Share this post on:

Pemakan Nama

Penerjemah: αρχιεπίσκοπος λαιμαργίας

—pertempuran kejam yang pecah di Bendungan Pristella melawan Kultus Penyihir akhirnya mendekati akhirnya.

Di timur kota, berdiri sebuah gereja tertutup es, tempat berdirinya pilar-pilar es tajam tinggi sampai-sampai mesti mendongak untuk melihatnya.

Di utara kota, kanal meluap seluruhnya, dan monumen batu pijar menderam dan runtuh.

Di barat kota, sebagian kanal hancur, lalu airnya mengalir ke bawah tanah, menyebabkan banjir.

Di tengah-tengah kota, inti fakultas kota, Balai Kota kehilangan fondasinya, lalu kehilangan bentuknya.

Pembukaan pertempurannya mengakibatkan kerusakan parah di berbagai area, kemudian mengukir ancaman keberadaan yang dikenal sebagai Kultus Penyihir di kota. Akan tetapi, masih ada orang-orang yang menolak dan mengusir kebencian, bertempur dalam pertarungan defensif dengan kekuatan perang terbatas, dan mencoba memenuhi tujuan mereka.

Dan di tengah-tengah pertarungan memperebutkan kota bendungan, jika ada medan perang yang segala halnya tak berjalan lancar, medan perang manakah? Barangkali, medan perang ini.

—ya. Muncul tak terduga dan tak rekira-kira, perlawanan dan pertempuran melawan Uskup Agung Kultus Penyihir yang mewakili Dosa Besar Kerakusan, Ley Batenkaitos.

“Haha~! Itu, tidakbisatidakbisatidakbisatidakbisatidakbisatidakbisatidakbisa~! Apa yang salah padamu, kau mau melakukan apa, kau hendak melakukan apa, kau ini kenapa!?”

Tempat ini umumnya dikenal sebagai Waterway Street, dikelilingi kanal kecil dan bercabang-cabang.

Di alun-alun terbuka Waterway Street, sesosok bayangan mungil tertawa keras serta melompat-lompat cepat dan intens.

Memanfaatkan anggota tubuh pendek dan menguntai-untai rambut panjang berwarna cokelatnya, ialah seorang anak muda.

Anak muda itu berusia pertengahan belasannya, hanya mengenakan potongan-potongan kain di tubuhnya, tak aneh kalau salah mengiranya sebagai anak gelandangan.

Namun tidak bisa dibilang mudah mengabaikan penampilan lahiriahnya, selain itu kesan yang dibawa jati dirinya pula.

Terlebih lagi, eksistensi bocah tertawa itu punya banyak kepribadian, sinting, dan keji.

Sekilas, perasaan yang menekan seluruh tubuhnya bisa dimengerti. Kegilaan fatal yang menyatakan bagian-bagian instingnya yang telah diiris dan diabaikan dalam kehidupan manusia normal sehari-hari.

Karena itu, semua orang was-was mengamati ketidaknormalan keberadaannya.

Dia adalah seorang penghujat yang menginjak-injak dunia manusia, harapan manusia, juga masyarakat manusia.

Dialah seorang Uskup Agung Dosa Besar Kultus Penyihir, kejahatan besar yang menendang hati manusia dan kemanusiaannya sendiri.

“Lawannya hanya satu orang bocah! Kepung dia dan jangan lepaskan! Habisi dia!”

“Ya, cuma satu orang bocah sendirian! Tangkap dan robe~k!”

Suara perintah keras bercampur tawa mengesalkan seorang pemuda.

Sembari melotot pada orang-orang yang mendekatinya, Ley Batenkaitos sang Kerakusan melangkah maju dan dengan santai menghampiri, alih-alih mundur.

“—~tsu.”

Menghentikan kata-kata mereka, orang-orang berjubah putih melompat ke atas Batenkaitos.

Semua pria berjubah putih itu adalah anggota organisasi tentara bayaran White Dragon’s Scales yang ditinggalkan Kiritaka. Sambil memegang pedang pendek di tangan mereka, bilahnya menebas sang Kerakusan dari semua arah. Batenkaitos melawan serangan sinkron rapi …

“Ada beberapa titik keributan, tidak bisa.”

Melesat ke celah serangan yang rapi sempurna, dia menghindari empat pedang dengan gerakan minimum. Tubuh menjauh dan mengelak pedang-pedangnya, Ley menebas salah satu pedang menggunakan belati yang diikat di lengan kanannya, dan menendang tubuh satu orang, dia menerobos kepungannya. Di depan dia, berdiri sosok besar seseorang dengan tangan terlipat.

“O-o~h! Ka~u, gigih sekali, ya!”

Dia pelayan pribadi Felt, Gaston. Setelah merampas salah satu belati Uskup Agung Dosa Besar menggunakan teknik rahasianya, fisiknya kini melesat menuju Batenkaitos dan mencoba menghajarnya.

Melihat dia melesat, Batenkaitos memutar mata, tak lama setelahnya lanjut tersenyum. Senyum yang sesuai usianya, akan tetapi, gigi taring tajam di mulutnya membuat cemas dan resah.

“Sepertinya kau baik-baik saja, paman. Mayanlah!”

“Usiaku masih belum pas dipanggil paman … boca~h!?”

Batenkaitos melompat, kaki kanannya menendang wajah Gaston yang datang menyerbunya.

Pipinya ditendang, Gaston tersentak selagi menatap benci Batenkaitos.

Seperti halnya serangan belati, tendangannya pun tidak menembus Gaston. Walaupun prinsipnya ambigu, tubuh Gaston sepenuhnya telah meniadakan dampak serangan.

Di waktu yang sama, Gaston mengulurkan tangan, menangkap Kerakusan yang terus bergerak—

Palm of the First King—”

Mempertahankan kakinya yang terangkat, Batenkaitos menggumamkan sesuatu. Telapak tangannya menyentuh batang tubuh Gaston. Dibanding tendangan, telapak tangannya tak punya kekuatan atau kecepatan, hanya menyentuh saja.

Biar begitu, ketika Batenkaitos mendorong pelan lengannya, tubuh Gaston melengkung dan patah.

“Ugh, hoek!?”

Berlutut, Gaston muntah cairan pencernaan.

