Share this post on:

Theta Bagian II

CH 104.jpg

Penerjemah : SekiroSouls

“Dan itulah semua potongan-potongan masa lalu yang kusaksikan di Makam.”

Mengakhiri ceritanya di sana, Theta mengambil teh yang sudah dingin kemudian dia menyeruputnya.

Duduk di tempat tidur dan menyimak baik-baik kisahnya, Subaru menahan nafas tatkala Theta mengumumkan bahwa ceritanya sudah berakhir. Lalu, dengan nafas panjang nan dalam, Subaru mengusir semua udara yang terkumpul di dalam dirinya.

Mengembang paru-parunya sampai batas, memuntahkan seluruh udara serta emosi tak terlukiskan dalam dadanya―kemudian mengangkat kepala.

“Jadi … fondasi sebenarnya dari Sanctuary, dan ingatan Lewes Meyer.”

“Aku yakin kau sudah tahu apa yang terjadi pada Lewes setelah dia ditelan kristal. Jasadnya masih utuh seperti dulu, jauh di dalam fasilitas penelitian Penyihir Agung.”

“Tapi ini tidak sesuai sama sekali dengan tujuan kristal itu. Echidna tak pernah menyebutkan Lewes Meyer di kristal ada hubungannya dengan Penghalang Sanctuary, tetapi dia bilang untuk tujuan lain ….”

Menurut perkataan Echidna di Benteng Mimpi, Lewes Meyer disegel ke dalam kristal dalam upayanya untuk mencari keabadian.

Menyegel Lewes di kristal, mengkloningnya, dan mengisi klon-klon tersebut dengan ingatan Echidna sendiri, semestinya Penyihir itu sudah mampu meraih keabadian semu. Tetapi kematian Echidna atau terjadi semacam kesalahan teknik berarti percobaannya gagal membuahkan hasil, sementara seiring waktunya, mekanisme itu secara otomatis membuat lebih banyak dan lebih banyak replika Lewes.

Kisah Theta tidak menceritakan apa pun tentang pengejaran akan keabadian ini.

Malahan, yang didengar Subaru adalah begitu banyak informasi yang tidak bisa ia kesampingkan.

“Lalu alasan sebenarnya Echidna mendirikan Sanctuary … orang yang coba mereka hindari … siapa dia?”

“…”

“Dalam ceritamu, Roswaal memanggilnya Melankolis, tapi aku tak pernah melihat atau mendengar apa pun mengenai orang itu sebelumnya. Aku bahkan tidak tahu sampai sekarang dia masih hidup atau tidak. Sepanjang waktu, kukira orang yang ngejar-ngejar Echidna adalah Penyihir Kecemburuan.”

Penyihir kecemburuan, mahluk yang menumpas keenam Penyihir Dosa.

Subaru yakin bahwa mahluk yang dia temui dalam mimpi adalah mahluk yang mendesak Echidna. Tapi karakter dalam cerita itu ternyata orang lain, seseorang yang belum pernah Subaru dengar nama panggilannya sampai sekarang.

Wajar saja bocah itu bingung.

Akan tetapi, fakta dirinya dipanggil Melankolis, memang memberi Subaru sejumlah teori, sekaligus berharap mereka tidak benar-benar eksis.

“Ketujuh Dosa Besar, Dosa Kebanggaan, Dosa Kecemburuan, Dosa Kemarahan, Dosa Kemalasan, Dosa Keserakahan, Dosa Kerakusan, dan Hawa Nafsu …. Tapi kudengar ada yang berbeda, dan ada beberapa dosa lain yang ikut terserap.”

Bagi seseorang seperti Subaru, Ketujuh Dosa Besar adalah istilah yang sangat mirip seperti istilah di kampung halamannya. Lantas, Subaru secara alami mencoba-coba menganggapnya seperti beberapa hal sepele demikian, dan setelah mengumpulkan ingatannya, Subaru menemukan apa yang dia cari.

“Kalau kuingat benar … Melankolis serta Kesombongan juga terhitung dalam Dosa Mematikan.”

