Share this post on:

Perselisihan Tidak Penting Tanpa

Akhir Raja Sekop dan Ratu Hati

Penerjemah: Kairi

<<Kenapa kau di sini, Ular? Memangnya operasimu selanjutnya belum mulai?>>

“Salam yang bagus, Zelene.”

Zelene telah dikembalikan ke Federasi. Duduk dalam wadah di laboratorium, dia mengajukan pertanyaan kepada Vika, kemudian dijawab dengan bahu terangkat tak peduli. Dia tak memberikan jawaban langsung, hanya menampakkan senyum kecil yang seberbisa ular.

“Bukannya sudah saatnya cara bicaramu dengan Nouzen kau samakan dengan cara bicaramu kepadaku? Lagian sifat aslimu itu unit Legion. Tepat beberapa hari lalu, kau tertawa—dan dia masih tidak tahu seberapa besar tekanan itu kepadamu ….”

<<>>

Legion adalah sepenuhnya mesin pembunuh. Dan mesin pembunuh biasanya takkan bisa bicara bahasa manusia atau menunjukkan emosi. Menjadi Gembala, Zelene dapat mengingat hal-hal itu, namun Legion tak dilengkapi fitur untuk meniru fungsi-fungsi tersebut.

Sebenarnya, bahkan sekadar basa-basi pun bisa saja menggoreng otak Mesin Mikro Cairnya. Meski begitu, dia tak ingin berinteraksi dengan Shin menggunakan leksikon mekanis normalnya. Bagaimanapun, Shin berusaha memperlakukan Zelene bukan sebagai unit Legion, melainkan seseorang. Dan dia tak ingin membalas emosi Shin dengan perilaku yang membuktikan dirinya tak lebih dari mesin pembunuh lain yang tak punya belas kasih.

Karena fakta tersebut akan sangat menyakiti anak manis yang serba masalah itu.

<<… kau menginginkan apa dariku?>>

Vika mengangkat bahu lagi, memilih tak melanjutkan topik.

“Kau pernah menyebutkan unit Morpho keempat, yang mestinya menjadi garda depan serangan skala besar kedua. Kami menemukan model yang sesuai deskripsimu di Negara-Negara Armada. Unit untuk pertempuran laut, dipersenjatai railgun. Kapal perang, atau tepatnya kapal serbu amfibi.”

Sejenak, Zelene terdiam. Dia berpendapat unit Morpho yang diproduksi secara massal bisa jadi tengah dibuat, namun … sebuah kapal perang? Di Negara-Negara Armada?

<<Tak diketahui. Di luar batas yuridiksi unit ini. Data mengenai pangkalan komando tiap-tiap area serta konstruksi unit purwarupa untuk eksperimen hanya diketahui unit komandan area perang tersebut.>>

“Ya, itu masuk akal. Demi menjaga informasi rahasia, informasinya hanya disampaikan ke unit pimpinan.”

<<Terlebih lagi … ini membingungkan.>>

“Setuju.”

Kamera eksternal memantulkan cahaya samar mata violet Imperial Vika.

“Yang mau kupastikan denganmu adalah apakah inti kendali kapal perang Legion ini punya jaringan saraf orang-orang lain yang ditambahkan ke Gembalanya sebagai basis data eksternal. Walaupun metodenya bertujuan meningkatkan Legion, pilihan ini tak biasa. Mereka bisa saja mengganti Gembala lama dengan yang baru.”

Legion adalah mesin pembunuh. Prosesor sentral sebuah unit tidak lebih dari komponen. Mustahil tak mengganti suatu komponen yang perlu diganti.

“Lebih dari itu, ada pula tipe Mobilitas Tinggi. Kau bilang dikembangkan sebagai bagian penelitian kecerdasan buatan. Dan kau pun bilang … kami memberikannya nama yang menarik.”

Phönix. Burung abadi yang mengorbankan tubuhnya saat di ujung tanduk, kemudian dilahirkan kembali dari abunya sendiri.

Kehidupan abadi adalah fitur utama Phönix. Produk penelitian tentang pengabadian kecerdasan buatan. Legion bisa diproduksi massal, tetapi unit-unit ini tidak dapat diganti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari cara agar unit-unit tersebut kekal. Dengan kata lain, rancangan pengabadian para Gembala.”

Fakta para Gembala mencari keabadian alih-alih pengganti …. Fakta mereka bersikukuh menghubungkan jaringan saraf baru alih-alih menggantinya sekaligus berarti ….

“Gembala-Gembala saat ini gigih mengejar pelestarian kepribadian mereka atau—bila aku diperkenankan untuk berpuitis yang tak sesuai kepribadianku—kelangsungan hidup mereka sendiri, bukan? Seolah-olah mereka ….”

… takut mati—sebagaimana manusia lemah nan rapuh para Gembala dulunya.

“Memproduksi Phönix secara massal dan menyertakan Noctiluca ke dalam pasukan. Tak masuk akal misal konteksnya adalah memperkuat para Gembala.”

Itulah konsensus antara perwira-perwira front barat menindaklanjuti laporan Divisi Penyerang. Ketika Mayor Jenderal Altner menyatakan ini, Willem—kepala staf—dan Grethe yang kembali ke pangkalan untuk mengkomandoi operasi tiga cabang, masing-masingnya mengangguk. Mereka semua berada di markas besar terpadu front barat, di ruangan kepala staf.

“Menggunakan Phönix untuk mengumpulkan kepala komandan memang persoalan. Namun memuat mereka ke kapal serbu amfibi sebagai unit infanteri? Aplikasi semacam itu tidak masuk akal. Grauwolf saja sudah cukup—Tidak, Grauwolf adalah pilihan yang lebih baik.”

Phönix fokus pada kecepatan sampai-sampai membuang senjata api dan lapis baja berat, yang mana menurut Richard adalah kelemahan fatal. Perang modern itu menghadirkan meriam yang sependek-pendeknya berjangkauan efektif beberapa puluh kilometer dan sejauh-jauhnya ratusan kilometer.

Phönix yang hanya punya senjata jarak dekat, tak berdaya di hadapan serangan artileri kecuali melintasi jarak yang jauh dari tembakan mematikan. Kelincahan relatif dan kamuflase optiknya sama sekali tidak berarti seketika melawan jangkauan dan radius efektifnya bahan peledak tinggi.

Meskipun berhasil mendekati Divisi Penyerang dan Ratu mereka, mereka masih sanggup melancarkan cara efektif untuk mengalahkannya. Dan faktanya, ia kalah berkali-kali dari Undertaker yang dioptimalkan untuk pertarungan jarak dekat, tapi bedanya adalah Undertaker merupakan unit berawak.

Phönix tidak memberikan hasil apa pun yang mengharuskan Legion untuk memproduksinya secara besar-besaran. Tetapi mereka memilih melakukannya.

“Dari awal, dari luar-dalam Noctiluca itu sendiri konsepnya aneh. Mereka kemungkinan besar berniat memperkenalkannya ketika berperang melawan Negara-Negara Armada atau kala melawan Kerajaan Bersatu. Tetapi Kerajaan Bersatu bukanlah musuh yang butuh elemen kejutan untuk mengalahkannya. Bisa saja mereka cekik dengan kekuatan yang ada sampai habis.”

Selagi bicara, Grethe menopang pipinya dengan satu tangan dan satunya melambai tak acuh. Dia tidak suka topik suram ini, namun dia takkan mencapai pangkat kolonel seandainya tak tahu perasaan pragmatis semacam itu sesekali dibutuhkan.

“Dan menjadikan Kerajaan Bersatu sebagai musuh itu tidak masuk akal. Mereka negara utara, iklimnya kelewat dingin, dan populasinya relatif kecil. Terutama, medan mereka penuh tebing yang semestinya tidak mungkin dilintasi Noctiluca. Artinya adalah jikalau Legion membawa Noctiluca ke sana, ujung-ujungnya takkan berguna.”

“Namun faktanya punya daya tembak yang tidak bisa kita abaikan. Bau-baunya pengalih saja. Kita asumsikan mereka barangkali punya suatu agenda. Biar begitu, sejelas apa pun Noctiluca dijadikan umpan, tetap harus kita urus. Semenjengkelkan apa pun itu,” lanjut Willem, jelas frustasi.

Willem mengejutkannya terlihat berterus terang. Dia paling tidak suka emosinya dibaca, dia hanya pernah menampilkan kejujuran seperti ini di depan orang-orang seperti Richard dan Grethe yang telah lama mengenalnya.

“Kurasa tujuan utama Legion adalah pangkalan Mirage Spire,” kata Richard. “Tidak ada alasan nyata untuk membangunnya di atas laut. Entah itu menjadi pabrik produksi ataupun pos komando, mereka bisa membangunnya di darat. Benar ucapan Pangeran Viktor, buang-buang sumber daya. Tepatnya karena itulah—”

“Legion pastinya punya beberapa alasan yang memaksa mereka membangun pangkalan laut, maksud Bapak …. Menurutmu bagaimana, Grethe? Willem mengarahkan pembicaraan kepadanya.

“Kita tidak punya informasi yang cukup untuk menyusun hipotesis, Pak. Kecuali …. Yah. Saya rasa mereka sangat mementingkan pendirian pangkalan di tempat yang sulit ditemui. Kita terus mengawasi wilayah mereka. Tetapi sebab mereka belum mengembangkan unit angkatan laut, ditambah fakta tidak ada pertempuran Legion di bawah laut, kita tak pernah menyangka akan mencari mereka di laut.”

Richard menanggapi dengan renungan, ‘Hmm’. Alasannya dibenarkan dan cocok dengan informasi tambahan dari Teokrasi Suci selama ekspedisi ke sana—mengenai kecenderungan Legion yang tidak lazim di wilayah mereka. Gerak-gerik Legion, dan barangkali bahkan tujuan mereka, sepertinya terlampau sesuai.

Seolah-olah berusaha mengalihkan perhatian manusia dari suatu hal hingga waktu yang tepat—mungkin dari semacam fasilitas yang lagi dibangun atau tujuan tertentu.

“Willem, bisakah menganalisis dan secara akurat menampilkan ulang Mirage Spire dengan perekam misi Reginleif?” tanya Grethe.

“Sedang dikerjakan, tapi tidak punya cukup data gambar untuk menampilkannya secara sempurna,” jawabnya. “Dan karena Noctiluca bersusah payah sampai menghancurkan pangkalan sialannya sendiri, kita tidak bisa menginvestigasinya lebih lanjut …. Meski, kurasa fakta Noctiluca memutuskan untuk merusak tempat tersebut membuktikan Mirage Spire itu sendiri adalah tujuan utamanya di sini.”

“Jadi di operasi selanjutnya, kita harus berusaha mendapatkan informasinya langsung dari pangkalan mereka. Dan karena itulah kau akhirnya melakukan hal yang selama ini dihindari yaitu mengatur tentara pribadi bangsawan lama ke resimen tentara bebas.”

Selama Zaman Kekaisaran, setiap bangsawan punya pasukan militer yang terdiri dari bawahan serta kerabat-kerabat sedarah mereka. Kala Federasi didirikan, bangsawan-bangsawan berpengaruh tetap memegang posisi puncak Federasi. Di sisi lain, revolusi memberikan kelas menengah hak untuk bergabung militer dan memperluas jumlah sekaligus pengaruh mereka atas tentara.

Sebab motif tersembunyi kedua kelompok ini, tentara pribadi yang dipertahankan bangsawan-bangsawan berpangkat tinggi demi menjaga properti pribadi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam pasukan Federasi—walaupun peperangan telah berjalan sebelas tahun dan korban jiwa sudah tak terhitung jumlahnya.

Fakta organisasi swasta ini diperkenalkan artinya pasukan Federasi akhirnya dan sesungguhnya sudah tak tenang lagi. Meskipun begitu unit elit para bangsawan yang telah bergabung dalam militer Federasi belum berbuat apa-apa

“Menurut catatan, Resimen Bebas tidak dianggap baik ….” Ucap Grethe. “Sebanyak apa pun tentara dari rakyat biasa harus mati, para bangsawan cuma memedulikan perebutan kekuasaan mereka. Lantas tentara mereka berusaha mengejar jasa dengan cara apa pun.”

Sekalipun ditembak komentar pedasnya, Willem—yang salah seorang bangsawan semacam itu—kelihatan tidak tersinggung.

“Keluhan rakyat jelata terdengar hampa. Merekalah yang menolak menyatukan tentara ke militer karena tidak ingin para bangsawan punya pengaruh militer lagi.”

Terlepas dari itu, alasan sejati pengenalan tentara swasta ditunda adalah karena menunggu jumlah rakyat jelata berkurang seiring pertempuran melawan Legion. Alasan yang dingin, pikir Richard, dan tentunya bukan pikiran yang boleh diutarakan lantang-lantang. Bangsawan-bangsawan takkan menghiraukan Perang Legion meski banyak tentara sipil berguguran dalam konflik tersebut. Kemudian begitu peperangan mendekati akhir, mereka akan memberikan tentara pribadi mereka kepada militer Federasi sebagai pasukan prima dan kuat, memungkinkan para bangsawan lama mengambil alih kendali.

Inilah tujuan sebenarnya para bangsawan. Mereka bersiap-siap untuk konflik antar bangsawan yang pastinya akan pecah tatkala perang mengintens. Di penghujung hidup Kekaisaran, istana terpecah-pecah menjadi beberapa fraksi, dan sebagian besar orang tidak mengetahuinya. Fraksi Kekaisaran yang dilindungi keluarga kekaisaran sebagaimana pernyataan mereka telah direndahkan menjadi massa tak tertib setelah musnahnya garis keturunan Kekaisaran.

Namun ada satu fraksi yang berusaha menempatkan dirinya sebagai keluarga kekaisaran baru. Fraksi yang sampai sekarang tidak kehilangan kekuatan serta pengaruhnya dan berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahan.

“Archduchess Brantolote menganggap diri beliau ratu keluarga kekaisaran baru, dan memang benar, beliau tidak peduli jika ada rakyat biasa yang mati. Karenanya mereka mengirim resimen itu, Myrmecoleo.”

Resimen itulah yang dikerahkan ke Teokrasi Suci bersama Divisi Penyerang. Antlion—monster dengan kepala singa dan tubuh semut. Perkawinan menyedihkan dari makhluk yang dapat memburu mangsanya namun takkan bisa dicerna, pada akhirnya mati kelaparan.

… memang, makhluk menyedihkan.

“Jujur, kalian para bangsawan takkan pernah meninggalkan pertikaian kuno kalian biarpun Kekaisaran hancur.” Begitu Richard menyipitkan mata dengan sikap mengutuk dirinya sendiri dan sedikit perasaan melankolis, suara Grethe memotong pikirannya. “Permusuhan panjang dan persaingan antara kaum Onyx dan Pyrope telah terjadi sejak awal Kekaisaran …. Unit musuh di Teokrasi Suci diduga membantu perbaikan Noctiluca dan menjadikannya semacam model yang entah bagaimana setipe. Tidak usah mencari informasi Noctiluca, palingan nanti menggunakan purwarupa senjata baru untuk menghancurkannya. Bisa jangan biarkan para Pyrope—Resimen Myrmecoleo—mendapatkan informasi krusial apa pun?

Richard mengangkat bahu. Grethe ada benarnya. Noctiluca tidak berguna untuk mengumpulkan informasi. Shin telah memastikannya. Gembala yang merasukinya bukanlah perwira Kekaisaran. Ia tak punya informasi yang paling mereka perlukan.

“Keluarga Pyrope punya motif tersembunyi, seperti halnya kita. Lagi pula, Divisi Lapis Baja ke-1 ada Kapten Nouzen. Dia sedang dilindungi presiden sementara, Ernst Zimmerman. Dan yang terpenting, dia seorang Nouzen.”

Ernst menjadi presiden sebab dirinyalah yang memimpin revolusi dan didukung warga, namun kesuksesan revolusi tidak bisa hanya dikaitkan dengan dirinya. Dia seorang Jet—yang dianggap cabang ras Aquila—dan seorang budak petani. Dia dideking keluarga Onyx yang mendesak dibentuknya demokrasi sesuai perintah pemimpin mereka. Fraksi tersebut termasuk Keluarga Altner, keluarganya Richard; dan keluarga Willem, Ehrenfried.

Dan ada pula fraksi Onyx terbesar yang mana sehabis peperangan, kemungkinan akan berbentrokan dengan Keluarga Brantolote dan keluarga-keluarga Pyrope di bawah pimpinannya untuk menobatkan sang Archduchess-nya.

Pemimpin fraksi Onyx itu adalah Keluarga Nouzen.

Pedang terkutuk Kekaisaran, jenderal-jenderal hitam. Pelindung Keluarga Adel-Adler juga keturunan para perusak.

“Merekalah orang-orang yang tidak menghendaki Shin Nouzen merebut pujian atas briliannya menenggelamkan unit terkuat Legion. Mereka mau merintangi dirinya dan kemampuan 86 supaya bisa mengemukakan banyak orang akan pencapaian heroik. Inilah yang coba dicapai rubah betinanya Brantolotes serta fraksi dinasti barunya.”

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Lekmaa

Yaampun.. ternyata ada pertikaian politik bangsawan di novel ini…