Berjalan di samping tubuh yang hancur di depannya, Batenkaitos yang telah menembus kepungan, balik badan dan memiringkan kepala.

Gitu doang? itulah yang ditutur gerak-geriknya, dan para anggota White Dragon’s Scales tidak dapat menyembunyikan ekspresi jelek melihat harga diri mereka direndahkan.

“Dasar monster …!”

Kata yang keluar dari mulut seseorang, merupakan bukti nyata kemampuan Batenkaitos. Suara menyakitkan tersebut bisa jadi ada kecemburuan samar yang tercampur di dalamnya, atau salah dengar semata.

“… peluang kami jauh lebih rendah untuk melancarkan serangan pramungkas dari yang kuduga sebelumnya.”

Mengamati medan perang yang tidak dapat disebut kompetisi meskipun dicat di bawah cahaya menguntungkan, Otto menjilat bibir keringnya dan mati-matian memutar kepala. Dalam pertarungan melawan Kerakusan, kekuatan perang mereka yang secara langsung berselisih dengan musuh sama sekali tidak bisa diandalkan—tentu saja, benar memang mereka semua mempertaruhkan hidup masing-masing, tetapi faktanya masih kurang.

“Aku tidak cukup percaya pada keberuntunganku hingga mengharapkan limpahan nasib baik.”

Hidup Otto Suwen berjalan beriringan kesulitan dan ketidakadilan. Otto yakin tidak ada yang namanya nasib baik, hasilnya cuma bisa diperoleh lewat kerja keras, persiapan dan tindakan.

Baginya, nasib baiknya adalah punya Divine Protection menyulitkan dan dilahirkan dalam keluarga yang pengertian, hidupnya diselamatkan oleh Subaru yang membunuh Uskup Agung.

Karena dia yakin sudah kehabisan nasib baiknya, dia tak repot-repot bersikap negatif perihal nasib buruknya.

“Naga Air yang dibawa nii-chan tidak bisa digunakan lagi, kan?”

Berdiri di samping Otto yang merenung, Felt bicara selagi menonton situasi serupa.

Mata merahnya menatap tajam sisi lain pertarungan pedang Kerakusan dan yang lainnya—terbaring terabaikan di trotoar batu, leher panjangnya yang berkedut-kedut, merekalah wujud Naga Air sekarat.

Naga Air menyedihkan yang dipanggil Otto tetapi dihancurkan Batenkaitos, sayangnya tidak mungkin mampu kembali ke garis depan.

“Sayangnya, kurasa tidak bisa memaksa mereka lagi. Merekalah naga air yang aku ajak bicara sebelum ke sini … aku bisa saja bicara sama naga air lain dan meminta mereka melakukan hal yang sama, mau manfaatkan mereka buat kabur?”

“Candaannya menyakitkan. Penyanyi delusional itu bolehlah kabur, dan kartu truf kita bukan hanya satu, tapi ada dua bagian. Yang keduanya itu, yah, aku persiapkan.”

Mengatakan demikian, Felt melirik sebuah paket panjang dan kecil yang didekap tubuh mungilnya.

Terbalut kain putih, Kartu Asnya nampak seperti senjata sihir yang pelayan pribadinya bawa. Dia bilang bahkan Reinhard tidak sanggup menghindarinya, namun mekanisme memberatkan dibutuhkan untuk penggunaannya, sampai itu terpenuhi, maka tak bisa digunakan.

“Terlebih lagi, kesampingkan penyanyi delusional itu, baik aku dan nii-chan tidak bisa kabur walaupun berusaha. Karena tampaknya bajingan itu mengincar kita.”

“Jujur saja, saya paling ingin berdalih soal hal itu.”

Bahu Otto menurun sedih terhadap kata-kata Felt yang dihirup hidungnya sendiri.

Tetapi, Otto tak bisa menyangkal kata-kata Felt, karena laki-laki itu bisa merasakan kekuatan tatapan hangat yang tertuju pada mereka bahkan di tengah-tengah pertempuran sengit.

Batenkaitos mendesah hangat, mata basah dan pipi memerahnya seringkali berbalik ke arah Otto.

Kendatipun warna tatapannya menunjukkan keinginan memanen, namun arti sejati di baliknya hanyalah nafsu binatang buas lapar yang mengintai.

Sedangkan rasa binatang buas, setetes darah mampu memberi tahu dagingnya yang kelas atas, butuh setetes saja. Sekalipun tidak terhormat sedikit pun, tiga orang di sini mengetahuinya di mata Batenkaitos yang menghargai estetika.

Otto beserta Felt bersama pria berjanggut tak terawat yang memimpin White Dragon’s Scales. Memerintahkan pasukan mereka, dia terus-terusan berbentrokan dengan Batenkaitos dan cepat kembali ke posisinya di sini.

Pria berwajah serius itu melompat keluar dari pertarungan dan memikirkan situasi pertarungan, semuanya sembari melangkah cepat …

“Dia Dynas. Berkat dia pelarian tuan muda kami berhasil.”

“Keberhasilannya adalah pencapaian kelompok Felt-sama. Terlebih lagi, pelarian Kiritaka-san juga untuk membantu kita demi kemenangan. Dengan ini …”

Misal Kiritaka yang sudah melarikan diri dari tempat ini, bergerak sesuai instruksi Otto, akan muncul kemungkinan berbeda. Sialnya, walau lebih seperti doa dan tak ada buktinya, tetapi bagaimanapun, tidak boleh berjalan tak baik. Punya lebih banyak cara untuk menang, untuk mencapai kemenangan, tidak mungkin negatif. Sesudah salah satu cara-cara tersebut digunakan, sisanya hanyalah menunggu bagaimana hasilnya.

“…”

 Melihat Otto diam saja dan menggeleng kepala, si pria—Dynas, menampakkan ekspresi heran, tetapi mengubahnya kemudian. Ekspresinya jadi ekspresi yakin.

“Begitu, kelihatannya memang pas seperti yang kudengar. Pejabat urusan dalam negeri pihak Emilia-sama memang hebat, yang telah membunuh salah satu petinggi Kultus Penyihir. Sepertinya saya pun dapat mengharapkan Anda membuat hidangan versi Anda untuk dicicipi Uskup Agung Dosa Besar ini.”

“Terima kasih atas evaluasi tingginya. Anu, maaf, ngomong-ngomong semuanya, kalian tahukah pekerjaan macam apa yang semestinya dilakukan pejabat urusan dalam negeri? Aku yakin berbeda dari yang aku lakukan saat ini …?”

“Sopan sekali, ya. Juga, pejabat urusan dalam negeri kami pun berkeliling mendatangi selter-selter dan merawat para korban. Bukannya pekerjaan semacam itu pun harusnya dilakukan para pejabat urusan dalam negeri?”

Kerusakan yang Otto perbuat pada citra pejabat urusan dalam negeri sangatlah besar.

Setahun terakhir ini, dia memutuskan menyerah pada urusan pejabat, urusan dalam negeri, tapi dia tak pernah menyetujui ketentuan terhadap perubahan yang akan terjadi karenanya.

Salah siapa. Mungkinkah karena situasi semacam ini, seperti bencana alam, berulang-ulang terus? Ini salah Subaru. Sewaktu semuanya jadi normal, dia akan langsung melakukannya. Itulah yang diputuskannya.

“Baiklah—”

Urusan pasca pertempuran tangani nanti, dan fokus saja pada situasi saat ini.

Di depan penglihatan Otto, Batenkaitos berkali-kali ribut dengan White Dragon’s Scales dan Gaston, memperjelas kekuatan tempur luar biasanya, menggerak-gerakkan kakinya.

Akan tetapi, yang paling membingungkan adalah dia bahkan tak mencoba mengayunkan belati di lengan kanannya.

“Meski orang dewasa baik sedang berkumpul, kalian bahkan ti~dak bisa menangkap satu orang anak nakal!? Tidak bisa, tak bisa, mungkinkah bisa, bisakah, takkan bisa!”

Mengekspos taringnya, Batenkaitos mengelak dari orang-orang hanya dengan gerakan kakinya saja. Gerakan mondar-mandir bebasnya, serta gerakan lihai ayunan tubuh bagian atas, lalu pedangnya akhirnya menembus langit.

Gerakan tubuh bagian atas dan bawahnya berbeda sepenuhnya, seakan-akan dua sistem terpisah. Seketika keanehannya tercermin di mata Otto, Dynas tanpa sengaja menghilangkan aura intimidasinya.

“Dynas-san?”

“Ah, tidak … maaf. Gerakannya sedikit … O~h!?”

“Jangan ketakutan padahal badan sebesar itu!”

Dengan mulut tertutupnya, Dynas mencoba menyangkal pikiran yang terbesit di benaknya. Felt yang berdiri di belakang Dynas menendang punggungnya.

Dynas berbalik, dan Felt yang pipi cemberutnya merona, mendongak lalu menatapnya.

“Saat memasukkan tanganmu ke saku, sisanya cuma memilih ingin mengambil dan meninggalkan apa. Kalau kau tetap dikejar apa pun yang terjadi, lantas lebih baik kerahkan semua yang kau miliki. Pahamkah?”

“Kenapa kau menggunakan sudut pandang seorang pencuri?”

Kepala Otto memiring terhadap saran Felt, sementara Dynas yang berada di sampingnya, menggeleng kepala. Dia memulai kata-katanya dengan bilang, Aku rasa begitu, kemudian kembali menatap Felt …

“Sebagaimana perkataan nona. Kau hanya harus mengatakan apa pun yang terlintas dalam pikiran, lalu menemukan petunjuk dari perkataan tersebut. Sejenak, yang aku rasakan adalah semua ini aneh tapi …”

Nona, begitulah Dynas memanggil Felt, seakan-akan tak tahu Felt ini Kandidat Raja. Tapi, biarpun dia menilai kesalahannya, Otto memutuskan tak membahasnya. Selanjutnya, dia menyimak baik-baik kata-kata Dynas.

“Uskup Agung Dosa Besar … dia boleh jadi kelihatan mirip bocah, namun kemampuan bertarungnya hebat, terus terang, keahliannya terlalu banyak. Melawannya dengan kemampuan fisik kita saja … akan, lagi-lagi, bukan jawaban tepat.”

“—? Bukannya kek terlahir dengan keterampilan bertarung? Seperti Reinhard?”

“Saya sungguh menyerah jika dia sebanding Reinhard-san.”

Kesatria Felt, pedang terkuat kerajaan, Reinhard. Saat ini sedang menemani Subaru dan seharusnya bertempur melawan Keserakahan, tetapi kekuatan Reinhard bagi Otto yang cuma bisa bela diri, sudah dia rasakan.

Hanya bberada di sampingnya bisa membuat seseorang merasa aman mutlak, takjub di waktu yang sama. Orang terkuat se-Kerajaan bukan pernyataan remeh. Faktanya, tak salah memanggilnya orang terkuat di dunia.

Di sisi lain, perasaan jijik kuat dan mengerikan muncul ketika sekadar melakukan kontak dengan Batenkaitos. Tak seperti yang dapat dirasakan oleh Reinhard.

Tentu saja, kekuatan bertarung tak wajar Reinhard tidak tersangkal lagi.

“Tak seperti itu pula. Aku sudah hidup lama, dan menghadapi banyak sekali pertarungan … teknik bertarung bocah itu tidak bisa dijelaskan bakat semata. Gerakannya adalah gerakan yang seseorang latih selama bertahun-tahun.”

Mendengar kata-kata Dynas, Otto dan Felt sekali lagi melirik Batenkaitos.

Sesaat itu, Batenkaitos menahan serangan pedang pendek dengan tangannya. Mencengkeram pergelangan tangan orang yang memegang pedang, Batenkaitos menggerakkan tubuh, kemudian melemparnya ke atas-bawah, dia lempar tubuhnya ke tanah. Berikutnya, sewaktu pasukan mengejar, kaki Kerakusan meluncur di atas batu bulat menggambar sebuah lingkaran, dengan bebas menggunakan tubuhnya, dia hancurkan keseimbangan dan jatuhkan mereka.

Tidak salah lagi, gerakan luwes dan elegan itu punya kekuatan tuk menarik garis batas antara menyegarkan dan aura kejam Batenkaitos. Seni tak terbantahkan miliknya punya sistem berbagai seni bela diri yang telah dilatih ke dirinya sendiri.