Sebelum mereka dikeluarkan dari ketujuh dosa lainnya, Melankolis bersama Kesombongan dianggap Dosa Mematikan. Dan bilamana Melankolis ada, maka tidak aneh kalau Kesombongan juga ada.

Jikalau ada Dosa lain selain para Penyihir yang terkenal itu, maka ….

“Akan sangat membantuku seandainya kau tahu sendiri mengapa aku tidak boleh membeberkan beberapa ingatan ini secara bebas.”

“Kenapa tidak boleh ….?”

Subaru mengerutkan alis ketika seringai licik yang tidak pas dengan wajah Theta terpampang di wajahnya.

“Sebagaimana yang kau ucapkan, Su-bo. Di luar ingatan ini, aku tidak pernah mendengar seorang pun menyebut-nyebut Melankolis. Kau tanya semua orang, palingan jawabannya sama. Walau dunia telah melupakan nama-nama Penyihir Dosa, eksistensi mereka masih diceritakan dalam legenda. Namun kebenaran bahwa tak satu pun tahu mahluk-mahluk berkekuatan maba akbar itu sungguh-sungguh ada … betulan menakutkan.

“―”

Mata sedih Theta membicarakan kekhawatiran besarnya.

Memang, ada yang aneh soal semua ini.

Legenda perkara Penyihir Kecemburuan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi adalah perwujudan kengerian dan kebencian. Kendati memori tentang para Penyihir lain telah berkurang hingga Penyihir Kecemburuan saja, namun eksistensi mereka masih bertahan dalam sejarah.

Tapi, tak satu pun informasi soal eksistensi Melankolis tersisa. Apakah sekadar kebetulan bahwa topik itu tidak pernah muncul di sekitar Subaru atau Theta?

―Apakah betul-betul mungkin bahwa Subaru, yang telah menghadiri pesta teh para Penyihir dan bertemu semua Penyihir, tidak pernah sekalipun mendengar bau keberadaan orang ini?

“… Roswaal generasi pertama itu … apa dia mati? Apabila iya, maka siapa keturunannya, Roswaal saat ini? Apakah dia dari cabang keluarga berbeda?”

“Dia tidak mati dalam pertempuran itu. Sekurang-kurangnya, itulah yang aku dengar. Dari ingatan yang aku lihat, dia sekarat saja, tapi entah bagaimana berhasil bertahan hidup. Walau, dia tidak bisa lagi hidup normal. Setelah semua kejadian itu, Roswaal generasi pertama ini, yang seharusnya telah meraih puncak Teknik Arcane, malah menggali lebih dalam dan lebih dalam menuju sihir yang lebih buruk.”

Tentunya, Theta mesti melakukan semuanya untuk mempelajari kebenaran ini. Dia sendiri yang punya alasan terbesar untuk memastikan apakah ingatannya perkara Melankolis itu valid.

Tapi, dinilai dari ketidakjelasan jawabannya, tampaknya Theta tidak berhasil.

“Seandainya tujuan asli Sanctuary adalah untuk menjauhkan Melankolis dari Echidna, serta Lewes Meyer menyetujui rencana Echidna dan mengorbankan dirinya untuk melindungi Sanctuary … maka kristal yang menciptakan replika-replika itu pasti terjadi di kemudian hari ….?”

“Kemampuan untuk menghasilkan tiruan tidaklah berguna bagi sistem yang semata-mata hanya fokus membuat Penghalang. Kemungkinan besar, kau benar. Pertanyaannya, apa yang mendasari penginstalan fungsi tambahan pencipta replica itu?” tanya Theta.

“Seumpama Echidna adalah yang melatarbelakangi semua itu … maka motifnya adalah keabadian. Tapi bila itu memang benar … lantas aku tidak tahu apa yang dia pikirkan sewaktu mendapatkan ide itu.”

Apa yang dirasakan Echidna saat melihat Lewes Meyer terlelap dalam kristal?

Echidna tahu tentang Melankolis.

Berdasarkan ingatan Theta, hal itu adalah jelas. Tetapi, sekiranya itu benar, alhasil ada sesuatu yang sangat absurd tentang perilakunya selama bercakap-cakap bersama Subaru.

