Share this post on:

Dimulainya Balas Dendam

Penerjemah: Thumbleback

Editor: WhiteHaired

Angin bertiup kencang.

Satu hembusan cepat dan kuat menghembuskan rambut dan pakaian mereka yang saling berhadapan.

Berada di pinggiran Sanctuary, dekat rumah tersembunyi tempat tinggal Garfiel dan Frederica saat kecil, padang rumput tak berpenghuni yang luas.

Tidak ada orang di dekat sana, meskipun ada, tidak ada yang melewati daerah sini. Seluruh penduduk Sanctuary semestinya sibuk menunggu hasil Ujian Emilia.

Untuk menyemangati Emilia, dan Ram yang memanfaatkan kerumunan itu.

”Delusi, kataaaaamuuu.”

Ram memang merasa agak bersalah memanfaatkan Emilia seperti ini, tapi kembali memfokuskan perhatiannya dan melihat bibir Roswaal berubah menjadi senyuman.

Roswaal menyapu rambut panjang birunya ke belakang, kemudian menutup sebelah mata dan menatap Ram dengan mata kuningnya saja.

“Saat kau mengatakannya, tentu sadar akan perasaan dan tujuanku,itu aaaagak menyedihkan untuk didengar.”

“Saya memang diam saja, tetapi selalu berpikir demikian. Alaminya.”

“Alami … yaaaah~, aku memang terkejut. Dari penglihatanmu, delusi itu adalah kelemahan dan aib berkepanjangan dalam hidup ini.”

“—”

Ram menanggapi bahu terangkat Roswaal dengan menurunkan pandangannya.

Kurang lebih dia mengerti apa yang coba Roswaal katakan. Tentu saja dia mengerti. Ram selalu memperhatikan Roswaal. Dia paham betapa sakitnya ia, sang penerima cinta dan kesetiaannya, telah mengkhianati kepercayaannya sendiri.

“Jadi, hal pertama yang kau lakukan ketika tak terkekang dari kontrak adalah keluar daaaari~ jalur rencanaku. Langkahmu adalah membantu Subaru-kun yaitu: mengalahkan Garfiel, benar?”

”itu memiliki 2 tujuan, untuk tujuan objektif saya dan memperbaiki kebodohan Garfiel …. Bila saya tidak berada di sana, mereka takkan membuat kemajuan apa pun.”

“Sepertinya semuanya berjalan dengan lancar. Subaru-kun membuat taruhan tak terperkirakan, banyak hal dilibatkan dan dipertaruhkan …. Aku tak habis pikir ikut pertaruhan konyol itu demi tujuan berhargaku.”

Semacam khutbah, meragukan keputusan Subaru, bersikeras bahwa idealismenya sendiri adalah yang paling rasional.

Jujur saja, Ram sama sekali tidak bisa menyanggah pernyataan Roswaal. Banyak tindakan Subaru yang spontan dan serampangan. Untungnya rizki anak soleh memihaknya.

(ED: Last kalimatnya g gue edit karna lucu jga dngernya :v)

Pertarungan dengan Garfiel, Ram memang termasuk kedalamnya.

Pendapat Ram tentang Subaru sebagai pria yang ahli mengatur tempo tidak berubah sedikitpun.

Bila kau fokus pada pertanyaan mencapai tujuan, maka idealisme Roswaal jauh lebih unggul.

Terbukti bahwa Kitab dapat dipercaya.

“Tidak membuat pertaruhan … karena keakuratannya adalah dari Kitab.”

“Tepat sekaaaalii~. Meskipun kau nampak tidak mempercayainya, dan selaaaaluu~ berlawanan dengan rencananya. Lagi-lagi, tak terhindari. Kau berdoa agar tulisan Kitab entah bagaimana tak tepat sasaran.”

“… Saya tidak menyangkalnya.”

Tidak bisa disangkal.

Ram benar-benar tidak menyukai Kitab. Namun ada perbedaan besar antara pemikirran Roswaal dan motif asli Ram melakukannya.

Dan itu membuat Ram sedih karena dia tidak pernah memperlihatkan hal itu diwajahnya.

“Ingatkah kau? Kontrak yang kita buat, bersama Kitab sebagai perantaranya?”

“—Itu, asalkan sejarah bergerak sesuai tulisan Kitab, saya akan menyerahkan segenap hidup saya untuk melayani Anda. Sebagai gantinya ….”

“Bila mana waktu berjalan terpisah dari tulisan Kitab, tujuanku telah menemui jalan buntu. Seandainya tujuanku berakhir, hidupku kehilangan artinya. Kau bebas melakukan apa pun kepadaku.”

”Hidup dan mati Anda berada di tangan saya.”

“Ituuuulaah~ kontraknya.”

Setelahnya, Roswaal menarik keluar buku hitam dari saku dadanya.

Membelai jilid tebalnya, mengelus sampulnya sambil mendesah.

“Pastinya sangat panjang dan menyakitkan bagimu.”

“—”

“Lagi pula … kau harus menghabiskan hidupmu dengan bersumpah setia pada seorang pria yang bertanggung jawab atas kehancuran tempat kelahiranmu. Bertentangan dengan doa-doamu, hatimu merasa bahagia saat bersamaku … pasti sangat menyakitkan. Maafkan keapatisanku~.”

Roswaal memutar kata-kata dengki untuk melukai Ram.

