Share this post on:

Perjuangan Skill Gluttony 

Penerjemah: DarkSoul

Setelah meminum wine-nya sampai habis, aku memeriksa Roxy terlebih dahulu sebelum pulang ke tempat kumuh yang kusebut rumah. Karena insiden terkait Rafal dan saudara-saudaranya, aku tak berhenti mengkhawatirkannya. Semenyimpang apa pun Rafal, aku tahu dia tuh tipe orang yang tidak langsung menyakitinya, bayangan senyumnya tertanam dalam-dalam di kepalaku. Sekalipun sesuatu benar-benar terjadi, aku terlalu lemah untuk melindunginya, banter-banternya aku cuma jadi perisai daging.

Di bawah sinar rembulan, aku melihat gerbang kastil tempatnya menjalankan tugas sebagai penjaga gerbang.

Menarik nafas panjang dan rasa lega seketika menyelimuti diriku. Tampaknya kecemasanku sia-sia saja. Lalu, kepada gadis yang bekerja sangat keras, aku menghiburnya setulus mungkin, “Roxy-sama, tolong berusaha sebaik mungkin.”

Akan tetapi, persis ketika ingin pergi, sekilas bayangan yang seolah sedang memanjat dinding timur menarik perhatianku.

Titik buta bagi Roxy dan penjaga gerbang lain yang sedang berpatroli, namun terlihat jelas dari tempatku. Mereka seratus persen bandit. Sebab berani naik dinding pada tengah malam seperti ini, tidak ada orang yang dapat melakukannya selain para pencuri. Tergesa-gesa, aku bergegas menghampiri Roxy yang sedang berjaga.

“Roxy-sama, ada masalah mendesak!”

“Ada apa? Semestinya sekarang kau sudah pulang ….”

“Saya sedang berjalan-jalan saja dan kebetulan mendapati orang menyelinap ke kastil. Mereka memanjat dinding timur.”

“Benarkah?!”

“Tidak salah lagi, saya melihat mereka secara langsung.”

Tentu sulit untuk mempercayainya karena aku memberitahunya mendadak, aku mulai resah. Namun, Roxy menatap mataku dan bilang ….

“Aku percaya padamu. Aku akan ke sana sekarang, bisakah kau menggantikanku menjaga gerbangnya?”

“Ya, tentu saja.”

Roxy memberikan tombak berlambang Kerajaan.

“Semoga keberuntungan menyertai Anda, Roxy-sama.”

“Serahkan saja padaku. Karena aku masih meyakini kekuatan sendiri.”

Menghunuskan pedang putih, dia berlari ke arah yang kutunjukkan. Sangat cepat …. Toh dia seorang Holy Knight. Dalam sekejap mata, sosoknya menghilang dalam kegelapan.

Tak lama kemudian, terdengar teriakan banyak orang. Mudah membayangkan Roxy mengalahkan para pencuri satu per satu. Dari banyaknya teriakan, aku tahu jumlahnya besar. Lebih dari dua atau tiga bandit.

Walau demikian, Roxy tetap seorang Holy Knight. Dia takkan kalah oleh para pencuri. Keributannya perlahan-lahan berhenti dan malam menjadi sunyi. Tepat saat merasa lega karena semuanya sudah berakhir, seorang pria bertubuh gagah mendekatiku dari kegelapan.

Tidak salah lagi dialah salah satu pencuri yang melarikan diri dari Roxy. Saat dia menghampiri, cahaya bulan jelas menerangi sosoknya. Melihatnya …. Aku menarik nafas panjang

Tangan kanannya hilang, terpotong sampai buntung. Lukanya ditekan oleh tangan kirinya biar tidak pendarahan, dia berlari ke arahku. Kulitnya pucat pasi, pasti karena anemia kronis akibat pendarahan parah.

Aku menyiapkan tombak. Tidak boleh membiarkannya kabur. Meskipun pria itu akan mati, dia adalah bandit yang perlu ditangani. Walaupun aku adalah penjaga gerbang pengganti Roxy, membiarkannya pergi akan membuat masalah pada Roxy. Aku tidak boleh gagal mengalahkannya.

Musuh terluka. Biarpun aku lemah, harusnya dia bisa kukalahkan. Memberanikan diri, aku menusukkan tombak ke depan sekuat-kuatnya. Untungnya, tombak langsung menembus jantung. Pencuri itu maju dan memegang tombak, terlihat kemurkaan dari matanya. Dadanya pendarahan hebat, dia roboh ke tanah.

Badannya kejang-kejang sesaat, dan akhirnya tidak kejang-kejang lagi. Pencuri itu sudah mati.

“Aku, mengalahkan …. Eh?!”

Saat ini, aku merasakan sesuatu mengalir dalam tubuh dan mendengar suara robotik dalam kepala.

Gluttony skill telah diaktifkan.

Status diperbaharui
HP+120, Strength +150, MP +100, Spirit +100, Agility +130.

Appraisal, Mind-reading, Concealment, and One-handed Sword Technique skill telah ditambahkan.

Status diperbaharui? Skills ditambahkan? Suara apa ini? Maksudnya apa? Sensasi kenyang yang belum pernah kurasakan sebelumnya dari lahir hingga sekarang, entah sebanyak apa aku makan, tak pernah terpuaskan. Kini, sensasi puas ini rasanya terbaik.

Selagi tenggelam dalam sensasi asing pembangkit gairah ini, Roxy berteriak sembari menghampiriku.