Anak muda itu yang terlihat berumur empat belas tahun, telah menyempurnakan teknik-teknik yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dikuasai—?

“Kurasa, seseorang yang dipanggil jenius seni bela diri barangkali bisa melakukan ini tapi … aku tak ingin berpikir bocah itu diberkati bakat tersebut.”

Penguasaan Batenkaitos sedemikian hebat sampai-sampai Dynas berkata demikian. Ketika itulah Otto sadar arti kecemburuan pada uraian ucapan salah seorang pria berjubah putih, maksud orang yang melawan Kerakusan. Mereka yang bertarung dalam pertempurannya sudah sadar kebenaran ini sebelum Otto dan yang lainnya. Karenanya, mereka—

“Penguasaan belati, keterampilan bertarung tanpa senjata, teknik seni bela diri sempurna …?”

Mengatakannya, Otto sekali lagi kembali meragukan alasan di baliknya. Memangnya mungkin? itulah satu-satunya yang ada di benaknya.

“…”

Dia dengar-dengar orang-orang di usia sangat muda dikirim ke colosseum, kemudian orang-orang yang menjadi pendekar pedang diajari dan dilatih teknik bertarung di kekaisaran selatan Vollachia. Seumpama Batenkaitos berada di lingkungan itu, tidaklah mungkin dia mendapatkan keterampilan seperti itu di umur segini, namun keterampilan teknik bertarungnya sekali lagi, berbeda. Satu-satunya cara belajar dan mengembangkannya adalah dengan belajar di bawah pelatih setara dan tepat.

Jika tidak—

“Mencurinya …. Tidak, memakannya seperti makanan?”

Otto sudah mendengar Subaru membahas Kerakusan adalah eksistensi yang memakan Nama dan Ingatan lawannya. Sebenarnya, Otto tahu dua kondisi gadis muda yang telah dimakan, sudah dalam keadaan yang tak hadir di ingatan siapa pun. Sulit memercayainya, namun Batenkaitos pasti tak memakan sesuatu yang dilihatnya. Akan tetapi, sampai sekarang, nasib mereka yang dimakan tidak terpikirkan.

Kemungkinan, Kerakusan menyimpan ingatan yang dimakan lawan-lawannya dan menggunakannya.

Teknik-teknik bela diri yang telah dilatih selama puluhan tahun, atau keterampilan bertarung petarung yang familier dengan medan perang, atau bahkan meniru serangan seorang gadis muda yang menemani Subaru dan mendukungnya—

“Dia menggunakan sihir!!”

“Gaston!”

El-Huma.”

Ketika serangan kejutan dilancarkan, teriakan Otto dan rapalan Batenkaitos menggema bersamaan.

Suara tersebut bergema sementara udara mengkristal, setelahnya menghasilkan es-es, bergerak cepat, mengincar anggota-anggota White Dragon’s Scales yang kaget.

Tetapi menghadapi hujan es, Gaston berdiri gagah sambil melebarkan tangan. Raksasa dengan pertahanan normalnya, menghancurkan semua es yang menyentuh tubuhnya. Menangani serangannya, anggota White Dragon’s Scales merengsek ke belakang Gaston untuk mengurangi serangan yang ditujukan kepada mereka. Namun masih tidak bisa mencegah dampaknya.

“Keputusan Onii-san bagus. Sepertinya hanya sekadar serangan kejutan tak sesuai yang kami pikirkan.”

Melihat siksaannya, Batenkaitos yang berada di belakang sihir, membuka mulutnya.

Gaston yang menjadi tembok kokoh mendesau serak, kemudian keenam anggota White Dragon’s Scales di belakangnya terluka. Satu orang pendarahan hebat, dua orang lagi berjongkok karena kaki terluka. Tiga sisanya tidak bisa dibilang tak terluka juga. Kekuatan perang mereka berkurang, terlebih lagi—

“Maksud perkataanmu, mungkinkah trik kami sudah ketahuan?”

“… yah, mana kutahu.”

“Onii-san, kami takkan tertipu. Sebelum menderita kesakitan, bisa tidak berhenti bertingkah layaknya pedagang.”

Menanggapi Otto dan mengancam membuatnya menderita, sosok Batenkaitos sepintas menghilang.

Tidak, dia menerjang dengan gerakan cepat alaminya, cukup cepat sampai-sampai orang mengiranya menghilang.

Badan mungilnya melewati Gaston, menuju anggota White Dragon’s Scales yang tak bergerak. Dalam sekejap mata, tiga orang yang tak bergerak menjauh dari posisinya, tapi tiga orang lain yang terluka tidak bisa kabur.

“Asta. Lookfelt. Hicks.”

Menggumam, Batenkaitos mengelus lembut bahu ketiganya.

Di depan semua orang yang mengamati dengan mata melebar, bertanya-tanya apa perbuatannya, tubuh ketiga orang tersentak ketika disentuh Batenkaitos. Kemudian Batenkaitos balik badan dan mengangkat tangan kirinya …

“Jilat.”

Dan, dia menjilat telapak tangan kirinya yang kosong. Otto langsung merasa tak nyaman melihat tindakannya.

Apa yang terjadi, tak salah lagi sesuatu terjadi. Tapi dia tak tahu apa kejadiannya, apalagi bukan itu saja yang tidak dia sadari.

“Orang-orang yang terbaring di kakinya …. Mereka siapa?”

Jari-jari Otto menunjuk kaki Batenkaitos yang menjulur lidah panjang.

Di kaki kedengkian bersosok seorang anak muda, terbaring sosok tiga orang. Walaupun mereka terbaring di sana, identitas mereka tidak diketahui. Mungkin, berdasarkan pakaian mereka, mereka bisa jadi anggota White Dragon’s Scales, tapinya mereka muncul kapan, kapan dikalahkan?”

“Sedih, sedih banget, sangat sedih, lumayan sedih, cukup sedih, karena itu sedih. Meksipun reuni kami hanya sepihak, kami ten~tu menginginkan kepuasan!”

“Dynas-san! Mereka bertiga?”

“Aku tidak tahu! Belum pernah melihatnya sebelumnya! Tapi—!”

Biarpun diberitahu orang yang berpakaian sama adalah sekutu tak dikenal, namun masih belum meyakinkan. Walau begitu, suara Dynas pun tidak bohong, tenang juga tidak. Menyerbu maju seolah terbang, dia mengangkat pedang pendek di kedua tangannya dan menebas Batenkaitos.

“Hentikan, Dynas. Hubungan kita sudah lama. Pemurnian kampung halaman tinggal selangkah lagi, jadi berselisih dengan rekan seperti ini tuh bodoh.”

“—!? Kau, dari mana kau, tentang itu—!”

Sembarangan menginjak-injak keadaan Dynas, Batenkaitos mengangkat ujung belati kanannya. Menerima serangan dua pedang pendek dengan belatinya, lutut Kerakusan menendang dada Dynas, di saat yang sama melompat mundur sebab gaya resultan yang dihasilkannya.

Dynas batu-batuk sambil memegangi dadanya, tapi berhasil mengambil tiga orang asing pingsan.

Melihat Dynas dalam kondisi itu, Batenkaitos mendesah.

“Jangan bersikeras nempel ke raganya. Yang penting jantung dan pribadi dalamnya, kan? Yang membentuk personalitas seseorang bukanlah pribadi luar, tapi pribadi dalamnya. Kami tahu kerja kerasmu, Dynas. Bukan salahmu tidak bisa melindungi Milian dan Meili. Keberuntunganmu buruk.”

“Bacotbacotbacotbacotba~cot! Apa yang! Kau ketahui tentangku! Berhenti mengatakan hal-hal sesukamu! Dasar ib~lis busuk!”

Suara terangkat marah, dan melupakan kekuatan rasa sakitnya. Dynas kembali menyerang musuh. Dia melengkungkan kedua pedang pendeknya dan mengincar wajah Batenkaitos, tetapi raut wajah Batenkaitos ibarat sudah kenal serangannya, dia menghindar mudah. Di kecepatan yang sama, Batenkaitos mengulur tangannya ke punggung Dynas.

“Wah?”

“Sampai kapan kau akan mengabaikan kami.”

“Itu yang kami katakan, idiot!”

Gaston membidik langsung pinggang ramping Batenkaitos dari belakang. Siku Batenkaitos menghantam Gaston, namun dia tak jatuh karena dampak serangannya.

Selain itu, selagi Gaston mengalihkan Batenkaitos, Felt melompat masuk. Dia tabrakkan bungkusan panjang dan tipis yang dia pegang ke bagian rentan belakang kepalanya.

“Idiot ya, menyakitkan sekali. Mungkin kami, benar-benar tahu lebih banyak dari kalian, tahu?”

“Argh!”

Namun Batenkaitos membungkuk maju saat serangan Felt datang, kemudian menerimanya dengan mengangkat belati di tangan kanannya. Serangan kuat tersebut menghasilkan suara seolah sesuatu hancur, sayangnya sasarannya sebagian besar meleset, kuda-kuda Felt mulai lengah.

Melihat Felt dan Dynas dapat kabur berbarengan, tangan Batenkaitos pun bisa meraih Gaston—lantas tangan iblis Batenkaitos menyentuh kedua orangnya di saat bersamaan …

“Takkan kubiarkan, ya!”

Seketika raihan tangan Batenkaitos hendak sampai, batu sihir merah panas dilempar ke kaki Batenkaitos, gerakan Batenkaitos terhenti, lalu Felt dan Dynas buru-buru mundur.

“Jangan lepaskan, Gaston!”

“Jangan lupakan ini, dasar gadis iblis …!”

Gaston berdiri teguh, tidak bisa melarikan diri dan terjebak jangkauan batu sihirnya. Sewaktu batu sihirnya bersinar, berikutnyalah meledak cukup kuat hingga merobek trotoar batu.

Cahaya merah-putih menyala, dan Felt berguling menjauh dari ledakannya ke sisi lain. Otto entah bagaimana menangkapnya, lanjut melirik rentang ledakan.

Batu-batu sihir inilah yang Otto terus bawa untuk jaga-jaga. Semenjak pertarungan melawan Garfiel di Sanctuary, dia bertekad sebaiknya membawanya demi keamanannya sendiri.

Mungkin cara yang menyakiti dompetnya, tapi kekuatannya tak bisa ditertawakan.

“Apa rekanmu baik-baik saja!?”

“Hah, jangan remehkan raksasaku. Dia itu baju zirahku. Dia takkan terluka oleh serangan kecil dan lemah. Tapi …”

Tepat saat mengatakannya, sosok raksasa muncul dari asap. Tubuhnya yang berwarna hitam jelaga, dia memukul-mukul tubuhnya dengan wajah depresi.

“Gha~a~a~! Panas! Panas! Panas! Aku akan mati!”

“Sekalipun kau sanggup menahan ledakan, kuduga kau tidak dapat menghentikan tubuhmu dari kepanasan atau kedinginan.”

Felt mendesau, melihat sosok pelayan pribadinya menderita demam tinggi. Kendati telah bermandikan kekuatan batu sihir api dari jarak dekat, hidup Gaston rupanya tak dalam kondisi serius.

Memastikan demikian, Otto memalingkan mata ke asap. Asap hitam naik dengan skala bagus, lantas tak mungkin Batenkaitos yang berada di jantung ledakan, berhasil mempertahankan dirinya. Di sisi lain asap, terdapat Dynas sedang berlutut, tapi kelihatan baik-baik saja.

Dan …

“Bennett. Calcifs. August.”

“…!?”

Terdengar bisikan, semua mata berpaling ke pusat ledakan.

Kelihatan tiga bentuk pakaian putih lusuh, lalu Batenkaitos dalam kondisi sehat sempurna. Pemuda itu sekali lagi mengangkat telapak tangan kirinya mengatakan, Jilat, setelahnya dia dekatkan ke mulut dan menjilatnya.

Yang terjadi sesudahnya tidak bisa dipahami. Sekali lagi, tiga orang berjubah putih tak dikenal telah muncul.

Caranya melarikan diri dari pusat ledakan juga penampakan tiga korban tak terduga, semuanya tidak bisa dipahami.

“Sial! Mereka kenapa! Dari mana … tidak, kapan …?”