Bertanggung jawab atas penghancuran tanah kelahiranmu. Mendengar kalimat itu, rasa sakit dan ingatan akan kampung halamannya, serta keluarganya, terbakar nyala api telah terlintas dalam dadanya.

Ras Oni yang memang populasinya lebih rendah daripada demihuman, tetapi sebagai gantinya, mempunyai kekuatan luar biasa besar.

Ras Ram telah mengumpulkan jumlah sedikit itu dan mendirikan sebuah desa jauh di pegunungan, kemudian dimusnahkan dalam waktu satu malam oleh api dan pisau, menyisakan Ram dan ▒▒▒ sebagai satu-satunya yang selamat.

Dia membuat kontrak paginya setelah kebakaran berakhir, selagi menatap desa yang terbakar habis itu dengan bingung.

Ram menerima kontraknya demi bertahan hidup.

Tanpa ▒▒▒ yang tak mengetahui apa-apa, dan Ram pun yang tidak pernah memberitahu ▒▒▒ apa-apa.

TL N: (Masih ingatkah anda dengan gadis berambut biru?)

“—?”

Merasakan perasaan tak terjelaskan dan rasa sakit dikepalanya, Ram mengerutkan alis. Ingatannya seolah ada yang kosong, tetapi dikaburkan oleh suatu jaringan kebohongan, mengatakan bahwa hal itu tidak ada. Kendati ingatan Ram menolaknya—

“Kerinduan keji dalam dirimu, dan hasrat untuk balas dendam yang ditumbuhkan hati sejatimu. Sekalipun hasrat terbalik ini berkecamuk dalam dirimu, kau masih menjalankan perintah dan membuktikan diri sebagai pion yang sangat-sangat heeeeebaat~.

Hanya seberapa lama aku menggunakan dirimu, yang patuh kepada Kitab?”

Saat Ram menggali-gali ingatannya untuk mencari hal yang janggal itu, Roswaal melanjutkan pidatonya. Bukan waktunya memikirkan itu, pikir Ram ketika membatalkan pencariannya pada memori kosong itu dan menghadapi Roswaal, pria itu bermulut manis seraya memuji kesetiaan Ram.

Namun sorot mata yang dia kirim tersisip perasaan lain.

“Tapi siapa kiiiiiraa~ kau akan mengkhianatiku dan bekerjasama dengan Subaru-kun. Tahukah kau sepedih apa aku karena itu?”

“… Saya belum menentang ketentuan kontrak kita. Andai dunia tidak selaras dengan Kitab, saya takkan mengikuti ucapan Anda, tetapi kata-kata hati saya sendiri. Kontraknya … apabila saya melanggarnya, maka saya takkan lolos tanpa cedera.”

Menaruh tangan di dada, Ram menegaskan keabsahan tindakannya.

Kontrak antara Ram dan Roswaal ini, sebenarnya, bukan janji sederhana. Mantra terukir di kedua jiwa mereka, dan mereka akan tertimpa hukuman yang pantas bila mana menentang persyaratannya. Karena tidak ada yang terjadi, hati Ram belum melanggar kontrak.

Namun Roswaal menggelengkan kepala.

“Iiiiituu~ yang aku maksud. Melihat dirimu yang tidak juga dihukum karena menyalahi kontrak saat ini … jiwamu yakin tak tergoyahkan bahwa kau masih mematuhi kontraknya. Dan aku hanya menyayangkan saja penilaianmu.”

“Apa maksud Anda?”

“Sederhana saja—tulisan Kitab masih belum menyimpang. Kontrak antara kau dan aku berlanjut semakin jauh, menuju masa depan.

Tegas Roswaal, suaranya lirih saat menatap lekat-lekat mata Ram.

Pernyataan itu bahkan membuat pipi Ram menegang. Yang dia dengar sangat berbeda dari apa yang diakui mantra kontrak.

Biarpun seluruh persyaratannya terpenuhi, hati keras Roswaal takkan menyerah sedikitpun.

“Kitab belum menyimpang? Barusu tidak akan menantang Makam untuk membebaskan Sanctuary, dan Emilia-sama takkan menurunkan salju. Bagaimana bisa Anda berkata Kitab tidak sesuai dengan sejarah sekarang, Roswaal-sama … apakah sesuatu telah terjadi?”

“Tidak sama sekali, maaaaasih sama seperti biasa. Walaupun, benar sih, hal-hal barusan yang kuutarakan telah membuahkan hasil … namun masih belum berubah.”

“Itu tidak benar. Barusu meninggalkan Sanctuary, dan Emilia-sama mengalahkan Ujian. Segala yang terjadi saat ini masih mengikuti Kitab … apakah ini kekeras kepalaan seorang anak kecil?”

“Aku sudah cukup dewasa dan bukan anak keras kepala, tapi aku betul sedang berjuang. Beeenar, inilah perjuangan sia-siaku—Empat ratus tahun lamanya, perjuaaaaangan tanpa akhir.”

Mengubah topik, Roswaal mengumumkan bahwa tindakannya sendiri adalah perjuangan.

Badut itu tertawa-tawa, wajahnya berubah girang sambil menampar-nampar lutut, memuji kesempurnaan semua itu.

“Perjuangan, benar, perjuangan! Di situ lucunya! Adakah kata lain yang lebih akurat lagi untuk menggambarkan obsesiku? Tiiiiidak, tidak ada! Perjuangan … perjuangan … hahahaha, keren. Bahkan tak pernah terpikir olehku.” “Roswaal-sama.”

“Perjuangan seorang pria yang tergila-gila akan obsesi, dan seorang pelayan yang berhasrat membalaskan dendamnya kepada orang sinting telah berubah menjadi kesetiaan. Keadaan kita suuuuungguh aneh dan konyol. Bagaimanaaapuun, menyebut tindakanku adalah perjuangan takkan merubah niatku. Tindakanmu premature.”

Senyum gila Roswaal menghilang tatkala memberikan Kitabnya kepada Ram, agar dia dapat melihatnya.

“Entah apa yang kau percaya, kontrak tidaklah berubah. Sampai dia menaklukkan Ujian, tiada yang berubah dari tulisan Kitab bahwa Natsuki Subaru akan membebaskan Sanctuary. Bahkan jika dia tak mendatangkan salju, tiada penyimpangan dari perintah Kitab bahwa akulah yang menjatuhkan saljunya.”

“—”

“Kau barangkali dapat mengajukan banding atas persyaratan kontrak, namun aku juga bisa melakukannya. Alhasil kedudukan kita sejajar. Belum waktunya kau membalaskan dendam.”

Roswaal melemparkan buku itu, ditangkap tangan satunya dan disimpan dalam saku dada.

Kedip-kedip api muncul di atas tangan kanannya yang terentang.

Roswaal menunjukkan perubahan api dari merah ke biru, menjadi, hijau, menyipitkan matanya.

“Kau masih tunduk kepada kontrak. Kau tidak mematuhi perintahku sebagai pelayan, hadapilah hukuman ini: jikalau kau benar-benar yakin bahwa dunia tidak sejalur dengan Kitab, maka kau hanya harus menunggu dua hari lagi. Akan aku serahkan hidupku kepadamu tanpa perlawanan … ketidaksabaran tiada manfaatnya.”

Roswaal menggeleng kepala sedih.

“Meskipun ….”

“Aku paham betul hasratmu untuk menghancurkanku secepat mungkin.”

“… Jadi Anda benar-benar tidak mengerti apa-apa.”

“—?”

Rem menutup matanya, bergumam lirih sebagai jawaban atas senyum sinis Roswaal.

Di balik kelopak matanya ada emosi kompleks, tidak pernah ditampakkan oleh wajahnya. Dengan memejamkan mata, Ram melihat jalan hidupnya sendiri, yang ia sumpah untuk tak pernah tunjukkan kepada seorang pun. Dia mengangkat tangan. Mana terkumpul di ujung tongkatnya, menyiapkannya sepanjang wakut ini.

“Tidak ada artinya memiliki Anda setelah kontraknya terpenuhi. Bila Anda hancur, tidak ada artinya sama sekali.”

“—Majulah.”

“Sesuai keinginan Anda.”

—Bara api menabrak bilah angin tak nampak.

Gelombang panas melanda Sanctuary, seorang Oni dan Warlock memulai tarian menyimpang mereka.


Emilia merasa Ujian telah dimulai.

Panca inderanya lenyap, kehilangan konsep memiliki raga.

Organ-organ inderanya dilepaskan dari kekuasaannya, menyisakan pikiran melayang tanpa daya di ruang angkasa—yang tersisa dari dirinya sekarang hanyalah jiwanya.

Yang sekarang ini jelas berbeda dari Ujian sebelumnya

“__”

Dia tidak bisa bicara. Tak memiliki mulut. Tak memiliki mata, tapi anehnya dia bisa seakan bisa melihat dunia, atau juga tidak.

Kesadaran Emilia mengapung dalam kegelapan yang hampa. Meski begitu dia bisa merasakan dirinya sendiri karena banyaknya bintik cahaya yang redup. cahaya redup itu datang dalam berbagai warna, tersebar dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka seperti roh kecil, namun seperti memberi getaran yang berbeda dari roh yang hidup.

Mereka mungkin menyerupai roh kecil, tapi cahaya mereka lebih cocok disebut berasal dari sebuah mantra. Meski begitu, karena cahaya-cahaya di sekeliling ini telah menyebar mengelilingi Emilia, dia merasa bahwa dia tidak akan kehilangan pandangan dari dunia.

“__”

Dikelilingi oleh cahaya dan merasa lega bahwa dia tidak sendirian, Emilia mulai merasa semakin bingung tentang kurangnya kejadian yang berlangsung saat ini. cahaya redup itu hanya mengambang diam di posisi mereka, tidak melakukan apapun. Echidna selalu muncul di awal Ujian untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, namun kali ini dia tidak ada disana sebagai pemandu.

Waktu berlalu begitu saja – meski Emilia tidak tahu bagaimana perbedaan waktu antara bagian dalam dan luar makam, dia tahu bahwa tidak melakukan apa-apa tidak akan menghasilkan apapun.

“_”

Aku harus melakukan sesuatu, pikir Emilia, dan merubah keadaan. Kesadaran Emilia yang sebelumnya terpaku pada tempatnya dan tidak bergerak, berpindah ke tempat lain – cukup dekat dengan cahaya itu sehingga mungkin dia bisa menyentuhnya.

Dia tidak memiliki tubuh tetapi bisa menyentuh cahaya itu. Sensasi yang aneh. Tapi dia tidak memiliki cara lain untuk menggambarkannya. Jika dia melakukannya mungkin dia tidak akan telihat oleh dirinya sendiri dan malah memiliki tubuh yang terbentuk dari sihir utama – mungkin dia seperti Od.

Jika Od-nya yang memegang kuasa atas kesadaran dan jiwanya, maka begitulah kira-kira menjelaskan kondisinya saat ini.

Mencapai sejumlah kesepakatan dengan dirinya sendiri, Emilia berpikir untuk memastikan idenya tadi dengan menghampiri salah satu cahaya.

Terdapat lebih dari dua puluh cahaya yang tersebar saat ini. Tanpa alasan khusus Emilia meraih cahaya perak yang bersinar redup. Dan begitu dia menyentuh cahaya itu – dia melihatnya.

Benci, benci, aku benar-benar membencimu. Semuanya sepenuhnya benar. Bahkan sejak pertama kali kita bertemu… Aku benar-benar membencimu.

“__!?”

Setelah suaranya terucap, sebuah adegan dengan jelas menyelinap ke persepsi Emilia. Di bawah matahari yang sangat besar, di medan yang terbakar, berdiri di samping bangunan yang besar, bermandikan sinar matahari merah, terlihat seorang gadis yang rambut peraknya terbasahi darah–Emilia.

Dirinya yang telah dewasa baru saja dia saksikan di ujian kedua. Dan dia terlihat sedih ketika berdiri di depan reruntuhan, menyerang seseorang dengan kata-katanya.

“Aku sudah memikirkannya berkali-kali, dan menyangkalnya berkali-kali, tapi …, ya, mimpi buruk benar-benar mengejarku. Jadi aku akui.”

“_”

“Mungkin seharusnya kita tidak pernah bertemu saja”

Air mata mengalir dari sudut mata menuju pipi, jatuh dari dagunya dan sesaat sebelum menyentuh tanah, dunia meledak menjadi hampa

“__”

Menarik nafas. Hanya Od, dia tidak mampu melakukan apa-apa. Yang bisa dilakukan Emilia hanya menerima pemandangan yang baru saja dia saksikan

Cahaya apa itu barusan? Adegan apa ini? Gadis yang ditampilkan itu jelas-jelas Emilia, tapi dia tidak mengingat apapun mengenai hal ini. Atau mungkin ini adalah adegan yang tidak mungkin terjadi seperti di Ujian kedua?

“__”

Kupiki tidak, pikir Emilia. Dia menenangkan pikirannya yang kacau, mencoba mengingatnya. Kata-kata yang dia dengar saat memasuki Ujian.

Pertama hadapi masa lalumu

Saksikanlah, masa yang seharusnya tidak ada.

Dan sekarang yang ketiga. Ya, itu adalah: Hadapi bencana yang akan datang.

Bencana yang akan datang. Berarti, masa depan? Dia telah melihat masa lalu dan masa kini, dan akhirnya ini adalah masa depan. Jadi ini adalah cahaya dari Ujian yang menunjukkan kepada mereka para penantang tentang dunia yang mungkin terjadi.

Yang artinya Emilia bisa jadi menemui masa depan ini? Di mana dia berada di tempat yang suram, menangis saat dia menyampaikan penyesalannya karena bertemu sesorang?

“__”

Emilia menggunakan perasaannya untuk menghilangkan kegelisahannya, memulihkan ketenangannya. Namun begitu pikirannya merasakan kegelapan lagi, perubahan lain terjadi.

Cahaya perak yang baru saja disentuh Emilia menghilang. Kehampaan mengisi ruang yang tadi ditempati cahaya itu, sekarang benda itu menghilang. Emilia bingung dengan keadaan ini, namun dia segera paham maksud dari semua ini.

Jika masing-masing cahaya menggambarkan masa depan, maka Emilia hanya butuh menyentuh setiap cahaya ini sebelum nantinya dia akan bebas.

– Jika ini adalah ujian, maka dia harus membuat pilihan setelah melihat semua masa depan. Jika Echidna menunggu di suatu tempat, maka dia akan menunggu di ujung sana.

Artinya: Emilia harus menyaksikan lebih dari dua puluh masa depan

“__”

Benarkah masa-masa itu berbeda-beda atau setiap cahaya punya masa depan yang sama seperti yang barusan dia lihat?

Sembari merasakan hatinya yang tidak ada menjadi layu, Emilia meraih cahaya di dekatnya. Yang berwarna biru, mengingatkan pada sesuatu yang luas dan dalam, seperti lautan–.

“Kau benar sekali, mereka adalah musuh kita dan lukanya sangat dalam. Jika kita menyerah disini, mengingat tidak ada satupun dari kita yang bisa menyembuhkan, mungkin kita tidak akan menyelamatkan satu pun.”

“Kalau masalah itu…”

“Tapi mereka hanya anak kecil–Dan tidakkah itu cukup?”

Lagi, Adegan yang berbeda. Sekarang dia menyaksikan hutan lebat dengan dua orang berdiri di tepi tebing yang terjal.

Dia tidak bisa melihat wajah mereka. Tapi dia mengenali suaranya. Yang satu sangat familiar, dan yang satunya tidak, dia ingat.

Keduanya berhadapan di depan tebung, salah satunya berlutut, yang satunya menatap ke bawah orang yang berlutut. Keduanya Nampak muram, Emilia merasa.

“Kau… Kau adalah pahlawan. Hanya… pahlawan sepertimu yang bisa.”

“Aku…”

“Kami berterima kasih sebanyak-banyaknya atas bantuanmu!”

Satu orang mengulurkan tangannya ke orang satunya yang memalingkan muka dan memberi kata terima kasih yang berani itu. Ini terasa seperti perpisahan mutlak antara kedua orang ini.

Perpisahaan dengan kesengsaraan dan kekecewaan yang tidak bisa diperbaiki. Dunia mulai memudar lagi dan kesadaran Emilia kembali ke ruang yang gelap tadi.

“__”

Emilia sama sekali tidak ada dalam adegan itu. Dia tahu siapa orang-orang di dalamnya, tetapi rasanya serba salah karena dia sendiri tidak ada.

Dia seharusnya menghadapi cahaya-cahaya ini sembari menerimanya sebagai masa depan.

Tapi mengapa yang satu ini hanya menunjukkan masa depan di mana dia tidak ada, atau adegan yang dia tidak akan hadir?

—Apakah dia diperlihatkan bagaimana keputusannya dapat memengaruhi masa depan orang-orang di sekitarnya?

Jika demikian, maka adegan ini hanya menghadirkan satu dari banyak kemungkinan. Ujian ini memberitahunya untuk menyaksikan bagaimana keputusannya akan berdampak pada orang lain selain dirinya sendiri.

“__”

Cahaya biru menghilang seperti cahaya perak. Masih ada dua puluh cahaya lagi. Masing-masing dari mereka adalah pilihan untuk diambil

Memperkuat dirinya untuk hal ini, Emilia bangkit untuk melihat hasil dari keputusannya. Di masa depan berikutnya, dan masa depan setelahnya, hasil keputusan Emilia menunggu.


Dengan sapuan tongkatnya, dia menciptakan dan melepaskan bilah angin.

Tak terlihat dan tak terdengar, bilah itu berputar mendekati tenggorokan target sebagai seorang pembunuh.

“Hanya itu?”

Tapi Roswaal dengan mudah menghindari serangan tak terlihat itu dengan lincah melompat.

Tentu saja dia begitu. Dia adalah kepala keluarga Mathers yang terkenal dengan ahli-ahli sihir, jenis penyihir langka yang cakap di semua enam kelas sihir. Untuk Roswaal L. Mathers, manipulasi mana orang lain adalah permainan anak-anak. Bahkan sihir angin dengan bilahnya yang tak kasat mata juga terlihat bagi Roswaal bagaikan api di malam hari.

“Giliranku”

Dengan ayunan lengan Roswaal, tiga bola api dengan warna yang berbeda turun menuju ke arah Ram.

Api merah, api biru, dan api hijau — mereka bertiga mengejar Ram ketika dia melompat mundur, cukup mengganggu bagaimana mereka mengikutinya. Dia berlari mundur, napasnya sedikit terengah, lalu dia melepaskan sihirnya yang lain. Pisau angin menyerang ketiga api itu yang menurut Ram akan memadamkannya, tetapi masing-masing api bereaksi dengan cara yang berbeda.

“__!?”

Saat api merah kena, seperti disiram minyak, api itu menyala menjadi pilar api.

Api biru mudah diiris berkeping-keping oleh angin Ram, tapi malah menjadi bara api dan menembak ke segala arah. Api hijau terlihat tertelan angin, ketika kemudian menyerap mana angin dan mengubah bentuknya, berubah menjadi ular api hijau yang merayap di tanah untuk mengejar Ram.

Pilar api berkobar kepada Ram, yang menendang dari pohon besar untuk menghindari api biru, dan kemudian jatuh di tanah untuk menghindari taring ular dari api hijau dan kemudian memukul ular api dengan bilah anginnya.

Ular itu meledak menjadi kobaran api kecil, yang tersebar di atas padang rumput yang membara.

“Ya ampun … itu tadi baru satu sihir, namun dirimu sepertinya cukup terluka.”

“Hahhh…hauhhh…”

“Jika dirimu bertindak dengan keyakinan bahwa kau bisa menang, maka saya harus mengatakan bahwa perkiraan Anda aaaagak naif. Mengapa begitu, diriku saat ini mencurahkan banyak sihir untuk algoritma memanipulasi cuaca. Meeeeskii begitu, aku tidak begitu ceroboh sehingga mengabaikan apa yang aaaada di tanganku.

Roswaal memiringkan kepalanya ketika dia melihat Ram, pundaknya terengah-engah, dan menyebarkan api untuk mengelilingi mereka.

Dia menciptakan tiga warna api lagi, yang dengan bentuk bola api raksasa di tangannya sebelum bergerak berputar di sekelilingnya. Jumlah mereka bertambah dengan setiap perputaran, semakin cepat. Hanya perlu beberapa detik sebelum Roswaal terbungkus dalam pusaran bola api berwarna.

“Ini dari satu nyala dari setiap warna. Sepuluh api dari masing-masing jenis, dengan total tiga puluh bola api. Dirimu tidak akan sanggup menangani semuanya dengan kemampuanmu saat ini. “

“__”

“Meski begitu, apakah dirimu berniat untuk menghadapi ku sementara kekuatan tempur ku diminimalkan, itu adalah bentuk kebodohan untuk membantu dalam pertarungan melawan Garfiel. Kemampuanku mungkin berkurang, tetapi itu tidak berarti apa-apa ketika kemampuan dirimu berkurang juga. Aku bisa tahu dari mana yang meluap dari tubuhmu. —Kau berubah, bukan?”

Tanya Roswaal, suaranya rendah. Ram mengatur napasnya dan menjawab hanya dengan pandangan sekilas. Mungkin karena tidak mengharapkan jawaban, Roswaal mengangkat bahunya.

“Tentu saja dirimu akan berubah seperti ini, jika dirimu berubah tanpa bantuan ku. Dirimu mungkin menantangku dengan hanya sedikit mana, tetapi batas waktumu sudah dekat dalam satu menit pertempuran ini. Jika kita menganggap ini mengeluarkan upaya terbaikmu demi tujuan mu, ini tentu merupakan penghinaan yang tampak jelas. “

“Sebuah penghinaan … yang tampak jelas, katamu.”

“Meeeemang, penghinaan bagi mereka yang melihat. Dirimu sudah menyatakan ini sebelumnya. Ketika diriku mengatakan bahwa dirimu hanya perlu menunggu dua hari untuk melihat apakah dunia benar-benar menyimpang dari Kitab, Kau menyatakan itu tidak ada gunanya. Aku telah bertanya-tanya apa yang kau maksudkan pada awalnya … tetapi aku telah merenungkannya, dan menemukan solusi. ”

Napasnya mulai tenang, tetapi stamina maupun sihirnya tidak bisa pulih kembali. Roswaal tahu ini, jadi dia menunda menyerang Ram untuk melakukan percakapan ini. Ini adalah cerita lain jika dia mulai bertindak sebagai penghalang, tetapi Roswaal tidak berniat untuk membunuh Ram. Dan Ram harus merasa bahwa kepuasannya ini adalah penghinaan.

“Jika kita menuruti tujuanmu untuk membalas dendam, maka jawabannya sederhana. Dikau mungkin akan menyergapku ketika daku lumpuh, tetapi itu tidak akan menenangkanmu. Itulah satu-satunya alasanku dapat membayangkan bahwa dirimu membuang kesempatanmu untuk membalas dendam dengan menantangku sekarang. Hanya ketika dikau membunuhku, dipertengahan dari tujuanku, dirimu akan mencapai balas dendam tersebut. “

“__”

“Sebagian adalah kesalahanku karena menekan dirimu ke dalam pilihan sulit pada saat krisis ketika dikau masih muda. Hal ini mungkin membuatmu panik, setelah waktu berlalu dan dikau menyadari fakta iiiitu. Maka dirimu telah gelap mata untuk memastikan peluang tersebut tidak luput dari dirimu. … Meski begitu, dikau bisa melihat bagaimana hasilnya sekarang.”

“—auh”

Sebuah suara menyelinap dari tenggorokan Ram. Sebuah desahan serak.

Mata Roswaal yang aneh terpaku terhadap Ram, memastikan untuk tidak melewatkan satu pun dari tindakannya. Dengan pandangan itu padanya, Ram memikirkan kembali semua yang telah dilakukannya selama setengah akhir hidupnya ini. Meskipun dia sudah mengetahuinya, mengetahuinya lagi, setelah sekian lama, hal ini benar-benar menusuknya.

Merasakan sakitnya, Ram membuka mulutnya. Lebar, sangat lebar, saat dia memandang ke langit—

“Ahahahahaahahahaha!”

“—Ram?”

Mereka saling bertatap muka. Ketika dia memikirkan bagaimana Roswaal terkekeh-kekeh sebelumnya, getaran jiwa meningkat dalam dirin Ram. Alasannya benar-benar berbeda dengan alasan Roswaal, tapi ya memang lucu. Dia harus tertawa. Dan tentu saja dia akan melakukannya. Karena pada akhirnya.

“Setelah semua interaksi, setelah semua hubungan itu, Anda masih belum menyadari bagaimana perasaan orang lain”.

Dia meredup, mengacuhkannya, tidak, itu adalah sesuatu pada tingkat yang benar-benar berbeda. Dia keras kepala. Dia sudah terpaku. Dia telah menentukan bahwa ini tidak akan pernah terjadi di kitabnya, dan karenanya dia tidak bergerak satu inci pun.

Baginya, tak mungkin bahwa seiring berjalan waktu akan mengubah perasaan yang dimulai sebagai bentuk balas dendam berubah menjadi kerinduan.

“Saya berada di sisi Anda … karena kontrak.”

“Ya, memang tepat. Di desa yang menyala-nyala itu, Dikau dan diriku menjalin kontrak. Aku masih ingat bagaimana, bahkan tanpa tandukmu, matamu berkobar basah karena amarah. Jadi saya menyegel itu melalui kontrak, dan mengarahkan kembali amarahmu menjadi loyalitas. Meski begitu, aku percaya bahwa saat-saat seperti ini suatu hari akan datang … “

“Kau benar. Kau benar. Aku ingin membunuhmu. Tetapi kau  mengambil kesempatan itu dariku, dan aku melanjutkan untuk menghabiskan hari-hari aku di mansion dengan kesetiaan yang tidak dapat dijelaskan ini … dan. “

“Tidak terpengaruh dengan kontrak, Anda hari ini telah bertekad untuk memuaskan keinginanmu untuk bal—” Roswaal sedang menyusun teorinya. Ini sangat lucu. Ini benar-benar seolah-olah dia tidak memperhatikan apa pun kecuali perasaannya sendiri, pikir Ram.

“Tuan-Roswaal, aku jatuh cinta padamu”

“_”

“Saya berakhir jatuh cinta pada Anda. Itulah sebabnya tidak ada tujuan untuk membalasmu ketika Anda hancur. Itu bukan tuan Roswaal yang aku inginkan. ”

Mata Roswaal terbuka lebar saat tubuhnya membeku kaku.

Dia tertegun, seolah-olah dia benar-benar, benar-benar tidak mengantisipasi ini sedikit pun.

Dia pun menggelengkan kepalanya, berusaha untuk mengeluarkan kata-kata, tetapi bibirnya hanya bergetar tanpa ada sesuatu yang berarti keluar.

“Ada yang salah?”

“Tentu saja, ada … apakah Dikau, mengejekku? Setelah semua ini, mengejekku? Dirimu menyadari bahwa kekuatanmu terlalu kurang, dengan begitu berusaha untuk mengguncangku secara mental, dan … “

“Bagaimana mungkin saya percaya tipu muslihat seperti itu akan bekerja pada Anda, Tuan Roswaal? Saya hanya menyatakan apa yang sebenarnya saya rasakan. ”

“Ini hanya menjadi semakin tidak masuk akal!”

Teriak Roswaal, menginjak tanah. Merefleksikan kondisi mentalnya yang gelisah, selubung bola api terbang berantakan. Mereka segera berhenti, mengambang di berbagai titik di sekitarnya ketika Roswaal menatap Ram.

“Kamu mencintaiku? Apa maksudmu? Dikau membenciku. Aku seorang pria yang kau benci. Aku seorang pria yang paling bertanggung jawab atas untuk menghancurkan tempat kelahiranmu. Kau ditakdirkan sangat membenciku sehingga kau ingin membunuhku! ”

“Awalnya saya ingin melakukannya. Tapi tidak sekarang. Sekarang, Saya mencintai Anda ”

“Si idiot ini …! Siapa yang akan berpikir semudah itu …! ”

Perasaan yang dimulai sebagai balas dendam harus berlanjut menjadi balas dendam. Perasaan yang menjadi hasrat rindu hanya harus dimulai sebagai kerinduan.

Roswaal dengan keras kepala percaya bahwa keinginan dan perasaan orang tidak bisa berubah. Jadi dia tidak bisa percaya bahwa Ram telah mengubah pikirannya secara dramatis untuk mengubah cara hidupnya.

“Bagaimana dengan balas dendammu! Apakah kau melupakan janji itu!? Apakah kau tidak melihat desamu menjadi abu, dan bersumpah pada jiwa saudara-saudaramu yang sudah mati bahwa kamu akan membalas dendam!? ”

“Saya pikir itu adalah tindakan yang salah terhadap saudara-saudara saya, dan sungguh menyakitkan hati saya memikirkan tempat kelahiran saya. Namun, saya tidak dapat mengubah perasaan ini bahwa saya telah jatuh cinta. Saya memprioritaskan perasaan saya sendiri daripada orang lain yang telah mati. ”

“__!”

“Dan Anda bukan musuh saya secara langsung, Tuan Roswaal. Jika keinginan untuk membalas dendam mengaburkan visi saya, itu akan menjadi jalan yang lebih memalukan. … itulah alasan saya. ”

Roswaal benar-benar kehilangan kata-kata. Pahami situasinya sekarang !! mungkin akan menjadi permintaan yang tidak masuk akal. Roswaal adalah seorang pria yang telah pergi untuk waktu yang sangat-sangat lama sambil tetap berpegang teguh pada perasaannya. Dengan sepenuh hati, terus-menerus mencurahkan cintanya kepada satu orang, melakukan segala yang dia bisa untuk mewujudkan keinginannya.

Emosinya, perasaannya, dan keyakinannya bahwa hal-hal yang seharusnya seperti ini terlalu kuat. Maka ia tidak dapat memahami perasaan yang berubah seiring waktu, atau memahami kekuatan itu.

Benar-benar tidak ada yang bisa dia lakukan tentang fakta bahwa dia menemukan kekasihnya.

“Saya tidak akan pernah membiarkan Anda menjadi salah arah.”

“… Kau berkontradiksi dengan dirimu sendiri. Tidak peduli bagaimana perasaanmu — tidak, dua kali lipat dari anggapanku ini sehingga persis seperti yang kau katakan — Aku tidak mengerti mengapa kau menantangku sekarang. Jika kitabku menyimpang, maka aku akan kehilangan tujuan hidupku dan menderita secara mental. Kau sadar akan hal ini, jadi mengapa! ”

“Karena inilah saatnya. Barusu, Emilia-sama, Garf … sekarang setelah mereka semua membuat hatimu hampir goyah, aku menggunakan satu-satunya kesempatanku ini. “

Selama kontrak masih ada antara Roswaal dan Ram, Ram tidak dapat menentang Roswaal. Ram yang saat ini tidak mematuhi Roswaal adalah karena jiwanya telah menilai bahwa dia benar-benar bebas dari kontrak, seperti yang ditunjukkan Roswaal.

Tetapi apakah dia benar-benar bebas? Jika salah satu pihak percaya bahwa mereka memenuhi persyaratan, maka mereka dibebaskan dari kontrak. Apakah sistem ‘kontrak’ benar-benar memiliki kriteria penilaian yang kabur dan longgar?