―Apakah jawaban dari was-was yang baru saja terjadi dan terasing ini?

“Apa yang aku lewatkan di sini ….?”

Menggertakkan giginya, Subaru mengeluhkan potongan-potongan hilang yang menghalanginya untuk mengetahui keseluruhan cerita.

Akhirnya, Subaru menggaruk kepala, memutuskan untuk menunda dahulu pertanyaan ini. Dan, bagian terakhir cerita Lewes yang Subaru tidak bisa tidak gubris adalah ….

“―Ujung-ujungnya Beatrice kehilangan temannya.”

“… Betul.”

Lewes Meyer adalah orang pemalu dan lembut.

Sedangkan Beatrice pongah dan keras kepala.

Kemungkinannya, Lewes Meyer dan Beatrice tak pernah mengenali persahabatan mereka pada saat-saat terkahir.

Ketika Lewes Meyer melebur ke dalam kristal itu, seberapa sakitkah adegan kasih sayang bak kutukan yang menghujam hati Beatrice?

Apakah karena perpisahan ini Beatrice menolak semua orang selama empat ratus tahun?

“Beako kehilangan seseorang dengan cara yang memilukan, dan dia terlampau takut untuk berharap lagi. Bukan berarti aku tidak paham perasaan itu.”

Subaru masih ingat momen-momen Beatrice menolak bantuannya dan memohon-mohon untuk membunuhnya.

Apakah keengganannya untuk menaruh harapan pada orang lain merupakan hasil dari empat ratus tahun kesendiriannya, dari ingatannya akan perpisahan dengan Lewes, sebab Lewes yang pertama menyuntik keterasingan dan luka-luka menusuk yang masih dia tinggalkan?

Rasanya Subaru akhirnya paham kenapa dia sungguh-sungguh bergantung pada instruksi Echidna yang menyuruhnya untuk menunggu Orang itu, kendati waktu telah menyayat hatinya.

Luka di hati Beatrice karena kehilangan satu-satunya sahabat masihlah bekas luka yang tak bisa disembuhkan. Semisal Beatrice menemukan Orang itu, yang berarti memenuhi perintah Echidna, barangkali hatinya bisa disembuhkan. Tetapi jumlah waktu yang berlalu menyebabkan luka itu bernanah, tumbuh membengkak sampai-sampai bisa meledak.

Jadi, gadis itu tengah sampai pada batasnya.

“… Lewes-san, apakah salah satu dari kalian pernah bertemu Beatrice?”

“Tidak, tak pernah. Seketika yang pertama dari kami terlahir, Beatrice-sama sudah berhenti datang ke Sanctuary, dan tidak pernah sekali pun berkunjung sejak saat itu. Replika-replika lain tidak mengetahui pula ingatan ini, jadi pikirku alangkah lebih baik untuk tidak bertemu dengannya.”

“―”

Sesungguhnya, Subaru setuju dengan Theta. Lewes Meyer asli sedang tertidur di dalam kristal. Biarpun Theta kelihatan sama persis dengan Lewes Meyer kala itu, mereka sama sekali tidak punya ingatan asli tentang waktu-waktu bersama Beatrice.

Misalkan Beatrice bertemu Theta serta replika lainnya sekarnag, lukanya malah makin melebar dan tidak membawa apa-apa selain kesedihan.

Tapi―

“Beako betul-betul perlu bertemu dengan kalian.”

Biar gadis mungil itu, yang menyaksikan penciptaan Sanctuary sekaligus mewarisi harapan Lewes Meyer, mulai kembali hidup, dia teramat perlu bertemu dengan mereka.

“Jadi bisa aku anggap semua itu adalah alasanmu menyembunyikan masa lalu?”

“… Ya. Itu benar. Penyihir yang mereka panggil Melankolis nampaknya tidak muncul di ingatan Lewes Meyer mana pun … soal dia sungguh-sungguh ada atau tidak, itu terlampau janggal.”

“Aku setuju. Dengan hal itu dan gelagat Echidna, pastinya ada sesuatu yang lebih lagi dari ini.”

“Sebetulnya … ada satu hal lagi.”

