Ankoku Kishi Monogatari ~Yuusha wo Taosu Tameni Maou ni Shoukansaremashita~
Volume 1
Bab 2
[Teman masa kecil dan Pahlawan]
Penerjemah : DarkSoul
Sudut pandang anak muda yang dipanggil oleh Raja Iblis, Kuroki.
Kenapa Reiji ada di tempat ini?
Dan kenapa dia menjadi Pahlawan?
Dan kenapa juga teman masa kecilku, Shirone, juga disana?
Aku tidak bisa memahami situasinya.
Tapi, aku lega mengetahui bahwa Shirone masih hidup.
Itulah apa yang ada di pikiranku ketika aku menyaksikan gambar itu.
Alasannya, adalah karena lokasi Reiji yang sekarang tidak diketahui.
Shirone pergi bermain ke villa Reiji tepat setelah libur musim panas dimulai.
Lalu mereka menghilang begitu saja.
Mereka bahkan mengerahkan kelompok pencari untuk mencari mereka. Aku juga pergi ke villa itu untuk mencari Shirone.
Tapi. Aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Apa yang terjadi padaku.
“Tapi, syukurlah…Shirone baik-baik saja…”
Aku bergumam dengan suara pelan.
Aku dan Shirone sudah saling mengenal sejak lama karena orang tua kami sangat dekat satu sama lain.
Lalu, hubungan kami tetap berlanjut saat kami tumbuh besar.
Ada juga waktu ketika aku berlari-larian mengelilingi gunung bersama dengannya saat kami kecil.
Dan belajar ilmu pedang bersama di dojo ayah Shirone.
Karena itulah aku merasa khawatir ketika Shirone menghilang.
Shirone dan yang lainnya masih hidup di dunia ini.
Seharusnya aku bersyukur pada hal itu.
Dan mereka saat ini sedang bertarung di dalam gambar itu.
Sepertinya gambar dari pertempuran itu baru saja diambil.
Mungkin karena mereka sudah membantai seluruh pasukannya, Reiji dan gadis-gadis akademi cantik disana asyik mengobrol.
Air mata menetes jatuh dari mataku ketika aku melihat pemandangan itu.
Yang mengelilingi Reiji adalah gadis-gadis cantik yang terkenal di SMAku dulu. Gadis-gadis itu bercakap-cakap ria dengan Reiji.
Aku sangat iri padanya.
“Fumu…….”
Aku tiba-tiba mendengar suara dari sebelahku.
Tak kusadari, Modes, yang ada di sebelahku, sedang menatap wajahku.
“Fumufumu, aku mengerti……….”
Mungkin ada sesuatu yang aneh di wajahku.
Modes mengangguk-angguk seolah mengetahui sesuatu
“Kuroki-dono, ayo lanjutkan ceritanya. Sang Pahlawan tiba-tiba muncul setengah tahun yang lalu”
Modes memulai penjelasannya.
Setengah tahun lalu?
Aku yakin mereka menghilang sekitar satu minggu lalu.
Aku penasaran.
“Tiba-tiba mereka datang dan mulai menyerbu wilayah Nargol, pasukan Dewi bahkan hampir mampu mengalahkan pasukan Nargol. Tentu saja, aku tidak tinggal diam dan tidak melakukan apa-apa, aku mengirim bawahan Iblisku dan hewan sihir buas, tapi, hasilnya sama saja. Tepat 5 hari yang lalu, mereka bahkan mengalahkan pasukan elit terkuat kami. Ordo Ksatria Kegelapan. Kalau begini terus mereka seharusya sampai di kastil ini besok”
Ucap Modes dengan nada kesal.
“Ketika aku menyelidiki mereka, aku diberitahu bahwa mereka dipanggil dari Dunia Roh untuk mengalahkanku. Ditambah lagi, aku, Modes, mulai memikirkan sesuatu. Seharusnya oke-oke saja jika kami juga memanggil seorang mahluk dari Dunia Roh yang bisa mengalahkan pahlawan”
Berkata begitu, Modes menatapku.
“Orang itu adalah dirimu, Kuroki-dono”
“EH, tunggu sebentar…………”
Apa maksudnya itu……………
Aku berteriak dari dalam hatiku karena ucapan Modes.
“Bagaimana, Kuroki-dono. Tolong selamatkan kami dari mereka, dari Pahlawan”
Modes membungkuk padaku.
“Itu sangat tidak masuk akal…………..”
Singkatnya, dia menyuruhku untuk bertarung melawan Reiji dan gadis-gadis itu.
Itu adalah cerita yang sangat tidak masuk akal.
Midou Reiji, atau dikenal sebagai Reiji, ia adalah orang yang terkenal di SMP Kayou dan juga SMA yang aku hadiri.
Wajahnya tampan dengan tubuh yang ramping dan proporsional, tingginya sekitar 180 cm.
Mungkin karena ibunya keturunan luar negeri, Reiji mempunyai rambut bewarna coklat cerah yang tampak seperti blonde di bawah sinar matahari.
Lebih parahnya lagi, peringkat dan olahraganya bagus.
Keluarganya juga sangat kaya.
Dia benar-benar seorang karakter manga.
Karenanya dia sangat terkenal di kalangan gadis-gadis.
Tapi, meskipun dia sangat dipandang tinggi oleh sebagian besar cewek-cewek, sangat berbanding terbalik bagi anak-anak cowonya.
Alasannya sederhana, karena Reiji punya perilaku yang berbeda ketika menghadapi mereka dari jenis kelamin yang sama, dan mereka dari jenis kelamin yang berlawanan.
Dia baik, hanya pada para gadis.
Itulah apa yang aku pikirkan tentang Reiji.
Dan entah bagaimana, Reiji mempunyai kemampuan aneh yang dapat menyelamatkan gadis manis dari keadaan berbahaya pada tempat tertentu.
Jumlah wanita yang diselamatkan oleh Reiji tinggi.
Mungkin karena alasan itulah, gadis-gadis yang jatuh hati pada Reiji tidak pernah berhenti.
Ngomong-ngomong, aku tidak pernah mendengar cerita Reiji menyelamatkan seorang pria.
Tidak peduli seberapa bermasalahnya mereka, kalau dia laki-laki, dia pokoknya akan meninggalkan mereka demi dirinya sendiri.
Walaupun Reiji sangat-sangat baik pada cewek, dia sangat kejam pada cowok.
Inilah alasan Reiji dibenci oleh cowok-cowok.
Dari awal, Reiji sendiri mungkin tidak peduli pada persoalan semacam itu.
Gebetan cowok-cowok di sekolah yang sudah di tikung Reiji sangat banyak.
Terlebih lagi, ada alasan lain dari rendahnya popularitasnya.
Tapi, karena Reiji tidak pernah meminta gadis-gadis melakukan sesuatu yang tidak diinginkan mereka, mereka malah menyukainya, dan aku tidak pernah mendengar keluhan dari para cowok.
Mereka tidak punya pilihan selain menunggu.
Keluhan cowok-cowok yang gebetannya sudah ditikung Reiji mulai bertambah besar.
Mereka tidak bisa mengalahkan pria tampan.
Lalu, teman masa kecilku, Shirone, Akamine Shirone, juga merupakan salah satu dari mereka.
Mungkinkan Reiji menyapanya karena Shirone itu manis?
Atau mungkinkah karena dia yang disapa oleh Shirone, aku tidak tahu yang mana yang benar.
Bagiku, aku tidak ingin mereka berpacaran. Kemudian terjadilah pertengkaran ketika aku memberitahu Shirone tentang itu.
Itulah yang terjadi sebelum liburan musim panas.
Cinta pertamaku ditikung.
Aku, orang yang biasa-biasa saja.
Sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan ketika melawan Reiji. Aku tidak punya pilihan lain selain meninggalkan cinta pertamaku.
Monster ini, yang menyebut dirinya sendiri sebagai Raja Iblis, menyuruhku untuk bertarung melawan Reiji itu.
Itu terlalu tidak masuk akal.
Reiji kuat dalam segala hal.
Pada akhirnya aku akan kalah telak darinya.
Pada suatu hari, Kapten dari eskul Karate ingin balas dendam pada Reiji lalu bertengkar dengannya karena doi nya ditikung oleh Reiji.
Hasilnya, rahang Kapten dari eskul Karate hancur dan butuh 3 bulan agar bisa sembuh seperti sedia kala.
Ngomong-ngomong, Reiji tidak terluka.
Mungkin karena orang tua Reiji bergerak di balik layar, atau mungkin karena Kapten eskul Karate takut pada pengaruh keluarganya, aku tidak tahu yang mana yang benar.
Tapi, entah bagaimana tidak sampai menyebar ke publik.
Tapi, ada suatu rahasia di antara para pelajar di sekolah.
Bahwa ada seseorang yang menyukai ilmu bela diri, menantang Reiji.
Bahkan ada orang dewasa yang tubuhnya lebih besar dari Reiji.
Tapi, tidak ada seorang pun yang menang melawannya. Aku juga termasuk.
Reiji mungkin tidak ingat bahwa aku adalah musuh yang dia kalahkan dulu.
Aku bahkan tidak ingin mengingat kekalahan menyedihkan itu.
Apa lagi, adegan bertarungnya bruuk.
Aku sendiri adalah orang yang suka damai.