“Kau tidak apa-apa? Kau terluka?”

Seraya bicara, dia meraih tanganku dan memastikan tiada luka.

Aku khawatir …. Entah bagaimana kulitnya pucat …. Ahh, aku khawatir.

Apa? Aku mendengar suara Roxy dalam kepala. Meski dia tak bicara, suaranya entah kesampaian di benakku.

“Ada apa?”

“…. tidak, tidak ada apa-apa. Tidak terluka.”

Benarkah? Alhamdulillah … aku benar-benar senang.

Aku mendengarnya lagi, suara yang lega atas keselamatanku. Ini, mungkinkah isi kepala Roxy? Ketika tangannya melepaskan diriku, aku tak bisa mendengar isi kepalanya lagi.

Sungguh misterius. Barangkali aku berhalusinasi karena tekanan dari pertarungan barusan. Pokoknya, aku tak boleh sembarangan menyentuh Holy Knight seperti Roxy semata-mata untuk memastikan apakah yang barusan halusinasi atau tidak.

Sebanyak sepuluh pencuri menyusup ke kastil, dan Roxy melawan semuanya sendirian. Sudah kuduga, Holy Knight hebat betulan. Tentu saja aku ikut serta dalam pembasmihan para bandit. Semuanya sukses karena Roxy mengejar dan melukainya separah mungkin sampai sekarat.

Maka dari itu, Roxy mesti mengambil semua penghargaannya.

“Roxy-sama, tolong ambil seluruh penghargaannya.”

“Aku tidak bisa. Kau mengalahkan satu, bukan?”

Bagiku, ada perkara lain, Rafal majikanku. Kalau dia mendengar kejadian ini, bahwa aku membantu Holy Knight lain, dia akan marah membabi buta dan tak tahu perbuatannya nanti. Apalagi, Rafal tak menganggap baik Roxy, dan dia bakalan lebih-lebih lagi menegurku.

“Semisal Rafal-sama tahu ini, posisi saya bisa dalam bahaya ….”

“Ah … itu benar. Aku mengerti. Aku tangani semua ini seperti saranmu.”

 “Terima kasih.”

“Seharusnya akulah yang berterima kasih. Bila tidak diberitahu, aku akan bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.”

Bahkan bagi seorang Holy Knight yang hidupnya sudah makmur, pertarungan memperebutkan kesuksesan sangat sengit. Aku yang berada di kasta terbawah, takkan merasakan kesulitannya.

“Jadi, biarkan aku mengucapkan terima kasih.”

“Tidak tidak, seorang Holy Knight tak boleh berkata begitu ….”

Ketika menundukkan kepala, kelihatannya dia tak suka sikapku dan pipinya menjadi cemberut. Karena dia tak pernah memasang ekspresi semacam itu sebelumnya, aku sungguh terkejut. Rasanya aku makin dekat saja dengan Roxy.

“Tunggu … Oh iya.”

Tiba-tiba tidak jaim, Roxy bertepuk tangan sekali. Aku tahu wajib menerima ucapan terima kasihnya, apa sih yang dia pikirkan itu? Detak jantungku kian cepat. Kemudian, dari mulutnya terurai sebuah pertanyaan ….

“Maukah kau bekerja untuk Keluarga Heart? Sekiranya kuberitahu ayah tentang insiden ini, dia pasti akan memberikanmu pekerjaan yang baik.”

“Eh?! Tapi skill saya tidak berguna … saya tak mampu melakukannya.”

“Tidak mungkin! Kau baru saja mengalahkan pencuri itu, kan?”

Hanya keberuntungan belaka, karena kali berikutnya sesuatu seperti ini terjadi, mustahil aku dapat membunuh orang lagi.

“Meski begitu, saya ….”

Bimbang karena keraguanku, pernyataan Roxy seperti pukulan terakhir kepadaku.

“Tidak perlu lagi meresahkan Keluarga Breric. Kecuali, aku ingin melayani mereka seumur hidup?”

“Urk.”

Dia melihat isi hatiku, tahu aku takut kepada perilaku Keluarga Breric. Terlepas dari hal demikian, dia masih ingin mempekerjakan diriku. Rasanya air mata ingin jatuh menetes saja.

Masa depan bekerja sampai mati untuk Rafal yang kepribadiannya terlampau buruk, dibandingkan kehidupan indah untuk Roxy cantik ini. Tidak perlu dipertimbangkan lagi. Karena, aku ini penggemar Roxy. Benarkah mimpiku telah terwujud?

“Terima kasih, saya sangat menghargainya, Roxy-sama!”

“Baiklah. Hari ini sudah sangat larut, tolong datang ke kediaman Keluarga Heart besok siang. Aku akan menunggu.”

Merasa sangat senang sampai mau terbang, aku menundukkan kepala kepada Roxy berkali-kali sebelum pulang. Sewaktu berada cukup jauh sampai gerbang kastil tak terlihat, aku melompat ke udara dan mengangkat tangan penuh kemenangan. Akhirnya, keberuntungan menghadiriku. Entah kenapa, tubuhku serasa ringan dari biasanya, dan itu sangat hebat. Aku bergegas kembali ke rumah kumuh dan bersiap-siap untuk hari esok.

Share this post on:
Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Manhera

Min, info statusnya yg keliatan cuman sebagian doang

Manhera

Yang ‘status diperbarui’ cuman sebagian yang keliatan