Subaru menyipitkan alis saat Lewes menyela, menurunkan pandangannya. Dia mengalihkan matanya dari Subaru seraya melanjut ….

“Kalau Sanctuary diciptakan oleh Lewes Meyer … dengan harapan para pendahulu kami … bagaimana bisa kami menghancurkan Penghalang yang dibangun dengan mengorbankan hidupnya? Aku tidak berani melakukannya.”

“―”

“Memang Zaman telah berubah. Kami terpisah berabad-abad dari era Lewes Meyer. Perlakuan para demihuman, persekusi serta pengucilan saat generasi Penyihir Kecemburuan berkuasa, pastinya sudah agak membaik sekarang. Aku mengerti kenapa orang-orang mendesak agar tempat ini dibebaskan agar mereka bisa melihat dunia luar ….”

“Tentu saja, aku tidak bisa bilang semuanya sempurna. Diskriminasi masih ada dimana-mana. Dan aku yakin kau akan menghadapi banyak penyimpangan kala kau pergi. Tapi ….”

Pikiran Subaru berlaih ke pemandangan di Istana Kerajaan.

Kepada Emilia, di Aula Seleksi Raja, tempat mengungkapkan pemikiran serta cita-cita ke dalam kata-kata sambil bertahan menghadapi niat jahat yang diarahkan kepadanya.

Tentu saja, dunia dimana idealisme Emilia akan tercapai adalah dunia yang melindungi segenap penduduk Sanctuary, lantas harapan Lewes Meyer pun akan terpenuhi.

“Ketika mimpi Emilia terwujud, Sanctuary yang berakhir ini akan terlahir kembali. Karena saat semua impiannya menjadi kenyataan … semua orang di dunia ini dapat menikmati Sanctuary mereka sendiri.” ujar Subaru.


“―”

Tidak salah lagi, Emilia berusaha mewujudkannya. Meski masih belum jelas, kurang lebih setengah kandidat Seleksi Raja pastinya memperjuangkan dunia itu.

Lagi pula, nilai seseorang tidak ditentukan dari ras mereka.

Gagasan yang sudah dibilang lazim bagi Subaru tentunya akan diterima nanti.

“Hanya impian. Tapi impian itu enak didengar.”

“Ya. Jadi, apakah aku membuat hatimu berdebar?”

“Godain seorang wanita tua sepertiku, dasar pria pendosa, Su-bo.”

Sambil menahan tawa dalam tenggorokannya, sosok muda Theta langsung berpura-pura bertingkah seperti nenek-nenek.

Lalu, melihat Subaru yang mengangkat tangan, ekspresi Theta sekali lagi mencerah.

“Mengetahui betapa tertipunya kau oleh kata-kata ramah tersebut, sepertinya aku benar-benar sudah tua.”

“Atau barangkali gadis kecil dalam hatimu telah jatuh cinta pada pesona berbahayaku.” ucap Subaru.

“Pret.”

“Itu pertama kalinya aku diejek oleh Lewes-san, tahu!”

Mengangkat tangannya ke udara kemudian diturunkan lagi, Subaru menciut karena kalah. Theta hanya menggelengkan kepala terhadap tingkah aneh Subaru dan meletakkan cangkir kosongnya di atas meja.

Kemudian, memandangi perisai perak yang bersilangan di dinding.

“Saat-saat dunia di luar Sanctuary ini―menjadi Sanctuary juga, ya.”

“Saat itu akan datang. Dan saat telah tiba, sangat disayangkan kalau kau masih bersembunyi di sini. Tiada hal yang lebih menggembirakan lagi selain mengacungkan jari tengah kepada orang-orang yang bilang kau takkan berhasil.”

Kebahagiaan sebenarnya adalah melampaui sesuatu yang orang lain pikir tidak bisa kau lampaui.

Itulah arti dari semua tantangan dan perjuanganmu.

Karena perjuangan terhebat adalah mengejar mimpi mustahil.

“―Baiklah, Su-bo. Aku akan menyertai mimpi dirimu dan Emilia-sama.”

“Theta-san ….”

“Sudah kuputuskan sedari awal. Mana kala kau pertama kali yang sampai di sini, akan kuberitahu seluruh ceritanya dan menyerahkan keputusannya padamu. Karena sekarang kau telah mendengar ceritanya, kau masih ingin membebaskan Sanctuary …  kau bahkan berhasil menampik kerisauanku.”

“Aku tidak berani menertawakannya ….”

“Walau begitu, oke-oke saja sih. Mmn, tak apa.”

Seolah-olah melepaskan beban berat, Theta mengangguk beberapa kali terhadap jawaban Subaru.

Dari reaksinya, laki-laki itu bisa merasakan bahwa Lewes akhirnya meraih tangan Subaru yang mengantarnya keluar dari penjara memori-memori tersebut, selama ini, Lewes tidak punya orang untuk berbagi bebannya.

Entah menerima atau tidak bantuan tangan itu dan membimbingnya ke dunia luar―adalah keputusan yang diserahkan nenek tua pada Subaru.

“Jadi, sekarang tidak lagi ada Lewes-Lewes lain yang menentang pembebasan Sanctuary, benar?”

“Benar. Tapi semua ini tidak berarti apa-apa sampai Penghalang Sanctuary terlepas. Masih tergantung usaha Emilia-sama dalam menjalani Ujiannya, fakta itu tidak berubah.”

Tepat saat Subaru menepuk lega dadanya karena menghilangkan masalah besar ini, Theta kembali menariknya ke kenyataan. Mendengar itu, pipi santai Subaru menegang lagi.

Sungguh melegakan dirinya menemukan Theta. Tetapi masih ada banyak masalah yang belum terselesaikan.

Subaru berhasil menemukan Theta sebelum Garfiel.

Namun Emilia masih menghilang, sampai sekarang.

“Kau yakin Emilia-sama mampu menaklukkan Ujian, kan?”

“Aku coba segala sesuatu tuk menyemangatinya … yah, kuharap menyemangatinya. Tetapi obatku kelewat kuat dan kini aku kesusahan melacaknya. Kami mengharapkan solusi cepat.”

“K-kau tidak tahu Emilia-sama dimana!? K-kau yakin ini akan sukses!? Setelah semua masa lalu yang kusampaikan, kau tahu betul jika gadis itu mengacaukan ini, semua tekadku akan sia-sia!”

“Kau sungguh benar karena khawatir, jadi aku tidak bisa komplain terhadap hal itu, tapi … yah, setelah mendengarkan ceritamu, terbesit suatu hal dalam kepalaku.”

Lewes Meyer mengorbankan hidupnya untuk melindungi Sanctuary.

Caranya mementingkan orang lain ketimbang dirinya hingga akhir, sangat mirip dengan si gadis yang senantiasa memprioritaskan nyawa orang lain ketimbang dirinya.

Kalau pun hatinya lenyap oleh kesedihan tak berujung serta kesulitan bergunung-gunung, Subaru takkan percaya sesaat pun bahwa Emilia akan melupakan tanggung-jawabnya dan harapan semua orang yang ditaruh padanya.

“Kurasa aku tahu dia ada dimana.”

“―”

“Walaupun perkiraanku tidak benar, kita akan mengacak-acak Sanctuary untuk menemukannya. Bahkan sekarang pun, kawanku setengah mati mencarinya ke seluruh area. Dan kalau masih tidak cukup untuk menemukannya, lantas biarkan dahulu masalah yang tidak bisa kita selesaikan.”

Melihat keyakinan Subaru, Theta yang lumayan panik melepaskan nafas panjang. Tanpa meminta konfirmasi lebih lanjut, Lewes cuma berkata, “Kalau begitu ….”

“Misal kau ngomong bisa menemukan Emilia dan membuatnya mampu melewati Ujian … maka Gar-bo adalah rintangan terakhir.”

“Menurut fragmen yang aku dengar dari Sigma-san, masa lalunya adalah mengenai perpisahan Garfiel dengan ibunya. Kau saat itu juga berada di Makam, kan, tahu sesuatu soal itu?”

“Sebagaimana yang kau katakan … anak itu sangat tidak suka membicarakan keluarganya. Barangkali hal itu adalah karena dia mencemaskan perasaanku … dan dia sulit menerima kenyataan tentang Frederica.”

Frederica dan Garfiel berpisah tatkala pemuda itu menepis ajakan kakaknya untuk pergi ke dunia luar.

Mengenai mengapa Garfiel tetap tinggal di Sanctuary, mungkin untuk melindungi penduduk yang tidak bisa pergi, tak seperti kakak perempuan seperempat darahnya, lebih banyak ancaman potensial mengancam para penduduk Sanctuary.

―Lalu, petunjuk Echidna tentang ketakutannya terhadap dunia luar.

“Trauma berpisah dengan ibunya … ya. Garfiel pastinya terlampau membenci dunia luar. Aku agak berharap dia bisa membantuku dengan beberapa hal di luar sana, sih.”

“Su-bo dan Gar-bo bertarung berdampingan … hm. Mm, kedengarannya bagus.”

Ketika Lewes memikirkan Garfiel, wajah Theta yang tersenyum akan kehilangan semua kesan mudanya, sederhananya penuh kasih sayang maternal kepada cucunya.

Mungkin, karena mereka berempat memainkan satu peran, yaitu : Lewes, walaupun perasaan masing-masing berbeda, emosi cinta keluarga kepada Garfiel tentu ada.

Dan pastinya, Garfiel merasakan hal yang sama kepada mereka.

“… Yah, pertama-tama aku mesti menemukan Emilia.”

Subaru harus terus bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuknya dalam perara Garfiel.

Karena kini dia telah menandatangani kontak dengan Roswaal―urusan Garfiel adalah salah satu syarat kemenangan taruhan, konfrontasi akhir melawan Garfiel tak dapat dihindari.

Emilia pun sama, mengalahkan Ujian, yang Roswaal anggap Mustahil, tapi bukan hanya menyemangati, Subaru mesti membiarkan Emilia menaklukkannya sendiri.

Tatkala dia putus hubungan dengan Puck, Emilia telah kehilangan cahaya pendukung hatinya. Penggantinya adalah Segel ingatan tak terhancurkan yang mencegahnya untuk betul-betul menghadapi Ujian pertama, telah terlepas.

Paling tidak harus begitu, jikalau semuanya berjalan sesuai rencana Puck. Begitu dia menerima fakta ini dan siap menghadapi Ujian sekali lagi, seharusnya adegan yang dia saksikan berbeda.

Apakah Emilia masih mampu memberikan jawaban saat itu terjadi?

Kendati Natsuki Subaru tidak bisa berada di sana menemani Emilia, Subaru telah menyelesaikan tugasnya untuk berusaha sekuat mungkin agar Emilia dapat menentukan plihan di kala saat-saat itu tiba.

“Aku tahu barangkali kau sekarang ingin memeluk Garfiel, tapi bisakah kau mendekam di sini sebentar, Theta-san? Karena orang itu tidak ingin dekat-dekat tempat ini, kita bisa mengalihkan perhatiannya sedikit lebih lama.”

“Dan selagi perhatian Gar-bo tertuju entah ke mana, kau ‘kan bertindak nakal, begitu?”

“Kenapa semua orang mengira aku akan melakukan hal nakal dan menyusun rencana jahat? Apa kaian betul-betul menganggapku seorang bajingan licik?”

Melihat Subaru kesal, Theta tidak memberikan jawaban.

Agak geram karena gadis itu terdiam, Subaru mendesah dan menggaruk kepala.

“Jadi … apakah betul untuk berpikir bahwa hari ini adalah hari penentuan dan besok cuma bonus …? Semisal Emilia berada di tempat yang kuperhitungkan, maka sisa masalahnya hanya Garfiel dan Roswaal.”

Mereka berdua adalah hambatan terakhir untuk memenuhi syarat kemenangan Sanctuary.

Subaru bersama Otto mesti berhati-hati agar mereka berdua tidak ikut campur tangan. Namun kini, semuanya tergantung waktu mereka, persiapan, dan bagaimana pelaksanaan rencana mereka.

Semakin cepat waktu serta persiapan yang mereka lakukan, semakin besar pula peluang mereka―Jelasnya begitu.

“Entah kita mesti tertawa atau menangis, harus menyelesaikan semuanya esok lusa. Tidak boleh mengacaukan momen-momen kritis ini. Betul, Theta-san?”

“Meskipun kau meminta persetujuanku, kau ingin aku bilang apa? Tatkala tekad seorang pria telah terlihat di seluruh wajahnya, yang tersisa hanya realisasinya saja. Aku akan menunggu sambil menaruh harapan besar.”

Tanpa membagikan antusiasme Subaru, Theta sama-sama menegaskan niatannya.

Senyum canggung di wajah Theta mungkin sesuatu yang sering menghiasai wajah Lewes Meyer. Tentunya, ekspresi itu sangat dikenal Beatrice.

Subaru akan membujuk Garfiel, mendukung Emilia, dan menjemput Beatrice.

Masih banyak hal yang mesti dilakukan, dan banyak lagi hambatan yang menghalangi rencananya.

Masalah menumpuk, tanpa solusi pramungkas untuk menumpasnya.

Namun demikian, hati Subaru anehnya optimis.

Karena hal-hal yang perlu dia lakukan sama sebagaimana hasratnya.

Entah seberapa sulit rintangan yang menjulang tinggi di depan matanya, jauh lebih baik daripada waktu yang dihabiskannya dalam kesesatan tanpa tujuan hidup.

Banter-banternya, Subaru siap menjangkau benda tak berwujud bernama takdir itu.

Dia melemaskan pipi, melepaskan semua keluh kesah dengan bats, selagi beranjak bangun.

Tersenyum kepada Theta yang membelalak, Subaru menuju pintu keluar.

Lalu, dengan tangannya di pintu, Subaru melirik ke belakang seakan dia teringat sesuatu, dan ….

“Sebetulnya, cara bicara Lewes Meyer normal-normal saja untuk usianya, bagaimana bisa replika-replika Lewes-san bicaranya kayak nenek-nenek? Apa sifat itu datang sendirinya?”

“Kau ngomong apa sih? ―Bukankah cara bicaraku cocok dengan usiaku?”

Sambil mendengus marah, Theta menempelkan tangannya di pinggul dan membusungkan dada ratanya.

Tetapi menyebut gerakan itu pantas dengan usianya tidak mungkin.

Membayangkan gadis lain mengenakan gaun yang melampaui umurnya kendati tubuhnya tidak tumbuh-tumbuh, Subaru meninggalkan bangunan, dirinya langsung diterpa angin.

Memegang teguh perasaan senang itu, Subaru menuju tantangan terakhirnya.

―Pertarungan Subaru untuk mengakhiri Sanctuary, lalu melahirkannya kembali, telah dimulai.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Unknown H

Ada typo min disini “Subaru bersama Otto mesti berhati-hati agar mereka berdua tidak ikut campur tangan. Namun kini, semuanya tergantung waktu mereka, persiapan, dan bagaimana ‘pelaksaan’ rencana mereka.” pelaksaan aturan pelaksanaan wkwkwk maap kalo kurang enak didenger, apalagi ente lagi belajar buat ujian

Yoshhh mangat yak, gw doakan lancar selalu biar update makin kenceng xD jangan lupa stan tpa sama bingnya kencengin :v sama tes lari dan cpns juga kudu diperhatiin, sisanya ane cuma bantu doa :3 mangat

Manusiah

Arc 5 ditranslate juga gk?

Echdinaxx

Gua kurang ngerti, bukannya dk chapter sebelum2nya dijelasin kl ada lewes yg gak setuju dan ngendalikan garfield untuk melawan pihak yg mau membebaskan sanctuary, dan dijelasin jg kalo garfield sebenernya baik dan gak mau asal bunuh org, tapi dia bunuh otto dan penduduk2 desa di perulangan sebelummya karena di kendalikan sama seseorang, trus kenapa pas sekarang udah tau lewes mana yg oposisi pembebasan sanctuary subaru gak menanyakan ttg garfield yg dikendalikan ?

Qohfath

Jawaban Nya Akan Anda Temukan Di Chapter Selanjut Nya v: