Share this post on:

Bonus Animasi

Penerjemah: Kaine

“… uuu.”

Shin merasa ada beban yang bersandar di tangannya. Melihat ke bawah, dia mendapati Kurena yang tengah bermain dengan kucing, telah tertidur.

Tangan gesitnya membiarkan terbuka buku belum selesai dibaca, Shin terdiam.

Kurena telah tertidur, terdengar bahagia. Entah bagaimana, dia tampak tidak tumbuh mentalnya, apalagi fisiknya.

Terserahlah, Shin mengabaikan gadis di sampingnya, dan terus membaca. Pastinya dia akan bangun seandainya terus tidur seperti ini; kalau tidak, dia bisa saja memanggil Anju untuk mengurusnya.

Begitulah pikirnya, dan Para-RAID-nya berdering.

Lena dengan suara seperti lonceng perak biasanya, mengucapkan salam biasa.

“… selamat sore, Kapten Nouzen.”

Ah, gawat.

Pikirnya secara insting, sadar pikirannya tidak bisa dipahami, kemudian mengerutkan kening.

… apa yang gawat?

Geng biasa sedang tidak di sini, sebab mereka lagi di luar menangani pemeliharaan atau persoalan lain. Shin-lah satu-satunya orang dalam kamar.

Begitulah yang dipikir Lena, namun di tengah percakapan, suara napas yang bukan milik Shin dapat terdengar. Lena memiringkan kepala.

Napas lirih ini … mungkin, seseorang lagi tidur.

“… ada seseorangkah?”

“Yah … Kurena lagi tidur.”

Nampaknya Shin tidak mampu bergerak karena Kurena menempel padanya.

Setelah membayangkannya sejenak, Lena cekikikan.

“Letnan Kukumila memang kelihatan mirip adik perempuan imut.”

“Entah kenapa dia menempel ke diriku.”

Shin bicara dengan nada gelisah, seolah membawa pulang anak kucing di hari hujan, kemudian kucing itu jadi menempel padanya. Lena merasakan ekspresi sedih di wajah Shin, dan tertawa.

Di saat bersamaan, Lena merasakan sakit menyengat di lubuk hatinya.

… eh?

Begitu dia sadar, tidak senangnya meningkat. Mengapa?

Mengapa dia merasa amat marah?

Lena merasa dirinya kebingungan, dan Shin yang terhubung Para-RAID, tentunya menyadari.

“… mayor?”

“Apa?”

Lena bicara dengan suara kesal, suara yang bahkan dia sendiri kaget.

“Tidak … apa kau barusan, sedikit kesal?”

“Tidak sama sekali.

Terjadi lagi.

“… kau sepertinya sangat tidak senang.”

“Bukan apa-apa!”

Shin terdiam. Tidak seperti ucapannya sendiri, gadis itu sedang memegang bantal di sebelahnya kuat-kuat hingga sanggup mencekik seseorang.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Lekmaa

Lol