Kalau saja saat itu.
Masalah tentang pertarungan itu terlalu dipaksakan.
“Tunggu sebentar, Yang Mulia!!!”
Seseorang menyerobot kerumunan Monster.
Dan lagi, aku melihat sosok seorang manusia yang mengenakan baju zirah hitam pekat yang sedang berdiri di tempat itu.
Dia mempunyai kulit hitam dengan wajah tampan dan rambut pirang pucat. Kalau sosoknya hanya segitu saja, dia malah akan kelihatan seperti seorang yankee yang menyukai cosplay, tapi, ada satu pasang tanduk yang tumbuh dari kepala pria itu.
“Ooh, Lord Runfeld ya! Apa luka akibat serangan Pahlawan itu sudah disembuhkan?”
Seorang pria bernama Runfeld membungkuk hormat.
“Terima kasih atas perhatian anda, Yang Mulia. Tapi tidak perlu meminjam kekuatan dari orang yang asal muasalnya tidak dikenal seperti dia. Meskipun kami menderita satu kekalahan yang sangat memalukan, Ordo Ksatria Kegelapan kami masih dalam kekuatan penuhnya. Tolong, berikan saja perintah pada kami”
Seorang pria yang dipanggil Runfeld memohon pada Modes.
“Terlebih lagi………”
Dia memelototiku.
“Saya rasa orang ini tidak bisa menang melawan Pahlawan itu”
Tepat seperti yang dia katakan.
Aku secara tidak sengaja mengangguk pada ucapannya.
“Biarkan aku melihat kekuatanmu!!”
Setelah mengatakan itu, dia menarik pedang di pangkal pahanya lalu menebasnya ke arahku.
“Tunggu sebentar!!”
Aku memutar tubuhku untuk menghindari tebasan itu. Entah bagaimana aku merasa tubuhku terasa lebih ringan dari tubuhku yang biasa.
“Ha!!”
Runfeld terus belari ke arahku.
Tentu saja, aku menghindari serangannya yang berikutnya juga.
Lututku melemah, dan dengan kakiku yang terseok-seok terus menghindari serangan yang dilancarkan oleh Runfeld.
Aku menghindari serangan musuhku dengan gerakan seminimal mungkin tanpa merusak kuda-kudaku.
Aku mendadak menangkap tangannya setelah dia menyerangku berkali-kali dan menerbangkannya, begitu saja.
“Arghh!!”
Runfeld yang dilempar ke tanah, mengerang.
“Ah, maaf!!”
Aku tiba-tiba meminta maaf karena sudah melemparkannya ke tanah.
Tapi, belum berakhir.
“Sialannnnnn!!”
Runfeld mengangkat tubuhnya kemudian mengulurkan tangan kirinya ke arahku.
Dia mengeluarkan api hitam yang bekerlap-kerlip di tangan kirinya.
“Tunggu sebentar, Lord Runfeld! Sihir itu adalah!”
Tanpa memperhatikan peringatan Modes, Runfeld melancarkan api hitam di tangan kirinya ke arahku.
“RASAKAN API HITAMKU INI!”
Api hitam di tangan kirinya terus melebar.
Aku tidak bisa menghindari yang satu ini.
Jika aku melarikan diri dari api itu. Aku tidak punya pilihan lain selain berlari ke arah gerombolan monster yang mengelilingiku. Pergi ke arah sana dengan jarak sedekat ini, jarak antara diriku dan apinya membuat hal itu cukup sulit untuk dilakukan.
Api hitamnya mendekat.
Aku tanpa sadar mengulurkan tanganku ke depan untuk menangkap api itu.
Mataku terbuka pada adegan mengherankan itu.
Api adalah objek tak bermaterial, seharusnya merupakan zat yang tidak bisa oleh tangan.
Apa yang seharusnya terjadi pada situasi normal.
Tapi, aku saat ini menangkap api hitam itu dengan kedua tanganku.
Ketika aku mencoba untuk melenyapkan apinya, maka lenyaplah api itu.
“Tidak mungkin, api hitam milikku……..”
Runfeld menundukkan kepalanya ke bawah sambil menggumaman perkataan barusan.
Mungkinkah itu adalah teknik sihir terkuatnya.
Rasanya aneh.
Kendati aku sudah melihat baik-baik tanganku tuk memastikannya, tidak ada luka bakar di tanganku.
Ketika aku menigngat kembali sensasi barusan, api hitam tiba-tiba membara di tanganku.
“!!?”
Sungguh mengejutkan, aku dengan panik melenyapkan api hitamku.
Lalu aku bisa mendengar suara tepukan tangan seseorang.
“Kuroki-dono memang hebat. Runfeld-dono adalah Ksatria terkuat Nargol, meski demikian dia tidak bisa menyentuhmu, terlebih lagi, kau bahkan mempelajari api hitam”
Modes tertawa. Bahkan Pahlawan akan kalah jika aku menggunakan ini.
Api hitam macam apa ini?
Kalau dipikir-pikir, teman-temanku juga memunculkan api atau cahaya dari tangan mereka di gambar yang aku saksikan beberapa saat yang lalu.
Mungkinkah aku bisa menggunakan kekuatan tidak masuk akal setelah aku datang ke dunia ini?
Otakku tidak mampu memikirkan keadaan sekarang.
Dan lagi, apa-apaan yang dia maksud soal melawan mereka.
Dari awal saja, aku tidak punya alasan untuk melawan mereka.
Alasannya adalah karena aku seharusnya tidak melawan mereka.
Apa yang akan terjadi padaku jika aku bertarung melawan mereka?
Apakah aku tidak bisa kembali ke dunia asalku jika aku tidak melawan mereka?
Mungkin mereka berada di situasi yang sama denganku juga, fakta baha mereka juga tidak bisa kembali ke dunia asalnya kecuali mereka mengalahkan Raja Iblis?
Jika memang itu yang terjadi, bukankah akan menjadi situasi yang leih baik jika aku bekerja sama dengan mereka untuk mengalahkan Raja Iblis?
Kemudian, akan kumintai sang Dewi yang memanggil mereka untuk memulangkan kami ke dunia asal.
Tapi, apa Reiji bersedia kerja sama denganku?
Reiji dingin terhadap laki-laki.
Dia mugkin akan menendangku setelah mengatakan, dia tidak ingin melihat pria yang menyushkan.
Walau dia akan menyelamatkanku jika aku seorang gadis manis, sayangnya aku adalah seorang pria, ada sesuatu yang teruntai di selangkanganku.
Setelah mengalahkan Raja Iblis tanpa bantuanku, mereka mungkin kembali ke dunia asal dengan meninggalkanku.
Haruskah aku mengenakan pakaian wanita? Lalu mendekati mereka sambil menyembunyikan identitasku.
………Apa aku baru saja menjadi orang idiot.
Aku menggelengkan kepalaku yang sedang memikirkan tindakan bodoh semacam itu.
Itu adalah tindakan yang terlalu percaya diri.
Kalaupun ada alasan untuk Reiji, aku bahkan tidak ingin bertemu dengan Shirone dalam situasi itu.
Sekarang ini, aku sedang bertengkar dengan Shirone.
Itulah mengapa, bekerja sama itu mustahil.
Kalau memang begitu, aku harus melakukannya kan.
Dari awal saja, aku mungkin tidak bisa kembali jika aku meninggalkan orang yang memanggilku.
Aku menatap Modes.
“Err………apa aku tidak bisa kembali ke dunia asalku jika aku tidak mengalahkan mereka?”
Untuk saat ini akan kucoba untuk menanyakan hal itu.
“Eh….?”
Tapi, Modes berucap dengan nada terkejut seolah tidak menebak pertanyaan itu.
“……Cara untuk mengembalikan Kuroki-dono ya?”
Modes mulai merenung dalam-dalam.
Kemudian, dia mengeluarkan sesuatu seperti kertas di kantungnya.
Aku punya firasat buruk tentang ini.
Sepertinya Modes membaca surat yang ditulis di kertas itu.
“Mungkinkah………kau tidak tahu cara untuk mengembalikanku?”
Modes terdiam pada pertanyaan itu.
Kesunyian tak mengenakkan menyelimuti seluruh tempat ini.
“………Sepertinya tidak ada acara untuk mengirimmu kembali ke dunia asalmu pada teknik pemanggilan ini”
Itu adalah jawaban yang terburuk.
“T-TUNGGU SEBENTAR—!!!”
Aku tanpa sadar berteriak keras.
“APA-APAAN ITU!!!”
Dan tanpa sadar pula berteriak sekeras yang aku bisa.
Itu adalah perbuatan tanpa tanggung jawab kan?
“Ya, maafkan aku”
Modes minta maaf.
Sepertinya dia adalah orang yang pemalu, berbanding terbalik dengan sosoknya.
“Tunggu sebentar, Kuroki-sama”
Mona yang sedang berdiri di samping pindah ke depan Modes.
Dan melihat ke arahku dengan wajah yang seakan-akan ingin menangis.
Aku tidak bisa berkata apa-apa ketika aku melihat mata itu.
Mata semacam itu adalah senjata yang mematikan bagiku, yang tidak terbiasa dengan wanita.
“Tolong, Kuroki-sama. Tolong dengarkan cerita Modes-sama”