Share this post on:

Naga Merah

Tempat-tempat yang didatangi 86 …. Mereka yang kutuntun ke tempat-tempat itu …. Sebelumnya, dan tepat hari ini, aku mungkin sudah melupakannya.

—VLADILENA MILIZÉ,

MEMOAR

Penerjemah: Papyrus

“Soal informasi yang menurut laporanmu kau terima dari Nona Zelene.”

Melihat Ernst seperti ini, Theo pikir presiden sementara Federasi entah bagaimana mengingatkannya akan seekor naga bernapas api yang sudah menyerah dan bosan dengan dunia.

Mereka berada di ibu kota Federasi Sankt Jeder, di ruang tamu kediaman Ernst. Pria itu, seperti biasa, mengenakan setelan kerja kantoran standar. Dia duduk di sofa, menghadap satu meja yang dikelilingi Theo, Shin, Raiden, Anju, Kurena, dan Frederica.

Mata hitam di balik kacamatanya adalah mata seorang ayah yang menikmati hari liburnya. Sama sekali bukan mata seorang presiden salah satu negara terbesar di benua, yang baru saja memperoleh cara melumpuhkan ancaman mekanis yang menyapu daratan dengan sekali gerak.

Ya.

Legion bisa dihentikan.

Metode tersebut melibatkan markas tersembunyi yang mampu menyiarkan sinyal nonaktif, dan bagian garis keturunan keluarga kekaisaran Adel-Adler, yang mempunyai otoritas komando tertinggi atas seluruh pasukan Kekaisaran Giadian lama, termasuk Legion.

Dengan jatuhnya Kekaisaran Giad, kunci kedua secara publik dianggap hilang, tetapi selama seseorang bisa mengumpulkan keduanya ….

Zelene memercayakan Shin informasi ini dan dia putuskan membaginya dengan Frederica, juga keempat orang lain yang mengetahui identitasnya plus Ernst adalah prioritas nomor satu. Shin tidak memberi tahu orang lain.

Bahkan Lena tidak.

Semakin banyak orang yang tahu informasi sensitif ini, makin besar kemungkinan kebocorannya. Sebagai maharani terakhir, Frederica menanggung risiko menjadi panji para loyalis Kekaisaran yang barangkali mencoba menggulingkan Federasi. Kini dia juga diberi nilai tambah sebagai satu-satunya kunci yang sanggup menyapu bersih Legion sang bayang-bayang perang.

Tetap saja, Shin mesti melaporkannya ke Ernst. Inilah informasi yang akan memengaruhi masa depan umat manusia, dan Shin yang memilih menyembunyikannya atas penilaiannya sendiri pasti akan dianggap pengkhianatan.

Jadi, dia dapat alasan pulang ke Sankt Jeder serta, setelah sejumlah pertimbangan, memercayakan Ernst dengan informasi ini. Beberapa hari lewat semenjak Ernst meneliti cermat-cermat penemuan ini bersama militer dan para pejabat pemerintah yang mengetahui situasi Frederica.

“Kuawali dengan langsung masuk ke intinya,” kata Ernst. “Kalian dikehendaki menuju tempat pengerahan selanjutnya, sesuai rencana sebelumnya.”

“Apa …?” Mata besar Frederica membelalak syok. “Orang kantoran! Kenapa?! Kau punya aku, maharanimu, yang ikut menemani. Kau cuma perlu merebut kembali markas besar tersembunyi! Kenapa kau tidak memberikan perintah?!”

“Hal yang aku wajib lakukan ini lebih ruwet dari itu. Kita tidak tahu apa-apa tentang markas tersembunyi ini.”

Frederica yang seakan tercengang menatap Ernst. Akan tetapi, Ernst sendiri sekadar tersenyum.

“Federasi diwariskan banyak hal dari Kekaisaran, termasuk wilayah. Tetapi terlepas dari semua itu, kami adalah musuh Kekaisaran yang memakannya dari dalam. Dan warga Kekaisaran takkan memberi tahu musuh-musuh mereka perihal markas besar tersembunyi, benar? Tidak juga mengungkapkan keberadaannya kepada para sekutu mereka yang tak punya urusan dengan markas besar itu.”

Dan dikarenakan itu pangkalan militer Kekaisaran, kemungkinan besar barangkali di daratan yang diduduki Legion. Federasi tak lagi punya kekuatan militer tuk menyelidiki seluruh lokasi-lokasi memungkinkan dalam wilayah Legion secara paksa.

“Dan sebagai tambahan … ada lagi masalah tempat pengerahanmu. Situasi di sana, percaya atau tidak, lebih mendesak. Kita menemukan sesuatu yang kita yakini sebagai tanda-tanda seangan skala besar kedua di pangkalan yang dijadwalkan akan kalian serang.”

Hening menyelimuti ruangan. Seseorang menelan ludah gugup. Serangan skala besar. Serangan yang nyaris menghancurkan front barat Federasi serta menumbangkan Republik dalam waktu satu minggu. Gelombang pasang tentara mekanik yang sebutan menakutkannya cocok dengan penampilan mengerikan mereka. Legion.

Dan gelombang pasang itu sekali lagi naik.

“Apa pun yang terjadi pangkalan itu harus dihilangkan. Dan selagi menyerbunya, aku ingin kalian mengambil informasi tertentu dari dalam.”

“Informasi tertentu?” Raiden mengerutkan alis. “Informasi macam apa yang kau harap kami dapatkan dari Legion?”

“Ratu Bengis adalah Mayor Zelene Birkenbaum dari tentara kekaisaran. Sistem kontrol Morpho adalah pemimpin penjaga kerajaan Maharani Augusta. Dan Admiral di Labirin Bawah Tanah Charité di utara Republik pun seseorang yang berafiliasi dengan Kekaisaran.”

Heil dem Reich.

Kata-kata terakhir yang terus-menerus dinyatakan hantu tanpa wajah yang merasuki Admiral. Shin menyipitkan mata terkejut.

“Jadi orang-orang yang dulunya berhubungan sama kekaisaran diubah jadi Gembala.”

“Itu tak terlalu mengejutkanku. Lagi pula Legion awalnya adalah senjata Kekaisaran. Kalangan dalam Fraksi Kekaisaran tentunya tahu tentang markas besar tersembunyi yang Federasi tak ketahui. Lantas, karena mereka para Gembala, kita bisa mengumpulkan informasi tersebut dari prosesor sentral mereka … atau setidaknya, kuharap bisa. Kita akan tahu kalau dicoba.”

Prosesor sentral Legion dilindungi enkripsi kuat yang masih belum bisa diretas. Theo mesti bertanya-tanya tidakkah semua ini terlalu diselimuti ketidakpastian tetapi Kurena seketika membuka bibir ingin bicara.

“Memangnya bisa? Di Sektor 86 saja cuma ada sekitar seratus Gembala.”

Jutaan orang mati di medan perang selama sembilan tahun terakhir, dan tidak seorang pun diizinkan menguburkan mayat mereka dengan benar. Karenanya Sektor 86 memproduksi Legion tak terhitung jumlahnya yang telah mengambil struktur otak manusia—para Domba Hitam dan Gembala. Biar demikian, kurang-lebih hanya ada seratus Gembala yang benar-benar menjaga kecerdasan mereka.

Tembakan senapan mesin bisa mudahnya menghancurkan tengkorak manusia. Selongsong tank mampu meledakkan tubuh manusia berhamburan. Otak utuh akan jarang ditemukan dalam medan perang di mana amunisi semacam itu melesat bebas di udara.

“Iya. Ini sekadar salah satu dari beberapa utas yang kami selidiki bersama-sama. Kami berusaha mencari cara lain …. Baik diriku dan para jenderal lainnya tidak berpikir setiap unit komandan di luar sana seratus persen bekas orang kekaisaran.”

Tetapi satu-dua orang pasti jadi Gembala. Dan mengingat pentingnya pangkalan ini, salah satunya barangkali telah ditempatkan di sana. Itulah yang dipikirkan para pejabat tinggi Federasi.

“Kita bisa memastikan kebenarannya karena ada Shin di sini, tapi semuanya terasa begitu kabur,” kata Anju, melihat langit-langit dengan tingkah bingung.

Semua orang bereaksi sama. Frederica sendiri memindahkan pandangannya dari Ernst ke Shin dengan gelisah, sementara Shin menutup mata layaknya anjing penjaga tidak pedulian.

“…tapi, ada satu anggota mantan Fraksi Kekaisaran yang pasti menjadi Gembala dan tentunya tahu seluk-beluknya markas besar tersembunyi.”

Dia bukan perwira tinggi, tapi dia benar mengabdi sebagai kesatria setia sang maharani. Bahkan setelah kematiannya, dia masih terjebak dalam prosesor sentral Morpho ….

Kiriya Nouzen. Bagaimana jika kuberitahu hantunya ada dalam pangkalan itu?”

“…!” Frederica memucat.

Bahkan ekspresi Shin mengeras begitu mendengarnya. Karena dia sendiri yang menghancurkan Morpho.

“… aku mengalahkannya satu tahun lalu. Aku yakin. mustahil ada banyak unit Gembala yang sama. Kita tidak bisa mengandalkan hantu tak nyata untuk mencari informasi.”

“Bukankah mereka setidak-tidaknya punya unit cadangan? Walaupun bukan dia, pangkalan itu adalah posisi kunci serangan skala besar Legion. Pasti ada banyak unit komandan yang dipersiapkan di sana.”

Shin terdiam, jelas tak senang. Dia tidak menyukai saran Ernst. Mendengar teriakan terakhir saudara Gembalanya selama dirinya, Shin menganggap para hantu mekanis punya beberapa bagian manusianya. Gagasan mereka dibaca untuk mencari informasi seperti suku cadang mesin tidak sesuai pandangannya.

“Yah, pokoknya … seperti yang bisa kau lihat, meskipun kita punya metode untuk mematikan Legion, perlu waktu dan usaha untuk mencapainya. Jadi kita takkan abaikan keamanan Fredeica dan buru-buru menonaktifkannya. Jangan khawatir, Shin. Kalian semua tidak perlu khawatir. Demikian, ada satu kelompok yang lebih mencemaskanku ketimbang posisi markas besar atau sisa-sisa Fraksi Kekaisaran …. Ngomong-ngomong, sementara ini, fokuskan upaya kita ke persiapan operasi dan memanipulasi intel untuk menyembunyikan keberadaan Frederica. Kita tidak bisa memulai operasi penonaktifan sampai melakukan keduanya. Bagaimanapun ….”

Keadilan yang dikejar Federasi tak memperkenankannya menjadi negara yang mengorbankan anak-anak.

“Kau membicarakan keadilan, sekalipun telah melihat banyaknya kematian rakyatmu!” kata Frederica yang bangkit berdiri. “Bagaimana bisa hidupku sendiri dibandingkan jutaan rakyat Federasi yang tak terhitung jumlahnya? Dengan miliaran umat manusia yang tak terungkit?! Apa matamu buta …?”

“Jika kita membolehkan kekejaman semacam itu, umat manusia mungkin pantas dihancurkan,” ucap Ernst mengancam.

Frederica membeku ketakutan. Theo pun sama. Ernst pernah mengatakan hal serupa sebelumnya. Karena pemikiran itu mereka berlima tidak dibuang Federasi.

Misalkan kami mesti membunuh anak-anak karena tidak mengenal mereka

Seumpama umat manusia harus melakukan itu untuk bertahan hidup, maka kita layak disapu bersih.

“Selain itu, aku tidak pernah setuju rencana mengirim kalian para 86 sendirian untuk memutar balik keadaan perang. Jika kalian juga ingin bertarung, maka bertarunglah. Tapi hanya mengorbankan kalian untuk memenangkan peperangan? Tidak. Itu salah. Dan bila mana datang hari di mana aku tidak merasa demikian lagi ….”

“Aku tidak suka ini, Ernst.” Shin memotong kata-katanya.

Shin setenang, setajam, dan sekuat bilah tua tak terhancurkan yang bersinar di medan perang yang diterangi cahaya bulan.

“Kurasa umat manusia tidak harus dimusnahkan gara-gara itu. Kalau memang iya maka keinginanku takkan terwujud. Berhenti bilang umat manusia mesti dihancurkan kapan pun segalanya tidak berjalan sesuai keinginanmu.”

Sejenak, rasanya seakan mata hitam pekat Ernst bersilangan tatapan merah darah Shin. Senyum umbra kehampaan nampaknya menemui mata berwarna api merah tua kemudian kembali ke topik.

“… pengarahan diterima. Kami menerima perintah merebut kembali prosesor sentral. Keinginanku mengakhiri perang ini sebessar dirimu. Tapi takkan kubiarkan kau menyapu bersih manusia.”

Tidak pula Shin memilih jalan yang mengharuskannya mengorbankan Frederica.

Frederica menutup mulut, kelihatannya seolah hendak menangis. Di sebelahnya, Raiden yang menyaksikan tanpa kata ikut setuju, Anju mengangguk dengan senyum ramah. Namun ekspresi Kurena sedikit resah.

Sebab ruang tamu tidak punya cermin, Theo tidak tahu ekspresinya sekarang. Tapi entah bagaimana, dia tahu … seandainya sebelumnya, seandainya Shin masih berada di Sektor 86, dia mungkin takkan mengatakan itu. Dia tidak sanggup melakukannya. Dia tidak peduli akhir perang atau punya apa pun keinginan yang ingin dia saksikan terkabul.

Itulah hal-hal yang tidak ada di Sektor 86.

Sepenuhnya membuat Theo paham … bahwa Shin benar-benar telah meninggalkan Sektor 86.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments