Share this post on:

Mulut Kasar

Penerjemah   : DarkSoul

Editor              : DarkSoul juga

Dia terbangun karena ada sensasi kasar di pipinya.

Kesadarannya yang pulih terbebani oleh rasa letih yang menjalar ke mana-mana, tubuhnya terasa sangat berat sampai-sampai yang mengalir di nadinya adalah timah alih-alih darah. Membuka bibirnya yang kering dan lengket untuk menghirup udara, rasa sakit tajam berdenyit dan mulutnya mengecap darah, sedangkan, dalam rongganya benar-benar kering, lidahnya bergerak tergesa-gesa, mencari ludah namun yang dapat malah darah cair.

Anggota tubuhnya lamban, dan kepalanya yang demam hampir tidak berfungsi. Dia bahkan tidak mempunyai kekuatan untuk membuka mata, berhasil terbuka dengan memutar-mutar bola mata beratnya.

Dan di sana ada…

“…Kau”

Saat warna memasuki penglihatannya, mata Subaru memungut rona hitam yang berbeda dari warna kegelapan. Menghembuskan karakteristik kehidupan yang menakjubkan, mahuk itu menjilati Subaru selagi dirinya terlelap.

Mahluk itu memiliki tubuh hitam berkilau, wujudnya ramping dan halus. Walaupun tajam, ada pesona tertentu pada mata reptil itu, dan matanya adalah titik yang sempurna untuk dipelototi, hanya dengan satu gigitan di pipinya, Subaru langsung tahu apa mahluk itu, ternyata naga tercintanya, Patrasche.

Melihat kru Subaru memperhatikan kehadirannya, Subaru menghentikan jilatan Patrasche dan duduk, menunggu kata-kata. Rupanya, naga yang sangat tangkas itu bisa menekuk lutut membentuk posisi dogeza.

Nampak Patrasche di hadapannya, Subaru sadar bahwa dia tengah duduk dengan kedua kaki terjulur di tanah dan bersandar pada sesuatu yang keras. Dia menoleh ke belakang dan mendapati dinding batu berlumut di belakangnya, Subaru terbangun di dekat pintu masuk Makam.

“Tapi, aku ‘kan ada di dalam…kenapa malah jadi di luar……?”

Seorang penduduk terbangun di Benteng Mimpi dan mendapati dirinya berada di dalam Makam.

Jika seseorang masuk dan menyeret Subaru yang tidak sadar keluar, maka akan beda ceritanya, tapi orang-orang yang berada di Sanctuary hanya Emilia dan Garfiel.

Gagasan bahwa mereka bisa saja menyeret Subaru keluar sangat-sangat meyakinkan

“Kalau begitu, aku ragu bisa merangkak keluar dari sana sendirian, jadi……”

Siapa, baru saja ingin dia lirihkan, namun diganggu oleh gema suara lain.

Datang suara Patrasche dari belakang, terlihat sosok yang mendekat dari kejauhan menyeret kakinya dan terengah-engah.

“O-Y! P-Patrasche-chan, tunggu…tunggu sebentar……! Hha, hha, k-kalau kau benar-benar mau kabur, akan membuatkan masalah untukku?”

Seorang pria berambut abu-abu, Otto, berhenti dengan ekspresi lega ketika melihat Patrasche. Setelah dia mengatur napas, Otto memiringkan kepalanya tatkala melihat Subaru di samping si naga.

“Kaukah, Natsuki-san? Apa yang kau lakukan di sini?”

“Tidak bisakah kau lihat? Aku sedang mandi cahaya bulan. Semestinya, kau yang melakukan apa di sini? Tergantung jawabanmu, barangkali akan kulempar kau ke Garfiel”

“Aku tidak tahu mengapa kau serta-merta berasumsi aku sedang melakukan hal yang licik, tapi diriku yang berada di sini dengan keringat yang menetes jatuh dari alis ini, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu, Natsuki-san”

Mendapati orang yang mendekatinya adalah Otto, candaan Subaru menyelesaikan masalah seperti biasanya. Otto merendahkan bahu pada jawaban Subaru dan menggelengkan kepalanya seolah-olah mengatakan syukurlah.

“Tidak ada hubungannya denganku?”

“Ada keributan besar, jadi aku pergi ke kandang kuda untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya, dan di sana aku menemukan Patrasche sedang gaduh sendiri. Kukira dia stress karena terkurung selama berhari-hari, lantas aku emmbuka pintu gerbang berniat membawanya jalan-jalan kecil, tapi…PROK

Membuat tepukan keras dengan tangannya, Otto menyipit ke Patrasche yang bangga. Tapi Patrasche mengabaikannya, terus menatap Subaru.

“Kenapa aku merasa sedang diabaikan…ugh, bodolah. Singkat cerita, dia menghempasku dan merengsek keluar kandang. Aku betul-betul panik ketika menyadari masalah apa yang akan menghantamku sebagai orang yang melepaskannya…dan sampailah di sini”

“Dan karena dia telah tiba di sisiku, kau sekarang bisa santai-santai, ya”

“Ya, ini beneran. Natsuki-san, apa kau meninggalkan semacam instruksi pada Patrasche-chan?”

“Tidak sempat melakukannya. Aku bahkan tidak sering-sering mampir selain memberinya makan…”

“Yah, itu menjelaskan kekhawatirannya…Seharusnya kau sudah melihat caranya dia bergegas keluar dari sana”

“――――”

Khawatir, mendengar kata ini dari ocehan Otto, tenggorokan Subaru mendadak tercekat.

Tidak mungkin, pemikiran itu muncul di benaknya selagi meraba-raba tubuhnya mencari butki. Dan di sebelah sana, dia menemukannya.

Di bahy kanan jaketnya ada tanda bergerigi yang ditandai dengan bekas air liur. BAgian tengah punggung Subaru juga diplester dengan debu seakan-akan dia telah diseret melewati tanah.

“Patrasche…”

“――――――――”

Pupil bundarnya terfokus pada Subaru.

Melihat naga itu diam-diam menunggu kata-kata tuannya, Subaru tidak sengaja menahan napas.

“Apa kau…yang menyeretku keluar dari Makam?”

Tentu saja, Patrasche tidak bisa menjawabnya dengan kata-kata. Tetapi, melihat Patrasche setelah melihat kotoran di tubuhnya sendiri, Subaru sadar bahwa kulit hitamnya dipenuhi luka goresan.

Dilapisi sisik tebal, bukan perkara yang mudah untuk merusak kulit naga darat walaupun mempunyai alat khusus penghancur sisik. Namun bagi Subaru tampaknya luka-luka ini ditimbulan dari dalam.

Kemudian, dia kembali teringat.

――Makam akan menggunakan kekuatannya untuk mengusir mereka yang tidak memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian.

Luka yang mengurung Roswaal di kediamannya disebabkan dengan cara yang sama.

Ketika seseorang tanpa kualifikasi masuk tanpa izin ke dalam, Makam akan tanpa ampun menunjukkan kekuatannya――yang artinya…

“Kau sungguh…melukai dirimu sendiri untuk menyeretku keluar…….?”

“――――”

“Kenapa kau…melakukan sesuatu sebodoh itu…aku bisa saja bangun dan berjalan keluar dari sana…cuma itu. Kau tidak perlu bingung dan berakhir melukai dirimu sendiri hanya untuk mengeluarkanku…”

Luka yang terukir di kulitnya cukup dalam hingaa daging merah di balik sisik hitamnya terpampang jelas, semata melihat darah merembes keluar dari luka itu membuat Subaru ingin mengernyit kesakitan.

Kegigihan Patrasche dalam menarik Subaru ke luar terlepas luka-lukanya――terus terang saja tidak ada gunanya.

Tidak dapat memahami arti dari tindakan Patrasche, Subaru mengalihkan pandangannya sedangkan si naga darat mendekatkan moncongnya. Subaru, yang masih duduk di sana dengan kakinya yang lumpuh dipanjangkan, merasakan permukaan tanah keras yang berulang-ulang bergesekan di belakang lehernya.

Pemahaman tak terucapkan yang dia pikir ada di antara mereka sebenarnya adalah jalan satu arah, dan hubungan mereka sebenarnya cuma sekedar Patrasche yang risau pada Subaru.

“Otto”

“Hah? Ada apa? Kalian berdua terlihat seperti sedang bersenang-senang, aku baru saja hendak pergi agar tidak mengganggu momen-momen kalian.

“Bisakah…bisakah kau menanyai Patrasche kenapa dia membantuku?”

Otto memiliki Divine Protection of Anima Whispering, yang memungkinkannya untuk berbicara dengan binatang, serangga, dan berbagai bentuk kehidupan lainnya. Secara alami, berarti dia dapat berkomunikasi dengan Patrasche juga.

Apa ayng dipikirkan Patrasche ketika dia mengeluarkan Subaru walau tubuhnya terluka? ――Resiko atas perbuatannya tidak henti-henti membuat Subaru gundah-gulana.

Tapi Otto mengerutkan kening atas permintaan Subaru, tampak enggan.

“Jujur saja, lebih baik tidak tahu, Natsuki-san”

“Jangan ngomong begitu, tolonglah”

“Dari tebakanku dengan perbincanganmu dengan Patrasche-chan…Natsuki-san, kau berada di dalam Makam berniat mengikuti Ujian, ya? Setelah pagi berlalu, sudah kuterka-terka dirimu memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian, tapi dari tampangmu…Kau gagal, ya?”

“…Ya, gagal total”

Walaupun interaksinya dengan para Penyihir kelewat sering hingga mengacaukan ingatannya, dalam perulangan ini Subaru belum memberitahu orang lain tentang Ujian Pertama. Setelah mengungkapkannya kepada Garfiel, Subaru kembali melangkah ke Makam dan menjalani Ujian Kedua serta hadir dalam pesta the Penyihir.

Ujian bukanlah satu-satunya alasan dia merasa pilu, tapi Subaru tidak tahu apakah mesti memperbaiki kesalahpahaman Otto, dia serta-merta menganggukkan kepalanya.

Mendengarnya, Otto melemaskan bahu dan menghempuskan nafas heran.

“Aku bisa membayangkan beberapa alasan mengapa kau melakukan itu…tapi perbuatanmu itu goblok, Natsuki-san. Kau melukai dirimu sendiri, dan paling parahnya lagi kau membuat nagamu gelisah dan menempatkan kita dalam posisi sekarang ini. Patrasche-chan punya insting yang tajam, dan dia pastilah telah merasakan sesuatu tengah terjadi padamu. Karenanya dia menyingkirkanku dan bergegas ke tempat ini……Dan luka-lukanya tidak mungkin tidak ada hubungannya”

“――――” Subaru terbungkam.

Otto mengikuti jalur pemikiran yang sama untuk mencapai kesimpulan yang sama pula.

Subaru sudah memperhitungkannya. Tetapi yang jadi pertanyaan adalah mengapa Patrasche bertindak sejauh ini untuknya? Itulah yang diinginkan Subaru, agar Otto menanyakan Patrasche.

“Apa. Ada apa dengan tatapan itu? Kau sungguh-sungguh serius dengan perkataanmu barusan?”

“Bagaimana kalu kita balik. Benarkah diriku sedang bercanda sekarang?”

“Aku yakin kau akan menemukan cara untuk menceritakan lelucon aneh walau kau babak belur dan penuh luka, Natsuki-san. Kalau begini, aku akan lebih sinang bila kau bercanda. ――Tidak mengertinya bukan main?”

Sebelum Subaru dapat membantah pertanyaan tenang itu, dia kewalahan oleh pelototan Otto.

Hampir tampak tidak percaya, seakan Otot menatap Subaru bak anak idiot. Jadi, apa ada sesuatu yang Subaru lewatkan, atau apa sih?

Tetapi tidak menemukan jawaban, Subaru merasa resah, menyipitkan alisnya dan terlihat putus asa. Keringat jatuh di dahi karena hatinya gerah, tapi tetap tidak ada yang terbesit dalam kepalanya.

Melihat hal ini, sekali lagi Otto mendesah.

“Divine Protection-ku tidak sekuat yang kau pikirkan, Natsuki-san. Meskipun dapat saling bertukar ide, tidak berarti mampu menerjemahkan. Sekalipun tuturmu masuk akal bagiku, aku tidak bisa berperan sebagai seorang perantara dan menyampaikannya kepada orang lain, ada nuansa masalah yang rumit”

“――――”

“Sorot mata itu berkata Lakukan saja. Yah, aku bisa melakukannya, tapi…aku tidak begitu mengetahui…inti permasalahannya…”

Menurunkan kepalanya, bergumam sebal, Otto ujung-ujungnya nurut pada suruhan Subaru.

Otto menghampiri Patrasche, yang masih menggesekkan Subaru dengan moncongnya, lalu membelai punggungnya yang hitam legam selembut mungkin.

(――――)

Suara yang keluar dari mulut Otto yang terbuka terdengar mengerik dan melengking.

Tidak ada mirip-miripnya dengan ucapan manusia, itu adalah produk Divine Protection of Anima Whispering, yang mana mengubah suaranya menjadi seruan agar naga darat bisa memahaminya.

Patrasche mendongak dan menjawab dengan pekikan yang sama. Mendengarnya, Otto membuka mulut lagi, dan mereka terus bertukar pekikan ini, sampai…

“Soal ini, anu……errrr, agak sulit meramu kata yang tepat untuk mengomunikasikan hal ini. Cara naga mengekspresikan emosinya berbeda dari manusia, jadi yang aku jelaskan hanya yang aku mengerti saja…”

“Berhenti bermain-main. Beritahu aku saja”

“Bukan bermain-main…ugh, ini sungguh menyusahkan! Maksudku nih, perlu banyak fokus untuk memahaminya”

Sambil menggaruk kepala, Otto melihat ke atas beberapa kali selagi dia merenung, kemudian menurunkan kepalanya lagi lanjut berpikir sedangkan Subaru mulai tidak sabaran. Lalu, Otto mendesah, dan…

“Oke, mungkin begini. Aku pilih kata-kata ini, ya…barangkali…maknanya mendekati”

“Oke…jadi apa yang Patrasche bicarakan?”

“Mmmn, miripnya seperti ini Jangan sampai membuatku mengatakannya keras-keras

“――Hah?”

Mata Subaru membelalak sementara Otto dengan bingung menggaruk pipinya.

Subaru menunggu sedikit lebih lama lagi untuk mendengar perkataan lain Otto yang mungkin diucapkan, namun nampaknya dia tidak menukas lagi. Melihat Subaru yang terperangah, “Yah” lanjut Otto…

“Patrasche-chan bilang Jangan sampai membuatku mengatakannya keras-keras, dan menurutku, terjemahan itu sudah benar”

“Jangan sampai membuatku mengatakan…apa…?”

“Mau kau ubah bagaimana, makna imbuhnya adalah itu. Jika aku mesti menambahkan dengan pendapat pribadi, akan berubah Apa aku benar-benar harus menjelaskannya agar kau mengerti?” Mirip-mirip deh”

Melihat Subaru semakin bingung, Otto menunjuknya dengan satu jari seraya berkata “Kau dengar, gak?”

“Ketika kau tidak tahu apakah seseorang sedang dalam masalah, tapi kau tidak bisa duduk manis dan merengsek keluar, tidak mempedulikan lukamu sendiri selagi membantu mereka, lalu kau menunggu di sebelahnya, kemudian beri senyum lega ketika terbangun――Kupikir mua manusia atau naga, tatkala kedua mahluk itu melakukan hal tersebut pada mahluk lain, sudah jelas begitulah pemikiran mereka”

“a――”

“Jadi biarpun kau bukan seorang Patrasche-chan, kau seharusnya tahu maksud Jangan sampai membuatku mengatakannya. Bila kau masih tidak tahu dari perlikaunya, kalau begitu kau terlalu bodoh. Oh sungguh eruntungnya dirimu”

Mendengar pertanyaan Otto yang jengkel, Subaru menyadari betapa tolol dirinya. Dia memandang Patrasche, masih terduduk di sisinya, kemudian mendapati sang naga menatapnya dengan mata lega yang serupa. Seolah-olah menyadari perubahan dalam pikiran Subaru, dia mengibaskan ekornya yang panjang lalu berdiri.

“――――”

Sekali lagi, dia menyodorkan moncongnya, dan tangan Subaru secara alami bergerak menepuknya.

Membelai kulit keras nan kasar dengan tangannya, suara Subaru patah-patah.

“Lantai, anu…kau, menyukaiku, ya”

“――――――――”

“Kau mencintaiku…Itulah sebabnya kau berada di sini…ya”

Sesuatu yang membebani dadanya serta-merta jatuh dengan BUK keras. Patrasche menggeram sebagai jawaban, dengan kasar lanjut mengusap-usapkan moncongnya di telapak tangan Subaru seakan-akan menyembunyikan rasa malu. Laki-laki itu mengerutkan alisnya pada sensasi goresan kulit sang naga, dan, ketika dia membuka mulut.

“Ou…a…”

“Natsuki-san?”

Tetesan panas turun menuruni pipinya. Itu adalah air mata. Tanpa sadar, air mata yang tiba-tiba terkumpul di matanya mengalir jatuh. Cepat-cepat menyekanya dengan tangan. Sudah terlambat untuk menyembunyikannya. Otto sudah terlanjur melihat.

“Apa kau…menangis karena menyadari naga darat itu tertarik padamu…Natsuki-san…”

“Tidak tidak tidak…bukan itu maksud tangisan ini…waktunya sangat tepat saja…ugh, persis setelah aku merasa semua ini tidak beneran, jawabannya mendadak terbesit dalam benak saat aku masih belum siap…”

Waktu pembukaan yang tidak tepat ini membuat semakin banyak emosi tumpang tindih walau Subaru sudah berusaha keras untuk menahannya.

Dahulu di pesta teh para Penyihir, Subaru baru menyadari bahwa dirinya tidak ingin mati. Sebagaimana dia ingin melindungi orang-orang tercintanya, dia juga ingin berdiri bersama mereka di akhir nanti. Adapun apakah dia cukup layak bagi mereka atau tidak untuk mendapatkan perhatian mereka, masih dicari Subaru.

Dan sekarang, seketika muncul kesetiaan tanpa pamrih Patrasche.

Diserang oleh sesuatu seperti ini sebelum sempat melakukan apa pun, apa sih yang mesti dia lakukan?

Jawaban atas pertanyaannya yang menyulitkan, naga betina itu baru saja memberikannya saat Subaru baru saja tersadar.

Paling tidak bagi Patrasche, Subaru cukup berharga sampai-sampai ketika merasa lelaki itu sedang dalam masalah, dia bergegas ke tempat ini untuk menyeretnya keluar walaupun melukai dirinya sendiri.

“Tidak kusangka akan dapat pelajaran ini dari dirimu. ――Terima kasih, Patrasche.

Menjawab kesetiaan yang diarahkan kepadanya, Subaru mengisi telapak tangannya dengan perasaan selagi menepuk-nepuk Patrasche. Dan, masih berdiam diri, Patrasche dengan sigap mengulurkan lehernya untuk menikmati sentuhan. Sementara, ekornya berayun-ayun mengindikasikan kebahagiaan.

“Karena kau telah mengkonfirmasi kembali ikatanmu dengan Patrasche-chan, apa kau baik-baik saja sekarang, Natsuki-san?”

“Ya, itu sangat membantuku, terima kasih. Apa aku kelihatan baik-baik saja…?”

“Maksudku secara fisik dan batin. Ujian pasti sangat sukar untukmu, kan? Kau terlihat hampir pengen menangis karena kesepian, dan Emilia-sama juga sama”

Persis ketika Subaru hendak menyangkal pengamatan Otto, dia baru sadar betapa lemahnya dia, dan tidak mengatakan apa-apa, pikirannya justru beralih ke Emilia.

“Tentu saja, itu tidak mudah. Tapi kupikir lebih mudah untukku daripada Emilia. Lebih pentingnya lagi, karena kau mengkhawatirkanku…apakah itu berarti kau mencintaiku juga?”

“Bisakah kau berhenti mengubah-ubah sesuatu jadi hal yang menjijikkan!? Ada batas-batas yang selayaknya tidak kau lewati meskipun merasa kesepian! Apa Patrasche-chan tidak cukup sampai-sampai menanyakan pertanyaan itu pada semua orang yang baru saja kau temui?”

“Tidak bisa ‘kah? Jujur saja, sekarang ini aku bimbang tentang pemberian kepastian di sini, jadi tolong sampaikan aku satu pesan penyemangat lagi”

“Ya, ya, senang melihatmu kembali ke sifat lama…Kewas-wasanku padamu semata-mata sebagai pertimbangan untuk kerja sama kita di masa depan nanti, kuharap kau tidak salah paham”

Merengut saat melihat tanda-tanda peringatan bahwa eksentrisitas Subaru telah kembali, Otto menunjukkan rasa jijiknya seraya mengatakan Kerja sama di masa depan, adalah cara yang agak sok, tetapi bagi Otto, yang jelas-jelas ingin mempertahankan posisinya sebagai pedagang, hal ini penting untuk dikatakan.

“Hubunganku denganmu Natsuki-san, murni untuk menjaga hubungan baik dengan Margrave Marthers. Jikalau masalah muncul menghalangi hubungan itu, atau nyawaku mulai terancam, Aku akan kabur secepat-cepatnya. Kuingin kau mengingatnya”

Mengutarakan argumen yang agak tidak menyenangkan, yang sudah dikatakan Otto tidak kejam-kejam amat karena pemahaman itu sudah tersirat di antara mereka. Fakta bahwa Otto terus berusaha untuk mengatakan hal tersebut Cuma menunjukkan bahwa dirinya adalah orang baik, terlambat untuk menjelaskan kesemua hal ini.

“Oh, ya. Kau…sebenarnya, tidak begitu.

Tepat saat Subaru hendak menerima komentar realistis Otto dengan anggukan, dia terhenti.

Mendengarkan kata-kata Otto barusan, membuat perasaan serba salah menyelimuti dada Subaru.

Kemudian, tiba pada tanggapan instan, “haa” Subaru mendesah.

“…Ada apa?”

“Aku baru saja teringat. Ya, teringat…teringat”

Mengangguk beberapa kali di depan Otto yang terlihat linglung, Subaru memegangi kepalanya dan mendongakkan kebelakkan lehernya.

Subaru dan Otto sudah berkali-kali bekerja sama dalam perulangan di dalam Sanctuary. Setiap kalinya, Subaru pasti bertemu dengan Otto.

Dan karena Subaru telah bertemu dengan Otto.

“Kau akan kabur terbirit-birit jika kondisi suam-suam berbahaya…ya”

“Ya, benar sekali. Sudah jelas, bukan? Untuk apa aku membantumu atau orang lain. Di mana ada kehidupan, di sana pula ada harapan, begitulah kata pepatah……”

“Kau takkan lari”

“――Hah?”

Selagi Otto menjelaskan pendirian masuk akalnya, Subaru bergumam demikian.

Melihat mata Otto melebar, Subaru menatapnya langsung, dan berkata…

“――Kau takkan meninggalkanku dan lari begitu saja, Otto”

Otto menyelinap ke sebuah bangunan tersembunyi yang dijaga oleh Garfiel yang sudah siap siaga, demin membantu Subaru.

Dan dia melawan si Garfiel bersama para penduduk desa agar tidak dilahap Subaru.

Walaupun dia berlaku kasar dan acuh tak acuh serta berpura-pura menjadi orang jahat, Subaru tahu dia tidak jahat. Itu karena…

“Otto. ――Kau memang temanku”

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
F- Fichya

Thanks min???

eyyou

mantap, subaru makin banyak punya ikatan2 kuat