Share this post on:

Bibir yang Dirias

CH 96.png

Penerjemah: Sylph Zloa

“Fragmen … masa lalu yang dilihat Garfiel ….”

“Sebagaimana yang kukatakan, hanya fragmen semata. Akulah yang membawanya keluar dari Makam selagi dia menggumamkan hal demikian, mengigau, dan menangis. Aku tidak tahu garis besarnya.”

Menelan nafas, Subaru menatap Sigma.

Masa lalu Garfiel――Subaru tidak berniat membicarakan hal itu dengan Sigma, tapi tetap salah satu masalah yang perlu Subaru selesaikan.

Meskipun melenceng dari topik, Subaru tidak segan-segan mengorek informasi ini.

“Boleh beritahu aku? Apa yang orang … apa yang Garfiel lihat di masa lalunya sampai-sampai menyerah untuk membebaskan Sanctuary? Apa yang dia lihat sampai-sampai mencegah para penduduk untuk keluar?”

“――Yang dilihat anak itu … adalah perpisahan ibunya.”

“Perpisahan, ibunya?”

Subaru merasa ada sesuatu yang mencungkil dadanya.

Garfiel berpisah dengan ibunya――sama sekali tidak berhubungan dengan Ujian Subaru.

Tapi tidak seperti Subaru yang berpisah dengan orang tuanya dalam hati bahagia, Garfiel barangkali tidak begitu menyenangkan. Dan karena itulah dia teramat terikat pada Sanctuary.

“Su-bo, kau mengetahui sesuatu mengenai ibu anak itu?”

“…. Aku pernah mendengarnya dari Frederica. Ibunya adalah manusia biasa, blasteran sih … yah, banyak hal yang terjadi, dan mereka berdua terlahir … lantas dia meninggalkan mereka di Sanctuary.”

“Tanpa perasaan, dia pergi sendiri untuk menemukan kebahagiannya … itulah inti dari penglihatan Garfiel.”

Mengisi bagian yang membuat Subaru sulit untuk memaparkannya, senyum sekilas tumbuh di wajah Sigma.

Frederica menceritakan Subaru tentang ibunya――tentang kehidupannya yang kacau dan serangkaian peristiwa tidak beruntung telah mengantar mereka ke sini.

Subaru ingat-ingat, Frederica dan Garfiel masing-masing mewariskan nama marga orang tua mereka. Frederica mewarisi ayahnya, Baumann. Sedangkan Garfiel mewarisi ibunya, Tinsel.

“Tapi, Frederica bilang Sang ibu pergi tatkala anak-anaknya masih kecil … bahkan jika Garfiel melihat ingatan masa-masa itu, seberapa jelas ingatan tersebut?”

“Apa kau lupa bahwasanya Ujian diciptakan Echidna, yang memegang Kitab Kebijaksanaan? Alih-alih sisa ingatan samar-samar yang tidak dapat diandalkan itu, sang Penyihir membentuk dunia berdasarkan ingatan asli sang Penantang. Semestinya … tidak terlalu berbeda dengan yang dia lihat kala kecil.”

“……….”

Tanpa ada argumen dasar untuk membantah Sigma, Subaru merenungkan tutur tersebut. Memang, dari ingatan Subaru, Echidna mampu membuat ulang kota serta sekolah dunia nyata Subaru, yang tak terdapat di dunia ini.

Soal dihadapkan ingatan terdalam nan asing, Subaru sendiri pernah merasakannya.

“Betul. Kurasa masuk akal. Tetapi masalahnya … ketika Garfiel melihat adegan perpisahannya dengan sang ibu lagi, mengapa sampai menyakitinya hinga menangis?”

“………”

“Barangkali terdengar kasar, tapi ibu Garfiel meninggalkannya saat masih sangat kecil, jadi Garfiel menghabiskan waktu lebih lama tanpa ibunya ketimbang bersama ibunya. Terjebak dalam sesuatu selampau itu tidak seperti dia saja ….”

“Su-bo, kau betul-betul berpikir luka karena dicampakkan ibumu saat masih anak-anak sedangkal itu?”

Memperjelas hal yang sulit dipahami Subaru, kata-kata Sigma tajam bagai pisau.

Tenggorokannya tersentak oleh imbuh itu, Subaru langsung terbungkam. Dan melihat ini, Sigma menurunkan pandangannya karena iba.

“Tentu saja, saudara perempuannya, Frederica dan aku tahu betapa besar duri yang telah ditancapkan ke dalam hati si bocah. Tapi Gar-bo mungkin tidak menyadarinya sendiri sampai masa lalu yang ditampakkan Ujian menunjukkannya sendiri. Pikirku kesetian berlebihannya berasal dari sana.”

“…. Tapi, kenapa? Alasan pria itu menolak Sanctuary dibebaskan juga ketakutannya terhadap dunia luar dikarenakan perasaan negatif kepada sang ibu … karena memilih dunia luar dari pada dirinya?”

“Lebih condong kebencian terhadap dunia luar. Kebencian terhadap dunia yang mencuri ibunya namun meninggalkannya. Sebesar hasrat Garfiel untuk mengejarnya, Penghalang menahan kita semua untuk ikut bersamanya. Antara ibu dan penduduk Sanctuary, keduanya tak tergantikan, pilihan yang kelewat kejam.”

“Apakah mungkin dia membenci ibunya? Ibu yang meninggalkannya dan pergi begitu saja ke dunia luar sendirian?”

Bagi Subaru, yang tidak pernah ditinggalkan oleh kedua orang tua, adalah rasa sakit yang tak dapat dimengerti.

Tidak peduli betapa memalukannya Subaru melarikan diri, seberapa besar unfaedah yang ditunjukkan Subaru pada mereka, orang tuanya tak pernah sekali pun menyerah.

Dia diselamatkan oleh kehangatan itu, naas kehangatan itu menyiksanya bahkan sampai masa kini.

“Yah, tidak bisa disalahkan, sih ….”

Sigma tidak segera membalas.

Sorot matanya jelalatan, seolah meramu kata-kata, lanjut menghela nafas lirih.

“Aku tidak berani bertanya perasaan Garfiel yang sebenarnya terhadap sang ibu. Lagian, aku ini pecundang. Setiap kali memberanikan diri untuk bertanya … aku memikirkan tangisan bocah itu dalam Makam, dan membuatku tak kuasa mengeluarkan ucapan.”

“Sigma-san ….”

“Akan tetapi, walau anak itu mengetahui masa lalunya, dia senantiasa menyebut Garfiel Tiensel setiap kali ditanyai nama. Kurasa Garfiel menjawab demikian agar tidak melupakan memori itu.”

“Tidak melupakan ….”

Mengangguk terhadap kata-kata Subaru, Sigma penuh kasih sayang melihat bangunan kumuh yang dibangun mati-matian oleh Garfiel dengan kedua tangannya.

“Agar tidak melupakan luapan emosi yang dia rasakan sewaktu melihat masa lalu. ――Mau itu amarah, pilu, sekarang pun aku tak yakin.”


“Kau terlihat kumel, Natsuki-san. Kau sendiri tahu, ‘kan?”

Melihat Subaru di tengah-tengah desa, Otto memanggilnya sambil menyeringai. Mendengar kalimat blak-blakan itu, Subaru mengangkat bahu dan balik melihatnya.

“Kau juga sama. Sudah setengah hari tidak bersua dan badanmu sudah tertutup lumpur. Padahal dah gede masih aja berguling-guling di hutan, umurmu gak ketuaan tuh?”

“Aku tidak sengaja melumpuri diriku, kok!”

“Jangan berteriak, mengagetkan otakku yang kurang tidur. Membicarakan kurang tidur, ada beberapa kantung di bawah matamu. Pergi bermain lumpur di waktu tidur … mungkinkah kau didesak untuk menebus dosa dalam waktu yang terbatas ini?”

“Bisakah kau berhenti mengait-ngaitkanku dengan alur cerita fiksi popular yang gak updet!?”

Otto keberatan, nampaknya dunia ini mempunyai mode fiksi mengenai pasien sakit akut yang mencoba menjalani hari-hari terakhir mereka sepenuh hati. Menambah pengetahuan tidak berguna ke dalam koleksi pemikiran.

Bahkan, setelah semua masalah ini selesai, berangkali cukup menguntungkan untuk mengimpor semua jenis cerita dari dunia ini ke dunia asli Subaru. Kesampingkan itu, “Omong-omong,” Subaru melanjutkan ….

“Cukup bercanda … jadi bagaimana pekerjaanmu?”

“Gak bohong deh sulit tanpamu di sana, Natsuki-san … tapi, menurutku bisa disebut sebuah kesuksesan. Kau lanjutkan pekerjaanmu sambil puji aku.”

“Mantap mantap, kaulah satu-satunya harapanku, teruslah berjuang!”

“Apa-apaan penyemangat tak tulus itu! Aku merasa auranya mulai sinar!”

Melihat Otto melambaikan tangannya ke sana ke mari, Subaru diam-diam mengucap rasa terima kasihnya yang tak berujung atas bantuan Otto. Tetapi karena terlalu memalukan untuk mengutarakannya secara langsung, Subaru bertekad untuk membawa rahasia itu ke kuburnya.

“Yah, senang mendengar persiapannya berjalan lancar. Oh ya, bagaimana dengan yang satunya? Menurutmu bisa digunakan tidak?”

“Yang itu … agak rumit dengan jangka waktu terbatas ini. Tidak ada cukup waktu. Apabila aku memotong jam tidur ini, barangkali bisa kuselesaikan besok lusa ….”

“Memotong jam tidurmu demi aku? Ketekunanmu membuatku terperangah.”

“Arghhhhh! Bacot pantek …….!”

Memeluk kepalanya, Otto memikirkan umpatannya. Tetapi, kendati Subaru oke-oke saja, Otto mungkin masih akan memilih untuk tidak tidur agar tepat waktu.

Justru karena ketulusan inilah Subaru mempercayainya sebagai teman.

Tanpa pernah menyadari betapa bersyukurnya Subaru, melanjutkan “Jadi,” Otto menghapus ekspresi sedihnya kemudian menghadap Subaru ….

“Apakah di ujung jalanmu semuanya sudah siap, Natsuki-san? Jujur mengingat masalah Emilia-sama, aku penasaran haruskah mengemas barang-barangku dan menyelinap kabur malam hari.”

“Kuyakin dapat menyatukan semua bagian yang hilang bersama-sama. Meskipun sedikit mengkhawatirkan, tidak jelas gambaran akhirnya.”

“A-apa kita akan baik-baik saja? Tidak banyak waktu lagi ….”

“Bila mana aku mampu mengisi bagian yang kosong itu sebelum tenggat waktu berakhir, kita cuma harus menebusnya dengan cinta, keberanian, serta persahabatan. Paling tidak, sebagaimana buku yang kubaca, entah bagaimana nantinya akan berhasil.”

“Kau tahu, Natsuki-san. Kendati aku bilang bersedia melawan semua peluang, hal itu terjadi karena terdapat kesempatan untuk bertarung, tetapi mengambil taruhan berpeluang nol demi kemenangan sama saja tolol, ujung-ujungnya mencari mati ….”

Otto ngomel-ngomel, namun Subaru berjalan biasa tak mempedulikannya. Dengan enggan, Otto mengikuti kemudian menyamai langkahnya.

Tidak amat menghiraukan kecemasan Otto, Subaru menuju kediaman Roswaal――meskipun tidak penting, Subaru harus memperbarui perkembangannya sejauh ini.

Setelah mengakhiri percakapannya dengan Lewes Sigma, Subaru telah mempelajari bagian-bagian masa lalu Garfiel.

Biarpun Sigma tidak punya informasi lebih lanjut untuk diberikan kepada Subaru, Sigma tentu menjelaskan ketertarikannya atas pembebasan Sanctuary, penolakan Garfiel atas masa lalunya, dan kenyataan bahwa dirinya bertukar dengan Theta selama situasi-situasi mencekam dalam Makam.

Menurut jadwal rotasi replika, Theta akan muncul esok hari.

Yang dilihat Theta dalam Ujian pastinya ingatan akan interaksi Lewes Meyer dengan Echidna, tetapi apa yang dilihatnya sampai begitu tidak setuju untuk membebaskan Sanctuary?

Harus mengetahui hal ini dahulu baru dia dapat memahami alasan kegigihan Theta. Dan, begitu Subaru paham, barulah dia bisa menghapuskan eksistensi yang selama ini telah menyuruh-nyuruh Garfiel dan berkesempatan untuk berbincang kepadanya tanpa marah-marah.