Seketika Ram memohon, bahwa dia bukan satu-satunya yang percaya bahwa persyaratan untuk mengabaikan kontrak, perbedaan kejadian dunia dan kitab, telah terpenuhi. Bahwa beberapa sudut pikiran Roswaal telah mendaftarkan hal yang sama. Bahwa situasi ini telah muncul.

Roswaal tampak sangat bingung ketika Ram berbalik menghadapnya, menahan napas, dan berlari maju. Dia menarik tongkatnya, meremas ampas mana yang harus dia gunakan untuk mantra.

“-! Percuma saja!”

Tindakan Ram menjadikan menghilangkan kekacauan dalam dirinya dan memerintahkan bola api yang melayang untuk menyerang dan menghentikan Ram. Tapi tidak satu pun dari bola api yang menabrak Ram saat ia merunduk di tanah, panasnya tidak lebih dari menghanguskan kulitnya saja.

Ram telah memenuhi kriteria yang diperlukan untuk mengikuti masa depan Kitab hingga sekarang — dan Roswaal tidak dapat menentukan apakah dia akan membuangnya atau tidak. Fakta bahwa ia tidak dapat memahami maksud Ram juga menjadi salah satu faktor.

Mungkin Roswaal bahkan akan menyesal jika membunuh Ram.

Jika demikian, maka itu saja sudah cukup bagi Ram untuk membuatnya gembira sekali sehingga dia melupakan kesedihannya sebelumnya.

“—El, Fula !!”

Dia memusatkan kekuatan angin, kehancuran karena sebab yang tak terlihat meledak di hadapannya.

Roswaal telah mempersiapkan diri dalam posisi bertahan, tetapi dia bukan targetnya. Ram membidik tanah di bawahnya, memecahnya hingga terbuka dan mengirimkan ledakan besar debu untuk mengaburkan pandangan lawannya.

“Apa Kau pikir selubung asap ini akan …!”

“-!”

Dengan satu sapuan lengannya Roswaal menghancurkan selubung debu itu hingga berkeping-keping.

Penghalang sudah tidak ada, dan saat Ram melihatnya, dia bernapas besar karena kesakitan dan memusatkan kekuatan ke dahinya.

“… auh, ghh,”

Kesakitan. Pandangannya kabur memerah saat darahnya keluar dari matanya yang memerah. Otot-ototnya, tulang-tulangnya, keduanya berderit seketika dia mendengar suara tendonnya robek.

Dia mengabaikan semua itu, menggertakkan giginya begitu keras menahan rasa sakit dan melangkah maju. Tanah di bawahnya hancur, dan pada saat itu, Ram telah melampaui batas manusianya.

Roswaal telah menyingkirkan selubung debu — dan Ram melompat ke arahnya lebih cepat dari hitungan nanodetik. Roswaal mengetahuinya, tetapi sebelum matanya bahkan bisa terbuka, dia telah bergerak. Lengan Ram yang terulur meraih tubuh Roswaal, dan dia menahan nafas ketika menyadari bahwa tangan Ram sedang menyentuh dadanya.

Transformasi. Tidak ada hal lain yang bisa mendorong kemampuan Ram hingga seperti ini.

Meski hanya sesaat, kekuatan Ram saat ini melebihi batas fisik manusia. Roswaal harus menyadari bahwa ini adalah kesalahannya tidak mempertimbangkan bahwa Ram dapat menghancurkan tulang rusuknya dan menghancurkan jantungnya. Namun,

“—Ap-a?”

Ketika kejutan dan rasa sakit tidak datang, Roswaal hanya bisa tersentak kaget.

Dalam sekejap mata, Ram telah berhenti sekitar sepuluh meter dari Roswaal. Dia menghadap ke bawah, dan memuntahkan darah saat dia berlutut.

Roswaal mengerutkan alisnya, tidak mampu memahami tujuan di balik tindakan Ram. Tapi begitu dia melihat apa yang ada di tangan Ram, ekspresinya langsung berubah.

“Itu!”

“Bagiku… inilah, sumber permasalahannya”

Wajahnya memucat, Roswaal berlari kearah Ram. Ram merespond dengan melihatnya sekali, tanpa rasa ragu dia mengayunkan lengannya. – Dan kitab di tangannya terbang ke salah satu api hijau yang membara.

“___!”

Roswaal terdiam, namun api itu tetap membakar kitab dan bahkan menjadi lebih panas. Disamping rasa puas yang meledak di hati Ram, Roswaal melihat kitabnya berubah menjadi abu kehijauan. Ram memerhatikannya seolah-olah inilah hal yang selama ini dia inginkan

“—Sekarang, akhirnya.”

Ram mendesah puas, pipinya memerah – kemudian Bola api yang dilempar dengan kemarahan menembus tubuh kecilnya sesaat kemudian

–|–

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
8 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Unknown M

Ini baru the real 2 admoon

Unknown H

Hai M :v
Sepertinya pergerakan saya di web ini udah ketahuan

Fazana

Bang shaula itu sage kan dia itu jahat atau baik?

Fazana

Sama subaru setelah gila dpt kekuatan darimana?kok bisa op gitu

Unknown H

Dia cuma nurutin masternya,
Pas di cerita normal dia bantu subaru ngancurin kutukan glutonny yang bikin ingatan subaru ilang
Pas di if dia bantu bunuh semua orang biar subaru bisa baca buku kematiannya

Subadrun

Woi bgsd tulisan rem kok di sensor