Share this post on:

Ankoku Kishi Monogatari ~Yuusha wo Taosu Tameni Maou ni Shoukansaremashita~

Volume 1

Bab 5

[Kesedihan Seorang Dewi]

 

Penerjemah : DarkSoul

Sudut Pandang Dewa Penempa, Heibos.

Suara marah itu terdengar di ruangan ini.

Ini adalah tempat tinggalku, satu-satunya tempat gelap di Elios yang terang.

Tempat ini mungkin cocok untuk diriku karena merupakan seorang Dewa yang berbeda dari Dewi-dewi cantik lainnya.

Dewa-dewa lainnya juga jarang datang ke tempat suram seperti ini.

Tapi, hari ini tidak termasuk.

Jadi, aku akan pergi keluar dari kediamanku untuk menemui pengunjung langka itu.

“Ada apa, Wahai Dewi Kebijaksaan dan Kemenangan, Rena. Tidak biasa kau datang ke tempatku tanpa mengirim utusanmu yang biasa”

Di hadapanku, ada Rena yang marah.

Wajah marah Rena merupakan salah satu dari ketiga Dewi paling cantik di dunia, juga tampak indah.

Sudah lama aku tidak bertemu dengannya.

Rena selalu mengirimkan utusannya kapanpun dia punya urusan penting denganku.

Urusan penting yang diberitahukan oleh utusannya dulu adalah permintaan tentang membuat Alat Bantu Pemanggil untuk memanggil pahlawan dari Dunia Roh.

Rena bahkan tidak datang ke rumahku ketika aku membuatkannya.

Dan hari ini, Rena telah datang ke rumahku, sendirian.

“INI BUKAN SOAL MASALAH!!” teriak Rena.

Rena berteriak marah.

“Kau Heibos kan. Kau pasti sudah memberitahukan sesuatu tentang Pahlawan pada Raja Iblis Modes!!”

Rena menanyaiku.

Modes, dia adalah temanku satu-satunya ketika dia ada di Elios. Tidak ada alasan untuk tidak memberitahukannya apa yang kutahu.

“Benar, akulah orang yang memberitahunya, Rena. Bagaimana pun, dia menanyaiku tentang Alat Bantu Pemanggil itu”

Aku mengetahui seluruh kajian tentang Teknik Pemanggilkan ketika aku membuat

Modes, terpojok karena Pahlawan itu, Modes mengirimkan utusannya padaku. Pada saat itulah, aku mengajarinya semua yang aku ketahui tentang Teknik Pemanggilan dan Pahlawan pada Modes.

“Modes tidak patuh pada keputusan para Dewa. Dia adalah musuh Elios!” masih teriak Rena.

Dan aku tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan itu. Ngomong-ngomong, aku bahkan tidak mengetahui keputusan itu.

Alasan utamanya mungkin karena aku tidak pernah meninggalkan tempat tinggal suramku.

Jadi, tanpa kusadari, Modes sudah dibuang dari Elios.

Penyebabnya karena Modes melakukan sesuatu yang tidak senonoh pada para peri dan malaikat yang merupakan bawahan para Dewi.

Tapi, Modes yang aku kenal tak akan pernah melakukan pelecehan langsung seperti itu. Paling-paling, dia akan memperhatikan mereka dari jauh.

Tapi, mau bagaimana lagi, kalau masalahnya sudah diputuskan bahwa apa yang dia lakukan merupakan tindak pelecehan.

Dan, alasan mengapa Modes bertarung melawan Rena.

Asal muasal dari peperangan tersebut adalah karena Modes membuat tiruan Rena.

Jadi, masuk akal saja jika Rena marah sebab Modes membuat tiruannya begitu saja.

Maka dari itu, Modes jelas berada di pihak yang salah, dalam masalah ini.

Tapi, aku tidak akan menyalahkan Modes atas apa yang dia lakukan. Karena Modes sama sepertiku, Dewa buruk rupa, dia tak akan pernah mendapatkan wanita cantik kecuali dia membuatnya sendiri. Aku sangat memahami perasaannya.

Kendati dia dipanggil sebagai Raja Iblis karena melakukan hal itu.

Terlebih lagi, aku juga membantunya membuatkan Alat Bantu Pemanggil.

Aku hanya tidak bisa menyalahkan Modes.

Meskipun Modes menjadi musuh Elios, aku tidak bisa menjadi musuhnya.

“Modes jelas tidak mematuhi keputusan Elios. Tapi yahh mau bagaimana lagi, karena Elios membuat keputusan tanpa menghubungi Modes dahulu…”

Keputusan para Dewa tidak bisa mengekangnya. Dewa-dewa di Elios sana tidak punya hak untuk memutuskan bagaimana mereka hidup.

Dewa lain juga tidak berbuat apa-apa pada Modes jika dia tidak mengikuti keputusan mereka.

Modes situ kuat, tak ada seorang pun kecuali Oudith yang dapat menang melawannya. Jika Dewa Elios ingin mengalahkan Modes, Oudith tidak punya pilihan lain lagi selain bergerak sendiri. Oudith, Raja Para Dewa, tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tidak bisa meninggalkan Elios semudah itu.

Dan bukan berarti Modes akan menyerang Elios juga. Tidak ada masalah yang terjadi jikalau Elios membiarkan Modes bermain-main dengan alatnya sendiri.

Dari alasan tersebut, Dewa-dewa lain tidak bisa membantu Rena.

Karena itulah Rena memanggil pahlawan.

“Itu tidak masuk akal”

Rena menanggapi perkataanku dengan dingin.

“Baiklah, selanjutnya apa yang akan kau lakukan. Membunuhku?”

Rena terdiam.

Rena itu lebih kuat dariku, dan dia dapat dengan mudah membunuhku.

“Bukan berarti aku ingin membunuhmu…kau adalah seorang penempa yang dibutuhkan oleh Elios…”

Kata Rena dengan nada kesal.

“Tapi, jika kau membantu Modes seperti ini, aku berpikir ingin membuangmu. Ini peringatan dariku, Heibos”

Rena berbalik setelah berkata begitu.

“Oh ya, Rena. Bisakah aku menanyaimu pertanyaan lain?”

Aku menghentikan Rena yang hendak pergi dari sini.

“Dan apakah pertanyaan itu, Heibos?”

“Sang Pahlawan memiliki kekuatan yang sangat perkasa. Aku ingin tahu, apa yang akan mereka lakukan setelah mengalahkan Modes”?

Meskipun aku tidak pernah bertemu dengan Pahlawan secara langsung, aku dengar-dengar bahwa kekuatan mereka sebanding dengan para Dewa.

Jadi, mungkin berbahaya jika membiarkan mereka berkeliaran di Elios.

Atau mungkinkah mereka akan dijadikan sebagai Dewa dan Dewi Elios?

Tapi, butuh persetujuan dari Dewa-dewa lain. Itu bukanlah masalah yang mudah.

“Sesuatu yang datang dari Dunia Roh akan kembali ke Dunia Roh, itu sudah lumrah kan?”

Aku memiringkan kepalaku karena bingung.

Teknik pemanggilan itu dapat dengan mudah memanggil para pahlawan ke dunia ini, tapi sulit untuk mengembalikannya ke dunia asal.

Kemungkinan besar, para pahlawan itu akan dikirim ke dunia lain yang berbeda dari dunia asal mereka. Kalau tidak beruntung, ada kemungkinan mereka akan terdampar selamanya di perbatasan kedua dunia.

Kau tidak bisa menganggap hal itu sebagai mengembalikan mereka. Setidaknya pikirku begitu.

“Karena mereka datang dari dunia lain, mereka harus pulang setelah semuanya berakhir”

Aku lambat laun memahami makna ucapan Rena.

Rena mempertimbangkan semuanya, baik luar maupun dalam. Tidak apa-apa asalkan tidak di dunia ini.

Itu sama saja dengan melepaskan ikan yang ditangkap di laut ke dalam air tawar.

“Kalau begitu aku akan kembali jika tidak ada pertanyaan lagi, Heibos”

Rena pergi.

“Hmm, Pahlawan adalah alat sekali pakai ya. Modes mungkin buruk rupa tapi dia tidak sejahat kalian, Dewa-dewa Elios”

Aku bergumam sendiri selagi melihat Rena pergi dari pintu masuk rumahku.

Aku tahu, Rena sangat mempengaruhi rencana pengusiran Modes. Dewi itu memang cantik, tapi kepribadiannya adalah yang terburuk.

Setelah itu, aku membaca catatan tertentu di atas meja ketika aku mau pergi ke tempat kerjaku.

Dia menulis surat ucapan terima kasih kepadaku karena dia berhasil memukul mundur Pahlawan, berkat Alat Bantu Pemanggil.

“Benar-benar orang yang jujur”

Aku tanpa sadar tersenyum saat membaca suratnya.

Dia suka mengirim surat ucapan terima kasih kepada semua orang yang membuatkan banyak hal padanya.

Dia ingin mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan itu juga, karena Modes akan dikalahkan jika aku membiarkannya begitu saja.

Para Dewa Elios, menyaksikan kekuatan para pahlawan dengan mata kepala mereka sendiri, memutuskan untuk menyegel Teknik Pemanggilan selamanya.

Namun, menggunakan Teknik Pemanggilan tidak sesederhana itu. Diperlukan berbagai Katalis sebelum melakukan Upacara Pemanggilan. Tidak sulit sih bagi Elios, tapi hampir mustahil untuk mengumpulkan katalis sebanyak itu di Nargol.

Mungkin merupakan hal yang bagus karena hampir mustahil melihat orang-orang dari Dunia Roh berdatangan ke dunia ini.

Ksatria Kegelapan Diehart.

Nama orang yang dipanggil oleh Modes.

Mengalahkan Modes akan semakin sulit karena keberadaan Diehart.

Kekuatan Pahlawan sangat dibutuhkan untuk melawan Diehart.

Terlebih lagi, bahkan Rena pun tidak bisa memperlakukan Pahlawan layaknya alat sekali pakai.

“Wah wah, aku ingin tahu bagaimana kelanjutan semua hal ini”

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Lin Feng

Jejak, ditunggu lanjutannya min

Lin Feng

Lanjut min