Melihat Subaru mengacungkan jempol, Otto melengking sebagai tanggapannya.

Dan ketika mereka terus bersenda gurau sampai tiba di luar pintu kediaman, pintunya terbuka dari dalam――terlihat seorang pelayan, melotot tajam kepada mereka.

“Kalian berdua membicarakan apa di luar pintu orang siang-siang bolong? Orang-orang akan menggosipkan Master kalian, integritas Roswaal-sama. Perlakukan dirimu dengan lebih bermartabat.”

“Maaf … tapi, kau sedang apa di sini? Meninggalkan Emilia sendirian?”

Meminta maaf atas kritik pedas Ram, Subaru menceploskan kehadirannya yang aneh di sini. Mendesah pelan, Ram mengangkat bahu berpura-pura bingung, dan ….

“Tidak perlu risau, aku baru mau kembali. Karena kau mampir, aku dipanggil ke sini untuk membantu Roswaal-sama bersih-bersih. ――Kau ini memang mengganggu, menaruh beban kepada Emilia-sama.”

“Kau baru saja memutar-balikkan fakta sehingga jadi aku yang salah? Dan juga … apa yang perlu dipersiapkan Roswaal? Dia tidak bisa keluar dari tempat tidur lantas tidak terlalu bisa banyak bergerak, kan?”

Di sisi lain Subaru tahu Roswaal sebetulnya bisa keluar dari tempat tidur dan sebenarnya cukup sehat sampai mampu menendang Garfiel sampai hancur lebur, Untuk sekarang Subaru berpura-pura tidak tahu.

Melihat ini, Ram menyipitkan matanya menandakan “Cukup,” lalu berjalan ke melewati Subaru dan Otto lewat tengah-tengah.

“Roswaal-sama sudah menunggu, bergegaslah masuk. Berusahalah untuk tidak menyusahkan Roswaal-sama dengan tidak berbincang lama-lama. Kalau sudah selesai … cepatlah datang menggantikanku di kediaman Emilia-sama.”

“Dasar wanita sibuk. Aku terheran-heran kau begitu merisaukan Roswaal padahal saat ini dia cukup sehat. Kuharap kau bisa lebih sedikit memprioritaskan Emilia lagi. Andai dia mendapati dirinya sendirian lagi saat terbangun, dia ‘kan ….”

“Orang yang berada di sisinya saat dia bangun adalah Ram. Kau bahkan tidak mengerti hal itu?”

Kali ini, Ram menatap tulus Subaru yang terbungkam lagi tersentak seakan-akan melihat orang goblok sebelum menjauh dari kediaman. Melihat kepergiannya dalam diam, Subaru merasakan sikunya dipukul ringan oleh Otto.

“Kecuali kau sengaja membuatnya marah tadi, percakapan yang mengerikan nian, tahu.”

“…. Ya, aku tahu kok. Aku semata-mata ingin tahu seperti apa reaksinya.”

“Kau sungguh jahat, tahu?”

Sembari menampik siku Otto, Subaru membuka pintu. Otto mengekor di belakang, bersama-sama menuju ruang terdalam kediaman. Mengetuk pintu pelan-pelan ….

“Roswaal, ini aku. Boleh masuk?”

“Oo~ya, kau di sini rupanya. Masuk~lah, masuk~lah.”

Terdengar suara badut dari balik pintu――intonasi biasa, sedikit mengejutkan Subaru saat dia membuka pintu.

Dan――

“Aah, jadi ini.”

Melihat Roswaal di tempat tidur, Subaru sedikit mengangguk seolah memahami sesuatu.

Pastinya Persiapan yang disebutkan Ram.

Di samping Subaru yang paham, Otto menyemburkan suara Ugh ketika dia melihat wajah Roswaal. Tentu kali pertama Otto melihat wajahnya seperti ini.

“Menyempat~kan diri untuk melaporkan ke~majuan rencanamu. Aku se~dikit tersentuh so~al itu.”

Terkekeh dengan nada badunya yang menyebalkan disertai rias tebal di wajahnya, Roswaal merentangkan tangan, menyambut kedatangan mereka.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Botolgas_Romane_Kontol

Ahh..~~ Otakku bergetar..~~