa pun ….”

“――――” Lewes terdiam.

“Maksudmu dia baru saja mengarang semuanya? Dialah orang yang memperingatkan kita agar waspada terhadap oposisi, tetapi … apakah supaya tidak merasa aneh kala tengah disabotase setelahnya?”

Bila benar demikian, maka pemikiran itu sama sekali tidak seperti Subaru, pikirnya.

Mengalihkan perhatian dari dirinya sendiri, Garfiel telah memperingatkan kemungkinan penghadang di masa depan nanti, sehingga mengeluarkan dirinya dari daftar tersangka.

Akibatnya, setelah melalui beberapa perulangan di Sanctuary-lah Subaru baru sadar bahwasanya penghadang itu adalah amukan Garfiel sendiri, dan peringatan itu sama sekali tidak berarti.

“Kenapa dia melalui semua ini sampai-sampai ingin menghentikan pembebasan Sanctuary …?”

“… Kau membicarakan Gar-bo?”

Mendengarkan ocehan Subaru, Lewes menebak orang yang dibicarakan Subaru.

Perlahan-lahan, dia menundukkan matanya saat kegelapan jatuh menutupi parasnya.

“Kenyataan bahwa anak itu tidak ingin pergi ke luar adalah karena kepengecutan kami sendiri ….”

“Kepengecutan … maksudmu?”

“Sebagaimana makna kata itu. Kami tinggal di sini sejak lahir. Jadi kami tidak tahu-menahu tentang dunia luar. Kami tidak tahu, lantas jadi takut. Pastinya sangat menyiksa Gar-bo.”

“――――”

Subaru paham apa yang dibicarakan Lewes.

Bagi para penghuni Sanctuary, terlahir di tempat sempit nan tertutup ini, hubungan ke seluruh dunia yang jauh dari Penghalang adalah sesuatu yang asing dan baru.

Setelah hidup sedemikian lama, begitu lama di tanah ini, mereka pasti merasa lebih gundah ketimbang berharap menghadapi sesuatu yang baru. Prospek runtuhnya kehidupan sehari-hari seseorang, tidak berubah, kehidupan sehari-harilah yang mempengaruhi orang-orang ini.

“Garfiel tidak ingin Sanctuary dibebaskan karena tidak ingin melihat orang-orang terluka oleh pergolakan keadaan mereka …? Sama sekali tidak cocok dengan kepribadiannya … tapi.”

“Jikalau itu alasan Garfiel berusaha mati-matian mencegah pembebasan Sanctuary―― merupakan pemikiran yang sama persis dengan pemikiran Subaru yang ingin menjauhkan Emilia dari kesulitan.

Garfiel menutup telinga terhadap pendapat Lewes dan penduduk lainnya, terus melindungi mereka dengan caranya sendiri. Kalau begitu, seandainya, seperti Subaru, dia bisa nyambung melalui perbincangan bersama Lewes dan penduduk lain, barangkali masalah ini terpecahkan.

“Tidak, tidak sesederhana itu.”

Subaru dan Garfiel mempunyai cara kembar mengenai hal yang mereka kejar, namun posisinya berberda. Subaru gagal mendapatkan apa yang diinginkannya karena dia lemah.

Tapi Garfiel tidak. Garfiel punya kekuatan untuk mencegah pembebasan Sanctuary. Bunuh Subaru dan Emilia, sehingga menghilangkan semua orang yang bisa menantang Ujian, dengan begitu keinginannya terpenuhi. Yang jadi masalah, sekalipun dia melakukan ini dan mengurung dirinya dalam Sanctuary, masih tidak ada jalan keluar untuk menghadapi Kelinci Besar yang kian mendekat.

Tetapi hal itu tidak diketahui Garfiel, dan sesuatu yang takkan mungkin dia percayai bahkan jika Subaru memberitahunya.

Situasinya akan sangat berbeda tidak seperti kala dia menjelaskannya pada Otto.

“Apabila kita mencari-cari dalih untuk berkompromi, masih belum cukup … tapi, rasanya aneh.”

“Su-bo?”

“Kenapa … dia tidak memilih metode paling efisien untuk menghentikan langsung pembebasan Sanctuary, cuma perlu membunuhku dan Emilia.”

Jika dia benar-benar tidak mempedulikan kepribadian dan sepenuh hati mengejar satu tujuan seperti Roswaal, Garfiel bisa saja langsung merenggut nyawa Subaru dan Emilia.

Tetapi dia tidak pernah sekalipun secara langsung menyakiti Emilia. Dan bahkan ketika menyerang Subaru, dia melakukannya semata kalau Subaru memang sudah naik pitam dan susah dinasihati.

Subaru masih tidak dapat mengidentifikasi dengan jelas apa motif Garfiel untuk membunuhnya. Memang tidak salah membunuh Subaru mencegah bebasnya Sanctuary, tetapi alasan di baliknya masih belum nampak.

“Selalu ada motif. Tapi …… Mengingat-ingat kembali momen-momen Garfiel menyerangku, apa benar ada ciri-ciri yang serupa ….?”

Waktu Garfiel menyerang Subaru adalah ketika Subaru mengamuk di hadapan Roswaal dan saat mencoba melarikan diri dari Sanctuary bersama para penduduk desa―― hanya itu saja.

Melihat hal tersebut dengan kaca mata objektif Roswaal, wajar saja menilai Subaru salah karena menerkam orang yang terluka. Jadi tidak ada yang salah di sana.

Masalahnya adalah kali kedua, ketika dia mencoba membunuh Subaru namun gagal.

Berubah menjadi harimau raksasa dan berniat membunuh Subaru, Garfiel mengarahkan taring serta cakarnya kepada Ram, penduduk desa Arlam, dan Patrasche yang berusaha menghalanginya. Meskipun Subaru tidak mati pada akhirnya, menyaksikan adegan pembantaian, kebencian yang ia rasakan terhadap Garfiel masih belum hilang sampai sekarang.

Namun seberapa besar keputusan yang mesti dibuat Garfiel sebelum menodai tangannya sampai sebengis itu? Pasti ada motif.

Mengangankannya kembali, sepertinya motif tersebut tidak berasal dari akhir Subaru.

Dengan kata lain, kehendak terhadap pembantaian itu bukan dari Subaru, tapi akhir Garfiel.

“Lewes-san. Garfiel mungkin tampak kasar dan sembrono, tapi dia bukan orang yang sedikit-sedikit main tangan … apakah dugaan itu aman?”

“Bocah itu adalah anak yang baik hati. Dia memasang cangkang keras dan menggonggong di depan semua orang demi melindungi orang-orang tersayangnya. Kekuatan yang dia pegang dalam dirinya itu juga demi tujuannya.”

“Benar, kalau begitu … hanya ada satu jawaban.”

“――?”

Subaru menggosok hidungnya dan balik menghadap Lewes yang memiringkan kepalanya.

Kemudian, meletakkan tangan di kristal di sampingnya dan telapak tangannya seketika merasa dingin.

“Seseorang memberi Garfiel ide-ide tersebut. Siapa pun itu, tindakan merekalah yang memicu serangan mendadak Garfiel.”

Bila mana semua perilaku abnormal Garfiel dilakukan atas instruksi orang lain, maka semuanya masuk akal. Dan kandidat terbesar yang menjadi kolaborator Garfiel adalah ….

“Roswaal, Ram, Lewes-san, atau orang jahat yang belum terlihat batang hidungnya ….”

Seseorang dari daftar itu menghasut Garfiel untuk melakukan tindak kekerasan.

Subaru wajib menemukannya. Dan saat menemukannya, barulah Subaru dapat berdiskusi langsung dengan Garfiel.

“Cuma referensi, Lewes-san, boleh bertanya sesuatu?”

“Hmm, apa?”

“――Apa kau barangkali tahu isi Ujian Makam Garfiel?”

“… Tidak, tidak tahu. Maaf, tapi itu diluar pengetahuanku.”

Lewes menggelengkan kepala. Karena dia dilarang mengatakan kebohongan, yang dia tuturkan pastilah kebenaran. Menerima jawaban ini “Nah.” Subaru mengangguk …

“Kalau begitu pertanyaannya kuubah. ――Apakah Lewes-san yang lain mengetahui isi Ujian Makam yang di hadapi Garfiel?”

“――――”

“Kali ini kau terdiam, berarti jawabannya ya.”

Mengemukakan hal demikian pada Lewes yang tertegun, Subaru sedikit mengangkat wajahnya.

Dari replika Lewes Mayer, ada beberapa Leweses yang bertindak sebagai wakil Sanctuary. Sistem inilah di mana Leweses secara bergantian mengisi peran dari hari ke hari, menciptakan masalah di mana setiap individu tidak serta-merta berbagi ingatan dan pengalaman.

Empat replika memainkan peran wakil Lewes. Semisal kita labeli sebagai Leweses A, B, C dan D, sebagai perbedaan, tentu saja, tidak semua pengalaman dan ingatan tentang aktivitasnya di siang hari ditransmisikan ke B, C dan D.

Pada hari yang bersangkutan, di mana Garfiel menantang Ujian, gagal, dan diseret keluar― Lewes yang menyelamatkannya bukanlah Lewes yang berdiri di depan Subaru.

“… Jadi Lewes-san yang mengetahui Ujian tersebut, kapan dia akan muncul?”

“――――”

“Lewes-san yang berbicara denganku kemarin bilang dia pernah menantang Ujian. Karena aturan kalian adalah dilarang berdusta, maka dia jujur. Dan seumpama rotasi tersebut terjadi setiap hari … lantas Lewes itu akan muncul tiga hari ke depan?”

Karena Subaru kekurangan waktu, dia lebih suka sebisa mungkin Lewes itu tidak muncul pada hari terakhir.

Dihadapkan dengan pertanyaan Subaru yang hampir memohon-mohon untuk dijawab, bibir tertutup Lewes melembut, dia menghembuskan nafas ….

“Tidak, diriku yang menyeret keluar Gar-bo dari Makam akan muncul dua hari lagi. Diriku yang masuk, dan diriku yang sekarang tidak berotasi secara beruntun.”

Katanya, dengan ekspresi agak lelah di wajahnya.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ren

Mantap