Berdiri di samping Otto, Felt menggaruk kasar rambut pirang indahnya. Dia pun sekali lagi mulai tidak paham maksud hal yang dilihatnya. Apa yang harus dianggap mendesak, bahkan bagi Felt saat ini dia tidak mengetahuinya. Akan tetapi, Otto paham. Ini, keadaan misterius ini.

“Ini, artinya ketika Nama telah dimakan—!”

Menghilang dari ingatan semua orang, hanya tertinggal di ingatan Subaru belaka, adalah seorang gadis muda bernama Rem. Fenomena persis sama tersebut, terjadi di depan matanya sekarang.

Boleh jadi orang-orang pingsan itu, yang semestinya anggota White Dragon’s Scales, namanya telah dimakan Batenkaitos. Alhasil adalah hilangnya kata Ada mereka dari pikiran Otto dan yang lain.

Karena itulah sepertinya seolah-olah mereka mendadak muncul, mereka pun tidak tahu identitas sendiri.

“…”

Ketakutan dalam dirinya membesar. Sekali lagi, dia paham kekejian monster di depan matanya.

Kalau jatuh terlutut di tangan Ley Batenkaitos sang Kerakusan, skenario terburuknya, andai Otto dan teman-teman lain dihadapkan penghancuran total ini, semua jejak-jejak pertempuran, juga bukti-bukti yang ada, semuanya akan menghilang.

Tentu saja, semua ingatan mengenai perlawanan yang mereka lakukan, sekaligus fakta mereka di sini juga akan menghilang.

Kemungkinan menghilangnya seseorang, juga menghilangnya semua orang yang akan kembali melihat dirinya sendiri—dengan kata lain, bukankah itu ketakutan terbesar dunia ini, jauh lebih besar daripada ketakutan lainnya.

Otto memucat. Kendatipun mereka belum sepaham, wajah Felt dan Dynas sama buruknya. Otto sadar betapa bodohnya mereka, betapa cerobohnya tindakan mereka.

Membuatnya percaya bahwa pilihan sebetulnya di sini adalah entah melarikan diri atau tidak—

“Sial, dia membuatku kesal. Haruskah kita coba cara yang sama, sekali lagi?”

“…”

Otto mendesau lemah, di sisi lain, Felt mengeluarkan kata-kata itu. Tanpa pikir panjang, Otto mengalihkan pandangannya ke wajah Felt.

Kompleksitas Felt terlihat bodoh sepenuhnya, di hadapan situasi menyimpang. Akan tetapi, Felt tak berkeluh-kesah. Bak terus menguatkan hatinya, hingga dia benar-benar telah terdesak.

Seluruh tubuhnya merasa basah kuyup, Otto menampar pipinya. Sebenarnya apa, apa tujuannya menjadi selemah ini. Biar dia bangkrut juga, dia takkan sebut kalah sampai dikeluarkan pekerjaan. Inilah momen-momen krusialnya, tatkala masa depannya ditentukan. Masih ada harapan.

Melihat sosok keduanya, Dynas dan Gaston pun berdiri, ekspresinya siap dan bertekad. Melihat keempatnya berdiri dengan semangat baja, ekspresi Batenkaitos puas …

“Bagus banget, bagus sekali, sangat bagus, mungkin bagus, bukannya bagus, barangkali bagus, karena itu bisa jadi bagus! Kerakusan minum ~tsu! Kerakusan ~tsu! Kalian semua layak sebagai meja makan kami! Sekalipun cuma meja makan pemula, akan kami angkat ke kelas satu, Gaston. Ter~lebih lagi, kami akan se~utuhnya menikmati Felt dan Dynas.”

Tangan memanjat, Batenkaitos menghadiahkan evaluasi tak menyenangkan tentang Gaston, Felt, dan Dynas. Sesudahnya, Batenkaitos dengan pandangan sama di matanya melotot ke Otto. Leher maju, si penghujat mulai berkomentar sama kepada Otto, dan berbanding terbalik dari ekspektasi, ekspresinya tak puas.

“Nampaknya cerdas, tidak jago menyerah, tampaknya onii-san lembut … tapi meski begitu, hah.”

“Apa yang kau …. Tidak.”

Berkata begitu, Otto paham alasan tidak puasnya Batenkaitos.

Seolah-olah kagum, Batenkaitos memanggil lembut nama-nama Felt dan yang lain. Sifat unik pemakan Nama, juga isi pidatonya membuat Otto tersadar.

Batenkaitos tidak bisa memakan Nama lawan yang Namanya tidak dia ketahui.

Karenanya Kerakusan tidak mampu memakan Nama Otto, yang namanya belum disebutkan sama sekali. Itulah penyebab tidak puasnya.

“Aku punya permintaan untuk kalian bertiga. Tolong, benar-benar jangan panggil namaku.”

Bila namanya tidak disebutkan, maka setidaknya, tujuan Batenkaitos takkan tercapai.

Atau faktanya, mungkin jumlah korban di tangan Batenkaitos sampai sekarang adalah karena cara mencoba dan mengetahui nama.

Dia membiarkan Otto dan rekan-rekannya berdiskusi bebas seperti itu, boleh jadi dia menunggu mereka saling memanggil nama satu sama lain, selanjutnya menyiapkan makanan—

“Maaf, nii-chan.”

Mendengar komentar Otto yang sudah paham, kata Felt dengan nada agak menyesal.

Ekspresinya canggung, sesuatu yang belum disaksikan siapa pun dalam situasi ini.

“Aku, dari awal tidak tahu nama nii-chan …”

“Maaf, bukan pejabat kelas satu-dono. Selain posisi Anda, nama Anda telah terselip keluar dari benak saya …”

“Ya ya, benar! Bukan berarti aku dekat-dekat banget sama semua orang, tidak juga punya kepribadian utama! Si~alan.”

Tentu saja Gaston pun ekspresinya acuh tak acuh, dan dia mengangkat bahu.

Lega bercampur kebahagiaan dan kesedihan, paling tidak, dengan ini, ketakutan akan terungkapnya nama dia ke Batenkaitos telah berkurang nian. Hal itu tidaklah salah.

“Kesampingkan Dynas, bukannya kalian berdua cuma melindungi onii-san. Seandainya tidak begitu maka, ya~h … keknya menanyakannya bakal merepotkan.”

“Menyerah hari ini dan mundur, hal itu bisa kau lakukan juga, tahu? Kapan-kapan datang lagi di masa depan nanti, suatu hari kelak … kurasa begitu. Kala itu, kami pun bisa menyambut hangat dirimu di hadapan Reinhard-san.”

“Beralih dari pesta di depan mata, jangan buat kami melakukan sesuatu yang sangat keterlaluan. Hingga perut kami puas, kami takkan kembali. Louis jagi ma~rah kalau begitu.”

Tentu saja Batenkaitos tidak mampu diyakinkan. Pertarungannya tak terhentikan.

“Gaston, kali ini sungguh-sungguh jangan lepaskan.”

“Hanya karena aku tak terluka, menggunakanku seinginmu …”

“Lain kali aku pasti akan ikut denganmu.”

Gaston yang mencoba menyatakan ketidakpuasannya atas perintah tersebut, mata membelalak mendengar ucapan Felt. Kemudian dia tertawa tidak sopan, mengelus kasar kepala Felt dan mengacak-acaknya.

“Berhenti bercanda. Misal tuh kakek tahu aku mendesak tuan, siapa tahu dia akan berbuat apa padaku.

“Jangan sentuh kepalaku. Yang bisa melakukannya hanya kakek Rom.”

“Karena itu aku melakukannya.”

Felt mendengus, dengan rambut diacak-acak, berdiri di sebelahnya adalah Gaston. Di sampingnya ada Dynas memegang dua pedang pendek, lalu Otto menghitung jumlah batu sihir di lengan bajunya.

Tiga di lengan kiri, dua di kanan. Harus hati-hati digunakan.

“Tangan kirinya menyentuh terus memakannya, kupikir begitu. Andaikata kau tersentuh, anggap saja semuanya tamat.”

“Itu, kelewat sulit kendatipun hanya kata-kata saja, kan?”

“Bahkan satu tebasan pedang di bagian vitalnya sudah cukup. Kalau bisa kita lakukan, lantas tidak jadi masalah besar.”

“Kalau katamu seperti itu, aku setuju.”

Dengan pernyataan Felt yang menyampaikan bahwa dirinya yakin, persiapan mereka selesai. Batenkaitos dengan sopan melihat persiapan mereka berakhir. Otto menyipitkan mata, lalu si penghujat tertawa.

“Bukankah menunggu meja dipersiapkan itu sikap sopan umum? Kesampingkan Roy Pemakan Makanan Aneh, kami adalah Pencicip Makanan. Kami ini pemilih so~al makanan.”

Mengatakannya, Batenkaitos dengan hormat memberi isyarat dan membungkuk.

Gerakannya yang terlihat sok superior pun kelihatannya sangat akrab.

“Baik~lah, sekali lagi. Uskup Agung Dosa Besar Kultus Penyihir, Ley Batenkaitos mewakili Kerakusan.”

“…”

“Setelah seluruh diskusi kami, idiot dia kalau sampai memberi tahu namanya kepadamu, dasar bangsat.” kata Felt.

Di antara para petarung, sudah jadi adat biasa untuk memberi tahu namamu ketika seseorang memberi tahu nama mereka.

Namun Batenkaitos barangkali telah menggunakan metode ini, hingga sekarang mendapatkan nama banyak orang tak terhitung jumlahnya, lanjut memakannya.

Mereka tak punya alasan untuk mematuhi kebiasaan tersebut sekarang. Ditolak, Kerakusan tertawa …

“Begitulah—Baik~lah, ayo makan!”

Memulai makannya, badan mungil melompat ke depan, seakan-akan terbang dan memperpendek jarak di antara keduanya. Gerakan ini belum pernah terjadi sebelumnya, Bagiakan aliran angin kencang. Batenkaitos yang sampai kini mengatasi ofensif dan defensif dengan menggerakkan kakinya dan menghindar, saat ini sungguh-sungguh mendemonstrasikan kemampuannya untuk memburu lawan-lawannya.

Otto, seorang non-kombatan, tidak mampu mengikuti gerakannya dan merespon tepat.

Tapi tiga orang lainnya berbeda.

“Jangan pikir bisa menang lomba lari, melawanku.”

Melawan Batenkaitos yang larinya bagai angin, cuma Felt yang sanggup benar-benar mengejar. Seketika dia menghentak batu bulat dan melompat maju, mobilitasnya bak dibawa angin sekaligus.

Kurang lebih kaget oleh gerakannya, tebasan pertama Batenkaitos menebas udara.

“—~tsu!”

Saat itu, Gaston dan Dynas sama-sama memulai serangan mereka.

Katana bermata dua Dynas, serta pedang pendek yang dipegang Gaston, keduanya masing-masing memegang senjata. Menghadapi serangan dua orang tersebut, Batenkaitos yang rentan melebarkan kakinya dan merendahkan kuda-kuda.

Tangan menyentuh tanah, tubuh Batenkaitos berputar dengan kaki direntangkan. Tendangan berputar menyapu kedua pria, kemudian menghancurkan keseimbangan Dynas.

Lalu—

“Uwaaaah—!”

“Wah?”

Suara dinaikkan, pemain keempat, Otto, meraihnya.

Mendatangi Dynas sama saja menempatkan dirinya ke pertarungan jarak dekat, tak mengantisipasi pergantian peristiwa ini, Batenkaitos berteriak terperangah, dan sukses bergulat dengan tubuh Otto.  Memberhentikannya di waktu yang sama—waktu-waktu berikutnya dia berpikir demikian, rasa sakit kuat menyerang perut Otto. Tinju kiri Batenkaitos menusuk, memutar tubuh Otto.

“Hoek, uhuk!”

“Di tempat yang tepat, dengan tersedianya menu untuk cita rasa kuatmu dan kebodohanmu, tempat yang pas untuk itu, kita harus benar~benar mencaritahunya, onii-san. Nanti, kami akan betul~betul bermitra denganmu …”

Ketika Batenkaitos mengatakannya, dua orang yang posisinya ambruk, bergerak.

Dynas membawa Otto yang jatuh, dan orang yang melindungi kedua orang itu adalah Gaston. Batenkaitos memiringkan leher terhadap formasi perangnya, memandang rendah nasib pakaian compang-campingnya.

—di saat bergulat dengan Otto, dua batu sihir menjuntai.

“Wah wa~h.”

Gerakan kaburnya lambat.

Momen Batenkaitos menyadari bebatuan sihir, dua batunya meledak dahsyat.

Ledakan campuran batu sihir api dan batu sihir air.

Cahaya merah dan kuning, biru dan putih menyebar, berikutnya tubuh Batenkaitos diselimuti cahaya, gelombang kejut dilepaskan.

“—~ugh!!”

Menerima cahaya dari jarak dekat, Otto pun terkena serangannya.

Kendati Gaston yang menjadi dinding melindungi sebagian besar serangan, namun dampaknya masih bisa dirasakan kulit Otto. Kulitnya hangus sampai membeku, dingin sampai terbakar.

Begitu gelombang kejutnya berhenti, ledakan kedua terlalu mengerikan untuk disaksikan. Batu bulatnya terkikis, tanah di bawahnya terbuka lebar, lalu serpihan-serpihan batu hangus berserakan.

“A~h, kejam banget. Satu-satunya pakaian bagus kami rusak.”

Dan sekali lagi. Batenkaitos memposisikan dirinya jauh dari pusat ledakan.

Akan tetapi rupanya kali ini, setidaknya dia terkena dampak.

Rambut panjang pemuda itu menderita serangan besar dari hasil akhir ledakan, suaranya agak jengkel.

Sepertinya pemuda itu pasti terjebak dalam pusat ledakan. Kehilangan kain yang menutupi seluruh tubuhnya sampai sekarnag, lalu kulit di baliknya kini tidak tertutup.

“—ugh.”

Otto refleks dan tanpa pikir panjang menuturnya.

Gaston serta Dynas pun terdiam, meringis sembari menyaksikan hal yang sama.

—kulit pemuda yang baru saja terekspos itu ditutupi luka dan bekas luka.

Bekas luka cambuk, bekas luka besi panas, bekas luka yang diukir alat berhunus, bekas luka oleh sesuatu berpermukaan kasar, bekas luka cungkil, bekas luka taring hewan buas, bekas luka pukulan berulang yang mengubah kulit menjadi hitam kebiruan, jumlah bekas lukanya tak terhitung.

Pemuda yang mengenakan kain, sekarang cuma mengenakan kain pinggang, tubuh terlukanya beralih, melihat Otto dan yang lainnya meringis padanya, wajahnya tak senang.

“Mengambil paksa pakaian anak-anak, lalu bereaksi seperti itu rasanya menyakitkan banget. Orang dewasa semuanya seperti ini, bukan?”

“… aku tak tahu perkara orang dewasa yang dekat dengnamu, tapi normalnya tidak begitu.”

“Hm~. Jadi kalian semua berbelas kasih lagi. Mengubah hati dan sikapmu seperti ini, karena hal semacam itulah kami tidak bisa percaya kal~ian!”

Lengan melebar seolah menunjukkan tubuhnya yang serba luka, Batenkaitos berteriak demikian.

Wajah Otto masam terhadap kata-katanya, ekspresi Dynas jijik. Hanya Felt dan Gaston yang tidak berubah ekspresinya.

Mereka menatap Otto yang mengerutkan kening lalu menghela napas.

“Heihei, jangan pikirkan hal-hal aneh. Luka-luka semacam itu bisa ada di mana-mana, cuma tidak ada pada badanku atau badanmu, tapi bisa di mana saja.”

Mencengkeram paket di tangannya, Felt mengaku begitu. Matanya tidak berbelas kasih sedikit pun. Tentu saja, Otto tahu lawan mereka tak pantas mendapatkannya, namun bukan berarti dia ini dari awal sudah gila dan memang seorang Uskup Agung Dosa Besar. Paling tidak, itulah kesan tubuh Batenkaitos—

“—faktanya, imajinasi membosankan tidak ada gunanya. Kalian malah akan menyesalinya, kayaknya.”

“…”

Entah dari mana, bergema suara yang bukan dari alun-alun terbuka. Semua orang, termasuk Batenkaitos, mengangkat kepala sesaat terjadi.

Pandangan semua orang berbelok menghadap kanal di sekitar alun-alun besar ini—terbang sedikit di tengah udara, seorang gadis muda sendirian, setelahnya dia turun dan berdiri.

Memakai gaun berjumbai, mata bundar indah dan rambut krem. Perilaku pedasnya sekarang sudah jadi normal, selagi mata bundar nan besarnya mengamati situasi.

Tatkala matanya bertatapan mata Otto, dia mendesah mengesankan tidak ada pilihan lain.

“Subaru sendirian sudah cukup buat permainan cabul dan imut, kayaknya. Satu-satunya orang yang akan Betty bantu juga Subaru seorang …. Faktanya, kali ini pengecualian spesial maksimum.”

“Ya, ya, maaf, sudah merepotkanmu seperti ini. Tapi, terima kasih banyak.”

Tetapi dihadapkan respon bengis gadis muda itu, Otto merasa sangat lega sampai-sampai ingin berbaring kelelahan.

Keberadaan gadis itu adalah salah satu jalan kemenangan Otto.

“Baiklah, mari bersihkan keributan ini, terus minta peluk Subaru, kayaknya.”

Mengatakannya dengan wajah lesu, tangan terangkat, dialah si gadis muda. Tidak, dia Roh. Dia pun, Roh Agung di antara para Roh.

Roh kontrak Natsuki Subaru, Beatrice—akhirnya memasuki pertempuran sebagai pasukan cadangan.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
11 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Julius

Next minnn semangattt

aridazhari

Makasih minn..ditunggu postingan berikutnya…

Satou

Min…kapan update lagi?

Jelall

Wew, beako masuk juga ke pertempuran, makin mantap lah….

Semoga mimin gak melupakan proyek nya

Excited

Uwaaaaaaa…. lanjottt lah min… ga sabar lagi aku. Jangan ditinggal pas lagi seru2nya donk :’)

Mangats mangats min… aku padamu ?

Aing gelo

Min kalo update setiap Minggu kah?? Maaf baru kenal beginian

Aing gelo

Min kapan update