Share this post on:

Solo Leveling

Bab 61

Penerjemah : Grand Gnome

Ada satu alasan lagi mengapa Jinwoo memilih hutan.

Status Screen.

 

Nama: Sung Jinwoo

Level: 51

Class: Monarch of Shadows

Title: One Who Has Triumphed Over Adversity

Tanpa memberitahu kondisi saat ini, Jinwoo diam-diam mengubah titlenya dari One Who Has Triumphed Over Adversity menjadi Wolf Slayer.

Wolf Slayer

Semua stats meningkat sebesar 40% terhadap monster tipe hewan.

Gelar yang diberikan kepada Hunter yang ahli membunuh serigala.

Waktunya memamerkan buff mirip cheat ini.

Kringgg~

Monster bertipe beast telah muncul.

Efek dari gelar, ‘Wolf Slayer’, telah diaktifkan

Mengkonfirmasi atributnya yang meningkat, Jinwoo tersenyum.

Bagus.

Pada saat yang sama, para Hunter lainnya berteriak,

“A-ada ice!”

“Ice bear!”

Setelah mencium bau manusia, Ice bear perlahan-lahan menghampiri mereka. Bagi beast, manusia-manusia itu adalah musuh yang telah menyusup ke wilayahnya. Ice bear itu menganggap mereka sebagai ancaman

grrrrrl-

Ice bear memamerkan giginya lalu menggeram, taringnya tampak jelas sejelas es. Hewan itu berdiri, menjulang tinggi sampai menutupi para Hunter. Hampir-hampir menutupi seluruh pandangan mereka.

“Ah…”

Meskipun terlihat seperti beruang kutub, hewan itu dua kali lipat lebih besar, dan yang menutupi dadanya adalah magic core dari magic beasts.

RRRARGHHHHH!

Raungan kuat bergema di daerah itu! Mendengar aumannya, semua Hunter, kecuali Jinwoo, membeku. Park Heejin mengerutkan kening,

Maksudmu apa, kenapa kita mesti mengkhawatirkan Ice bear!

Apakah itu yang dia katakan saat melihat hewan buas di depannya?! Gadis itu telah tertipu logika Sung Jinwoo. Melihat ice bear secara langsung, dia sekarang yakin…

“Semestinya kita tidak memasuki hutan ini!”

Merasa terancam, Park Heejin melangkah ke depan party dan berteriak…

“Aku akan menarik perhatiannya, semua orang-ahh!”

Sebuah kekuatan maha kuat menyambar tudung mantel Park dan menariknya ke belakang. Tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia ditarik mundur. Setelah kembali mendapatkan keseimbagnan, dia mendongak dan melihat Jinwoo berada di depannya.

“Apa apaan!”

Jinwoo mengacungkan jari padanya,

“Akan kukatakan hal ini satu kali. Semua magic beasts yang menyerang adalah milikku. ”

Pria itu sama sekali tidak berkenan berbagi experience. Bagi Jinwoo, beruang kecil imut ini hanyalah hidangan pembuka sebelum melahap hidangan utama, yakni White Walkers.

“Hah?”

Park Heejin tidak kuasa menyembunyikan kebingungannya.

Serius nih, dia menarikku ke belakang untuk menghadapi monster itu sendirian?

Dua C-rank Mage-class Hunter juga menghentikan rapalan mereka dan menyaksikan adegan itu selagi terperangah.

“Mau seberapa kuat dirimu, Ice bear adalah high-level Dungeon’s magic beasts!”

Jinwoo mengabaikan komplain tajam yang diteriakkan dari wanita di belakangnya kemudian dengan woles berjalan mendekati ice bear.

Hmm, kalau aku menggunakan belati…

Darah yang tumpah akan mengotori pakaiannya. Jinwoo memanggil kedua belati itu karena kebiasaan tetapi dengan cepat mengembalikan keduanya ke inventory. Sebaliknya, pria itu malah mengepalkan tinju.

Aku tahu pernah bilang cuma akan menonton, tapi situasi sekarang berbeda. Kuyakin mereka akan mengerti.

Jinwoo menghadap ice bear yang tengah melotot.

Rarghhhh!

Ice bear itu mengayunkan lengan seukuran batang pohon secepat kilat.

Wuzzz-!

Tapi serangan ice bear tidak mengenai apa pun selain udara.

Cepat juga walau sebesar itu.

Setelah melompati kepala beruang, Jinwoo menyadari mengapa dirinya berbahaya.

Tetap aja…

Kenaikan level yang dia alami bukanlah hal remeh. Sebelum beruang es itu mendongak, Jinwoo memukul sang monster dengan kekuatan penuh.

BUG!

Kepala ice bear itu jatuh ke tanah. Tengkoraknya hancur, ice bear menjulurkan lidah dan tidak bergerak lagi.

Kau naik level

Baiklah! Jinwoo seolah merasa dia hampir naik level dan bersyukur sempat menghentikan Park Heejin.

“Kau…kau siapa?” Tanya Park.

Dia berbalik dan menghadap suara gemetaran itu lalu memandangi empat anggota party-nya dalam diam. Jinwoo menggaruk pelipisnya.

Aku pikir sudah membuat semuanya jelas.

Yah, mereka barangkali lupa setelah melihat aksi mengejutkan pria itu. Jinwoo dengan tegas mengatakan syaratnya.

“Sekali lagi, tidak ada pertanyaan. Bila kau tidak suka, pergi saja sana-”

Jinwoo menunjuk ke arah yang ditinggalkan tim Kim Cheol.

“-ke mereka.”

Kata-katanya menampar perhatian Park Heejin.

“Aku baru saja melihatmu membunuh ice bear dalam satu pukulan. Aku TIDAK akan meninggalkanmu. ”

Jantungnya berdetak kencang. Wanita itu secara naluriah memilih Jinwoo daripada Kim Cheol dan baru saja menyadari bahwa keputusannya benar. Setelah beberapa saat, dia membulatkan tekad. Untuk meninggalkan tempat ini hidup-hidup, dia harus mengikuti Sung Jinwoo. Sebelum Jinwoo berubah pikiran, dia cepat-cepat berbicara…

“Jinwoo-ssi, tolong jadilah pemimpin kami. Aku akan menuruti semua perintahmu. ”

Aku juga bilang tidak akan menerima permintaan apa pun…

Beberapa waktu berlalu, Jinwoo mengangguk. Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin ini keputusan terbaik. Park Heejin berbalik menuju party. Karena Han Songyi dibawa ke sini oleh Jinwoo, dia mungkin tidak perlu menanyai gadis itu. Dan dua Pemburu lainnya …

“Kalian berdua juga setuju, kan?”

Tiba-tiba menarik semua perhatian mereka, kedua Pemburu itu bergantian melihat mayat ice bear dan Jinwoo, lalu mengangguk dengan penuh semangat.


Sementara itu, di luar Red Gate.

Hyun Gicheol menghapus keringat di alisnya dan memeriksa waktu. Baek Yoonho bertanya.

“Sudah berapa lama?”

“Sekitar tiga jam.”

“Tiga jam … Berarti tiga hari telah berlalu.”

Suara Baek Yoonho terdengar berat. Dari empat orang yang berkumpul di sini, hanya Baek Yoonho yang benar-benar pernah memasuki Gerbang Merah sebelumnya. Pria itu adalah salah satu dari S-rankers yang mewakili Korea Selatan. Bahkan bagi orang seperti dia, Gerbang Merah tidak bisa dianggap enteng. Dengan tenang, dia mengingat kembali kenangan saat itu.

“Teror Red Gates yang sebenarnya adalah sebuah kenyataan bahwasanya bagian dalamnya terhubung ke dunia yang berbeda penuh.”

Pemandangan langka S-rank Hunter akan menceritakan pengalamannya dalam Red Gate. Ahn Sangmin, Joo Sungchan dan Hyun Gicheol semuanya fokus mendengarkan.

“Di dalam Gate, kau bisa saja berakhir di dunia penuh gurun dengan suhu melebihi 140 derajat fahrenheit1. Atau mungkin dunia hutan yang dipenuhi ular berbisa serta serangga beracun. Bahkan mungkin dunia tundra2 yang membuat ujung jarimu membeku.”

Gulp.

Ketiga orang yang mendengarkan menelan ludah.

“Masalahnya adalah bahwa sampai kau masuk sendiri ke dalam Gate, kau takkan tahu bahwa itu adalah Red Gate. Dengan kata lain, tidak bisa menyiapkan apa-apa”

Hari ini sama pula. Sebuah Gate biasa telah berubah merah setelah para Hunter masuk.

“Entah terbakar di bawah terik matahari, diburu oleh serangga beracun siang dan malam, atau membeku kedinginan … Yang lemah adalah yang pertama mati.”

“Ya Allah…”

Hyun Gicheol mendesah lirih karena tidak mempercayainya.

“Dan di daerah yang ekstrim itu, kamu mesti menghadapi beast.

Mendengarkan keadaan yang memberitahu betapa buruknya situasi para Hunter. Tapi masih belum selesai.

“Dan asumsikan kau entah bagaimana berhasil beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Masalahnya kedua adalah mencari makanan.”

Paling tidak beberapa minggu, paling lama beberapa bulan. Kau harus menemukan makanan sendiri pada saat-saat itu. Bukan tugas yang mudah.

“Berada di daerah ekstrim yang diperburuk oleh kelaparan, satu-satunya hal yang bisa kau andalkan adalah magic power compass.”

Magic power compass adalah alat pelacak kekuatan sihir kuat. Mengalahkan bos adalah satu-satunya cara untuk meninggalkan Red Gate, lebih baik ketimbang membiarkan Dungeon itu muncul di bumi.

“Bayangkan melihat magic power compass kecil itu berhari-hari, berminggu-minggu atau malah berbulan-bulan. Kau pikir dapat mempertahankan kewarasanmu?”

Ketiga pria itu menggelengkan kepala. Jikalau seorang non-Hunter biasa seperti mereka dilemparkan ke tempat seperti itu, lupakan beast, daerah sana akan langsung membunuh mereka dalam satu hari.

“Katamu, tiga hari telah berlalu, kan?”

“Ya.”

Dipastikan Hyun Gicheol, Baek Yoonho membuat wajah pahit.

“Kalau sudah selama itu, semua Pemburu di bawah B-rank sudah mati.”

Kim Cheol adalah seorang A-ranker. Tapi betapapun kuatnya A-ranker, tidak mungkin melindungi seluruh party-nya dalam kondisi tersebut. Sekurang-kurangnya, kau perlu S-ranker. Begitulah…

“Yang bisa kita lakukan adalah berdoa agar high-rankers kembali hidup-hidup.”

Kesimpulan itu terlahir dari pengalaman.

Dalam kepala Baek Yoonho, C-rank Hunters dan di bawahnya sudah mati.


Kembali ke Red Gate.

Para C-rank Hunters dan di bawahnya tengah menikmati pesta di sekitar api unggun.

Di atas api, sepotong besar daging sedang dimasak.

“Kau tahu daging beruang ini, sedikit keras, tapi tidak buruk.”

“Mau lagi?”

“Oh terima kasih.”

Yoon Gijoong mengulurkan piring lalu Go Myunghwan memotong sejumlah kecil daging ice bear kemudian menaruhnya ke piring. Mereka berdua adalah C-ranker anggota party Jinwoo. Park Heejin dan Han Songyi juga memakan bagian daging beruang mereka.

“Unni, boleh minta cabainya?”

“Kau mau garam juga?”

“Enggak, cabainya aja.”

Entah bagaimana, mereka semua malah terbiasa di dalam Dungeon. Ditemani api unggun, mereka bahkan membangun tenda dan punya selimut untuk tidur. Mereka tidak begitu kuatir. Tidak … ajaibnya mereka merasa keenakan, seakan sedang liburan. Go Myunghwan melihat ke sekitar setelahnya berkata…

“Kau tahu, bukankah penyerangan ice bear belakangan ini semakin jarang?”

Park Heejin menjawab pertanyaan Go.

“Yah, itu karena Raid Leader mengurus mereka.” Jawab Park.

“Hei, aku tidak tahu dendam kesumat macam apa yang di miliki pria itu pada ice bear, tapi kapan pun aku melihatnya menatap satu beast itu, dirinya terlihat menyeramkan. Jujur saja berharap agar Raid Leader tidak melihatku seperti itu.”

Dalam sekejap, Jinwoo dipanggil Raid Leader oleh rekan-rekannya. Mengetahui ketidakhadiran Leader-nya, Park Heejin melihat sekeliling lanjut bertanya.

“Ke mana Raid Leader kuat kita pergi?”

Yoon Gijoong mendongakkan kepalanya yang tadinya terfokus pada piring, dan menjawab.

“Dia bilang hendak berpatroli ke area sekitar.”

Apa! Park Heejin meragukannya.

“Berkeliaran di high-level Dungeon sendirian…apa dia tidak ketakutan sedikit pun?”

Yoon Gijoon tersenyum lebar.

“Menurutku dia akan baik-baik saja, kan?”

Tambah Go Myunghwan.

“Serius nih. Orang itu membunuh high-level magic beast dengan tangan kosong.”

Ucap Go Myunghwan.

“Oh ya…benar juga…Seberapa tinggi rank-mu sampai bisa membunuh magic beast semacam itu dengan sekali pukul?”

Party itu tertegun. Tentu saja, mereka penasaran. Tapi mereka tetap tidak ingin menghancurkan aturan mutlak kelompok walaupun Jinwoo sedang absain.

“…Kita makan saja.”

Terhadap perkataan Park Heejin, semua orang mengangguk.


Jinwoo menyisir hutan dan berjalan di semak-semak.

Di sekitar sini…

Jinwoo merasakan kehadiran beberapa ice bear. Dia sudah melacak sarang mereka semalaman. Dia baru saja sadar bahwa para ice bear menyerang dari arah yang sama. Menyusuri semua are,a mata Jinwoo mendadak berkilauan.

Ketemu!

Dibalik semak belukar, dia melihat beberapa lusin gua. Dalam setiap gua, dia merasakan satu kehadiran. Yah, dia tidak perlu menggunakan sense stat. Tepat di hadapannya, banyak ice bear sedang keluar-masuk gua. Kasarnya, berjumlah 30 puluh. Benar-benar sarang beruang.

Ujung mulut Jinwoo menyeringai. Dia sengaja datang sendirian.

Ini adalah kesempatan emas.

Para ice bear menunggu.

Ini adalah pertempuran sengit mereka.

Bangkitlah…

Merespon perintah Jinwoo, para prajurit dilengkapi baju zirah hitam tanpa suara muncul dari bayangan dan berdiri di belakangnya.

“Kau tahu ini pertarungan pertamamu, kan?”

Sebagaimana semua orang mempunyai kesan pertama, pertempuran pertamamu akan menentukan kesanku terhadapmu. Begini maksud si pria.

“…”

“…”

Para Shadow Soldier berdiri bersamping-sampingan.

Bagus.

Jinwoo tersenyum lebar.

Pshh pshh.

Para ice bear mencium aroma Jinwoo dan satu per satu keluar dari goa mereka.

Nampaknya mereka juga sudah siap.

Jinwoo menunjuk para ice bear.

“Serang.”

Setelah perintahnya turun, Shadow Soldiers menerjang maju menuju musuhnya.

bab 61

Catatan Kaki :

  1. 140 Farenheit = 60 derajat celcius. Sedangkan di Saudi Arabia, panasnya gk nyampe 50 derajat.
  2. Tundra adalah suatu bioma tempat terhambatnya pertumbuhan pohon dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar.
Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments